💎 || 09

3.7K 86 2
                                    

Hy, hy, maap telat up hehe.
Jan lupa voment, guys.

SELAMAT MEMBACA ʕꈍᴥꈍʔ

***

13.22

Eskrim di siang bolong seperti ini entah mengapa terasa lebih enak. Padahal cuacanya tidak terlalu panas. Awan-awan menutupi matahari agar tidak menyentuh bumi.

Sekarang, Nazia sedang bersantai di sebuah kafe eskrim di pusat kota. Matanya memandang dengan leluasa jalan raya yang tidak terlalu ramai, dari dalam kafe. Rasa cookies and cream tentu menjadi favorit Nazia.

Matanya terus menatap ke luar hingga terpaku pada satu titik. Seorang anak kecil laki-laki berusia kurang lebih empat tahun memasuki kafe seorang diri. Sehabis berlari dan masuk ke dalam kafe, anak kecil itu terdiam di depan sebuah papan menu dengan gambar berbagai varian rasa dari eskrim di sana.

Nazia terus menatapnya, hingga anak kecil itu menatap Nazia balik. Lantas, anak kecil berpakaian seperti di musim dingin itu datang mendekat pada Nazia.

"Tante," panggil anak kecil itu.

"Ya?" Nazia menundukkan kepala, menyetarakannya dengan tinggi anak kecil itu. "Kau ingin eskrim?" tebak Nazia.

Anak kecil itu mengangguk menggemaskan.

Nazia tertawa kecil. "Tapi, beritahu namamu terlebih dahulu."

"Namaku Sancaka," katanya.

Nazia lagi-lagi tertawa gemas dengan penuturan anak kecil bernama Sancaka itu. "Baiklah. Panggil aku ... Zia saja. Kalo tante, itu terlalu tua padaku, hehe." Nazia terkekeh. "Ya sudah Sancaka, ayo kita beli eskrim!"

"Yeay! Zia!"

Nazia mengajak Sancaka pergi memilih rasa yang disukai anak itu. Sehabis memilih keduanya duduk di tempat semula.

"Sancaka, di mana orang tuamu?" Nazia bertanya disela-sela mereka menikmati eskrim.

"Kerja!" Sancaka berucap dengan nada kesal.

"Lalu? Kau ke sini dengan siapa?" tanya Nazia lagi.

"Bibi." Sancaka kembali menikmati eskrimnya. Wajahnya belepotan karena eskrim cokelat itu.

Nazia lalu mengambil tisu dan menyeka cokelat di seputaran mulut Sancaka. "Lalu di mana, Bibi?"

Sancaka mengendikkan bahu. "Ini enak, Zia! Caka mau lagi!" Sancaka berseru semangat. Eskrim yang dipesan beberapa menit yang lalu kini tandas tak tersisa.

"Baiklah, aku akan memesannya. Kau tunggu di sini!" Nazia segera beranjak memesan eskrim lagi.

Beberapa menit, gadis itu kembali ke tempat duduk yang ditempatinya tadi.

"Zia!" Sancaka memanggil. Anak itu menunjuk sesuatu yang baru saja keluar dari hidungnya.

Mata Nazia membulat sempurna melihat hal itu. Setetes darah terlihat keluar dari lubang hidung sebelah kiri milik Sancaka. Nazia langsung saja mengambil tisu dan menyeka darah itu.

Wajah panik Nazia membuat Sancaka tertawa. Anak kecil itu hampir saja roboh karena tertawa keras.

Nazia dibuat semakin bingung.

"Kau tidak apa-apa, Sancaka? Mengapa tertawa?"

"Itu artinya Zia terkena efek kekuatanku." Sancaka tertawa bangga.

"Hah?!" Nazia semakin bingung.

"Daddy bilang, darah yang keluar dari hidungku itu kekuatanku. Katanya, semua orang jarang memiliki kekuatan ini, Zia. Dan efek dari kekuatan ini kata Daddy orang-orang di sekitarku akan panik." Sancaka menjelaskan sesuai dengan apa yang ayahnya katakan padanya.

REINANDOUZS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang