💎 || 36

1K 36 0
                                    

SELAMAT DATANG, TEMAN-TEMAN💎

Jangan lupa buat Vote dan komen, ya Manteman。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。
Vote dan komen kalian pengaruh buat aku cepat update, hihii.

SELAMAT MEMBACA💎🤙

Nazia menutup pintu dengan kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nazia menutup pintu dengan kasar. Ia tidak peduli pada si pelayan yang kaget bukan main karena ulahnya.

Gadis itu berjalan cepat dan hentak menuju aula pernikahan. Suasana semakin ramai. Kedua mempelai pun sudah dipersilahkan untuk memasuki area.

Baguslah acaranya sudah dimulai, dengan begitu tidak ada waktu bagi Reinand dan Saga melanjutkan percekcokan mereka.

Eh, tapi tunggu. Mengapa hanya Levin dan Geisha saja yang keluar dari sana? Bagaimana jika mereka malah melanjutkan pertikaian itu?

Nazia membuang napas susah. "Lelaki-lelaki merepotkan!" Baru juga dua langkah menuju ruang tunggu, perut serta dada Nazia terasa aneh. Ia menutup mulutnya ketika rasa mual itu tiba-tiba datang. "Ohno! Baby, apa kau lelaki juga?"

Nazia mengganti langkah, menuju toilet. Kesampingkan dulu Saga dan Reinand yang mungkin sudah saling membunuh di ruang tunggu.

"Hoekk." Belum sampai di situ, ia kembali mual-mual hingga napasnya tersengal.

Nazia mengangkat kepala lalu melihat wajahnya di cermin. Ia kembali menunduk untuk memuntahkan isi perutnya.

Hembusan dan tarikan napas cepat terdengar di dalam ruangan itu. Ia kelelahan, tapi rasa mual itu terus menekannya.

Pintu tiba-tiba terbuka. Nazia tidak sempat melihat siapa yang datang, ia menyeka mulutnya lagi, lalu kembali muntah.

Dapat ia rasakan seseorang mengelus pundaknya. "Babyboy, kau menyusahkan Ibumu, ya?"

Nazia tau suara ini. Suara khawatir Reinand.

"Hooeekk." Itu yang terakhir. Perempuan itu mengatur napas seraya menyeka mulutnya dengan air.

Melihat hal itu, Reinand segera mengambil tisu lalu mengusap kedua tangan Nazia.

"Sudah mendingan?"

Nazia mengangguk pelan. "Ya." Ia mengusap dada pelan-pelan sambil menormalkan napas. "Fyuuh~" Sudah lebih baik.

"Kenapa tidak memanggilku?"

Nazia menoleh sebentar lalu segera mengalihkan pandangan.

"Kau menginginkan sesuatu?"

"Menginginkan apa?" Perempuan itu tidak minat menatap pria tampan yang berdiri di sampingnya.

"Sesuatu yang kau inginkan. Bukankah seorang wanita hamil banyak maunya?" Reinand terlihat berpikir sejenak. "Apa ya, um.. mengidam, ya itu!"

REINANDOUZS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang