💎 || 30

2.3K 63 15
                                    

SELAMAT DATANG
KEMBALI, MY 💎

SELAMAT DATANGKEMBALI, MY 💎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◖⚆ᴥ⚆

Sejenak keduanya saling beradu tatapan.

Mata indah itu, wajah itu, rambut itu, serta tubuh yang kini bersanding di samping Saga adalah hal yang paling dirindukan Reinand.

Pria itu mengambil langkah ke depan. Berjalan cepat menghampiri tubuh Nazia yang sedang menatapnya tegang.

“Nazia.”

Suara lembut itu sontak membuat seluruh bulu kuduk Nazia berdiri tegak. Maniknya menatap tanpa jeda pada objek di hadapannya.

Kakinya berjalan mundur selangkah ketika sosok tampan itu sudah berada di hadapan. Nazia menoleh pada Saga yang sedang menunjukan tatapan dingin pada Reinand.

Saga menatap keduanya secara bergantian. Mengetahui Nazia pasti ingin menghindari pertemuan ini, membuat Saga berinisiatif untuk menolongnya. Namun sebelum Saga mengangkat bicara, Nazia memberikan kode untuk jangan melakukan apa-apa.

Nazia tidak akan melibatkan Saga untuk hal ini. Ia tidak mau hubungan Kakak beradik itu semakin renggang.

Kepala Nazia menengadah ke atas kala tubuh yang lebih besar darinya itu tiba-tiba memeluknya begitu erat. Nazia menahan air matanya dan berusaha untuk tidak membalas pelukan itu. Nazia merindukan Reinand juga.

Tubuh itu bergetar.

Tubuh yang sempat terkulai lemah beberapa hari yang lalu itu menangis. Walau tidak bersuara, Nazia tahu pria yang sedang memeluknya tengah menangis.

Pria itu menyandarkan kepalanya pada pundak Nazia. Ia semakin mengeratkan pelukan itu.

“Aku pikir aku telah kehilanganmu.”

Untuk pertama kalinya Nazia mendengar suara itu terdengar takut. Suara yang sering terdengar lantang dan berani, lemah untuk pertama kali.

Mata Nazia menoleh pada luka di kepala Reinand. Ia tersenyum kecil karena luka itu kian membaik. Dengan berat hati ia melepaskan pelukan itu. Nazia membuat jarak di antara keduanya.

“Aku harus pergi.” Ia beranjak dengan sepihak, membuat lawan bicaranya mencegah begitu cepat.

“Kau akan meninggalkanku lagi?” Suara serak Reinand menyapu pendengaran gadis yang diam seribu bahasa. “Huh?” Reinand kembali mengikis jarak. Tangannya terangkat memegang dagu Nazia untuk membalas tatapannya.

Nazia tidak bisa menatap mata itu. Ia mengalihkan pandangan.

“Tatap aku dan katakan kau akan meninggalkanku.” Wajah Reinand maju, memandang setiap sudut wajah cantik yang berjarak hanya beberapa senti darinya.

REINANDOUZS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang