💎 || 23

2.1K 63 5
                                    

Hola, Wlecome Welcome!👋

Met membaca Zeyeng-zeyeng🍓

◖⚆ᴥ⚆◗

Wanita berpakaian rapi dan sopan itu berjalan cepat menuju ruangan yang tadi dimasukinya. Cloi menggeser pintu, melihat Reinand yang baru saja selesai dari ruang ganti.

"Tuan Muda." Cloi berjalan menghampiri.

Melihat Cloi, Reinand teringat dengan pertanyaannya beberapa menit yang lalu. "Di mana Nona Muda?"

Cloi terlihat menegang mendengar pertanyaan Reinand. Ia menetralkan napas dan degupan jantung sebelum bersuara. Pasalnya, tadi pagi beberapa pelayan berkata padanya jika mereka melihat Nazia berlari keluar. Cloi yang pada saat itu tengah sibuk di dapur panik mendengar hal itu. Ia lekas menyuruh para bodyguard untuk menyusul Nazia.

Keterdiaman Cloi membuat Reinand resah. "Di mana dia, Cloi?" ulang Reinand.

"Beberapa pelayan tadi pagi melihat Nona tiba-tiba berlari keluar, Tuan Muda. Tapi beberapa bodyguard segera menyusul Nona Muda."

Pikiran Reinand kalut. Ia takut jika apa yang dipikirkannya sejak semalam benar-benar terjadi. Rahang Reinand mengeras marah. Ia menatap tajam wanita yang sudah merawatnya lama. "Aku akan pergi mencarinya, awasi perempuan itu." Perempuan yang dimaksud adalah Azzalea-si gadis malang semalam.

"Tuan Muda, kondisi anda tidak memungkinkan," cegah Cloi khawatir. Banyak sekali pertanyaan dibenak Cloi tentang sang majikan. Tapi ia tahu untuk saat ini belum waktunya ia bertanya.

Reinand tak mempedulikan hal itu. Ia menyinggahi kunci motor di nakas. Walau dalam langkah yang tidak stabil ia terus berjalan keluar ruangan.

Pria berkemeja putih Linen longgar itu menyusuri lorong rumah sakit di lantai 6. Kakinya yang beralas sendal jepit berwarna hitam menapak di lantai marmer menuju lift. Pria tinggi itu berdiri tepat di depan pintu lift, menunggu.

Lift terbuka, menampilkan seorang pria tampan dengan balutan pakaian seorang dokter, serta kacamata yang bertengger di hidungnya. "Tuan Muda?" Reyzan keluar. "Anda harus lebih banyak istirahat, mengapa berkeliaran seperti ini?"

"Ah, Reyzan. Ada yang harus aku urus," ujar Reinand memasuki lift.

"Tapi Tuan Muda."

"Aku tidak apa-apa, Dokter." Reinand menarik senyum lalu menepuk pundak Reyzan sekali. Pria itu lantas menekan tombol membuat pintu lift tertutup meninggalkan Reyzan yang menatap Reinand khawatir di lantai 6.

Reinand keluar dari lift ketika sudah sampai di lantai dasar. Ia harus menelusuri lorong terlebih dahulu sebelum sampai di pintu utama.

Prang!

Langkahnya berhenti tepat di depan sebuah ruangan yang terbuka. Kepalanya menoleh pada sosok yang menyebabkan bunyi kuat itu.

Sebuah gelas pecah tak terbentuk berserakan di lantai. Sang empu berusaha turun dari brankar berniat membersihkan beling-beling. Memegang sebuah gelas saja susah, apalagi mengumpulkan beling-beling itu.

Reinand begitu lama memperhatikan tingkah gadis yang ia selamatkan semalam. Kakinya lantas berjalan pelan memasuki ruangan. Reinand seketika berjongkok memungut pecahan tajam di lantai.

REINANDOUZS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang