💎 || 42

687 25 6
                                    

SELAMAT DATANG KEMBALII
💎💎

Sebelum masuk ke cerita, aku mau bilang trima kasih banyak buat kalian yang udah bacaa terlebih yg setia bgt vote cerita aku, hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum masuk ke cerita, aku mau bilang trima kasih banyak buat kalian yang udah bacaa terlebih yg setia bgt vote cerita aku, hehe

Dan cerita ini udah mau ending guys, jadi nantiin dengan antusias ya sama endingnyaa!

Nggak nyangka bgt udah bisa di posisi ini, thank you so much GUYS!

Sebenarnya banyak bgt yg pen aku blg, salah stunya tentang crta baru aku, tapi ntar aja lah ya setelah crta ini tamat, biar sreg aja gituuhh.

Ohya, pen happy end or sad end?
Tergantung Author lah, ye nggak?

Udah ah, maafin sy krna byk bcot dritdi hwehwe🗿😔

***


Langkah kaki yang sangat hati-hati menyentuh sebuah lantai semen di lorong gelap.

Sepanjang lorong hanya diterangi cahaya obor yang cukup redup.

"Cloi, mereka mungkin ada di atas sana." Nazia menyamakan langkahnya, lalu menggandeng lengan si wanita yang jauh lebih tua darinya.

"Ya. Kita akan lewat sini. Mungkin jalannya sedikit kotor dan menyeramkan, tapi inilah jalan satu-satunya." Setelah keluar dari lorong, butuh beberapa menit bagi mereka menemukan sebuah pintu kayu yang tertutup kardus-kardus. "Nona, jangan kaget jika nanti melihat ular atau serangga yang menjijikan."

Nazia mengangguk agak tegang. Tak
apalah, yang harus ia pikirkan sekarang adalah bayinya.

"Ini dikunci." Nazia memandang sebuah slot usang yang terpampang di knop pintu. Ia mundur lalu menatap Cloi yang berusaha mencocokkan kunci di antara beberapa kunci tadi. "Kau yakin kunci pintu ini terdapat di sana? Mereka bahkan tidak tau dengan ruangan ini."

"Ya, tidak ada kuncinya sama sekali." Cloi menghela napas frustasi lalu melihat ke sekitarnya.

"Gunakan ini." Nazia memungut sebuah balok. "Slot ini sudah lama, mungkin akan cepat terbuka jika kita memukulnya."

"Biar saya saja, Nona."

"Eh, tidak-tidak, kita lakukan bersama."

"Nona biar saya saja. Anda sedang hamil besar."

"Cloi-"

"Nona, saya mohon." Cloi menyentuh kedua lengan Nazia, lalu menuntunnya untuk duduk di atas sebuah balok yang tak jauh dari sana.

REINANDOUZS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang