💎 || 13

3K 78 6
                                    

Hai.. h-hehe

***

03.27

Reinand memberhentikan mobilnya perlahan setelah memasuki gerbang rumahnya-berusaha untuk tidak mengganggu Nazia yang tertidur pulas di pangkuannya.

Deruan napas Reinand terdengar kentara pada keheningan di dalam mobil. Perhatiannya sepenuhnya tertuju pada istrinya yang tidur bersandar pada dada Reinand. Seulas senyum terpatri samar di wajah lelah itu. Tangannya terangkat mengelus pipi Nazia. Membuat sang empu membuka mata perlahan.

"Kita sudah sampai?" tanya gadis itu.

Melihat anggukan dari Reinand, Nazia berniat beranjak dari sana. Ia baru sadar posisi ini membuatnya canggung.

"Tidak perlu. Tidurlah kembali, aku akan menggendongmu hingga ke kamar." Reinand membuka sabuk pengamannya.

Nazia menolak dengan keras. "Kau akan kelelahan! Kau memangku aku selama sejam lebih, apa dirimu tidak lelah? Tidak usah, aku bisa berjalan, Tuan Muda." Nazia lagi-lagi ingin mengangkat diri dari sana namun Reinand menahannya.

"Kau yakin? Permintaanmu selanjutnya tak akan aku penuhi, lho. Jadi, kau ingin aku penuhi permintaanmu yang ini atau yang selanjutnya, Gadis Kecil?" Reinand mengangkat alis sebelah seraya memasang wajah misterius.

Dahi Nazia seketika berkerut. Wajahnya dipenuhi tanya terkait perkataan Reinand barusan. "Permintaan apa?"

Reinand mengangkat kedua bahu acuh membuat Nazia semakin penasaran. "Turunlah."

Tidak mau berlama-lama, Nazia mengangguk mengiyakan. "Iya." Dirinya turun dari mobil. Hampir saja jantungnya copot melihat beberapa orang yang sedang berdiri sejajar menghadapnya, dengan posisi mengangkat kedua tangan ke atas dan satu kaki mereka. Langit masih gelap dan seluruh pelayan itu mengenakan pakaian putih. Jika tidak langsung mengenali wajah Cloi di antaranya, mungkin Nazia akan pingsan kembali.

"A-apa ini?!" tanya Nazia terkejut.

"Hukuman bagi mereka," ujar Reinand enteng. Pria itu merangkul lengan istrinya. "Ayo masuk."

Nazia tidak bergerak. "Tunggu. Lalu mereka?"

"Tinggal lima jam lagi, itu sudah dekat. Ayo. Di sini dingin."

"Sudah tau dingin, kenapa kau menghukum mereka? Aku yang salah, kau seharusnya menghukumku, Reinand." Nazia menunduk merasa bersalah.

"Sudah kukatakan, aku tidak akan memenuhi permintaanmu, ayo masuk Gadis Kecil!"

Nada bicara Reinand yang semakin naik membuat Nazia pasrah untuk tidak membantah. Ia mengangguk patuh lalu mengikuti langkah Reinand di hadapannya.

Keduanya masuk dan berjalan beriringan menuju ke kamar mereka masing-masing.

"Tidur di kamarku!" pinta Reinand mencegah tangan Nazia yang berjalan menuju kamar gadis itu.

"Aku harus membersihkan diriku terlebih dahulu, Tuan Muda."

"Ayo, bersihkan bersama-sama. Aku akan membantumu membersihkan tubuhmu." Tanpa persetujuan dari Nazia, Reinand menarik tangannya menuju ruangan milik Reinand.

REINANDOUZS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang