prolog

216 8 5
                                    

"Arsyad"

"Arsyaddd..."

"Arsyad!!"

"Coba bilang sekali lagi?" Tutur Arsyad perlahan berjalan mendekati sang istri

"Arsyad" bals sang istri dengan enteng

"Kenapa? Zia!" Tanya Arsyad penuh penekanan di bagian nama sang istri

"Ish, kok panggil nya Zia sihh" kesel Zia dengan memayun bibir nya

"Gimana, rasanya dipanggil nama?" Tutur Arsyad terus menerus menatap sang istri dengan nada lembut

"Ya habis ya? Kamu buat aku cemburu. Katanya gak boleh dekat dekat sama yang bukan mahram, tapi kamu berduaan, ngobrol lagi" Sindir Zia dengan nada kesel

"Sayangg, dengerin mas. Mas tadi bukan sekedar ngobrol hal yang gak penting, tapi ukhti tadi hanya menanyakan tentang pelajaran yang belum dia mengerti" tutur Arsyad lembut

"Kan bisa aja, Tanya sama teman. Emang dia aja yang mau genit!" Celetuk Zia tajam

"Sayangg... Gak boleh gitu ngomong nya, gak baik" tegur Arsyad lembut

"Emang bener kok. selama ini, siapa coba? Yang gak suka sama Gus Arsyad Al qoyyuum Mahardika syofahem arbian rafasyadenkha, Hm??" Omel zia terus terusan tanpa henti

"Udah ahh!" Tegur Arsyad langsung merangkul tubuh sang istri berjalan menjauhi tempat itu "kasiaaannn... Istri mas, Cemburu ya? Sayang niihhh"

Zia yang di manjakan seperti itu, hanya memanyunkan bibirnya, sedang Arsyad mengelus kepala sang istri dengan sangat lembut dengan tingkat nya.

/\/\

"Nau" panggil Zia

"Apa sih" desik Naura

"Lihat?"

"Apaan!" Naura menatap mals

"Lihat!!" Kesel Zia, kenapa Naura yang tak kunjung menatap arah tunjukkan nya

"Yang mana? Bagian yang Lo tunjuk, itu banyak. Mana satu!" Bals Naura yang mencari sumber Arah tunjukkan Zia

"Masa gak lihat sih, Segede itu! Itu lohh, byakta brakhtian Irshad rafasyadenkha" kesel Zia

"Terus?"

"Kok nanya sihh" kesel Zia

"Ya gue gak ngerti! Gue tau kok, disana ada Gus Irshad. Maksudnya gue kenapa?!" Bals Naura ikut kesel

"Ya ganteng aja" singkat Zia

"Kalau itu, gue juga tau kali! Gus Arsyad, Gus Irshad dan ustadzah Tira juga cantik kali. Secara kan mereka keturunan nabi, dan keturunan habib Munzir Al qoyyuum rafasyadenkha, Emang sempurna. Secara dia habib dan biasanya keturunan nabi Muhammad Saw pasti ganteng dan cantik, lihat aja istri habib, cantik kan"

"Gue tau!! Emang kita yang biasa biasa aja, jelek! Secara kita gak ada hubungannya darah sama nabi Muhammad" ketus Zia

"Iihh, gue keturunan nya ya? Tapi, emang jauh sihh" bals Naura memanyunkan bibirnya

"Gak usah kepedean lu!" Ketus Zia

"Ekhem...!" dehaman ustadzah Tira yang tadi Mendengar perdebatan mereka

Mereka Mendengar deheman seseorang di belakang nya, Zia dan Naura sontak saling menatap, dengan perlahan mereka memberanikan dirinya menatap kearah belakang.

/\/\

"Saya terima nikahnya, Shazia aneira hayfa fadhela binti Mahesa dharma putra Pratama Bhaskara dengan maskawin seperangkat alat sholat dibayar tunai" ujar Arsyad tegas dengan satu tarikan nafas

"Para saksi, sah!"

"Sahhhh...." Seru mereka bersama

"Alhamdulillahhhh, bismillahirrahmanirrahim..." Mereka semua menadah tangan untuk berdoa.

"Alhamdulillah, sekarang kalian sah menjadi suami istri" tutur pak KUA

Arsyad hanya tersenyum, sedang Zia terlihat datar.

"Kenapa nikah nya sama Abang nya sihh, gue kan pengen nya nikah sama Irshad" dengus Zia bergerutu dalam hati nya

Setelah acaranya selesai, mereka memutuskan untuk makan, makanan yang sudah di hidangkan untuk tamu. Selamat proses sesi makan, Arsyad tidak melihat Tira sama sekali disisi mana pun.

"Umi, Tira mana?" Tanya Arsyad sambil berjalan menghampiri umi eila yang sedang menyambut tamu yang datang.

"Apa?" Bals umi eila sambil menoleh kearah Arsyad

"Tira mana? Soalnya aa' gak lihat tadi" tanya Arsyad

Mendengar kalimat itu, umi sontak menatap sekeliling mencari anak bungsunya itu.

"Oiya, umi baru sadar loh? Umi minta tolong ya, cariin adek kamu. Umi takut terjadi apa apa, dia kan gak mau kamu nikah dulu. Katanya takut kamu gak sayang dia lagi" ujar umi eila yang khawatir dengan keadaan anaknya

"Astagfirullah, adek ngomong gitu umi?" Arsyad kaget saat mendengar kalimat umi eila Baru saja

"Iya, makanya umi kaget pas kamu tanya adek" bals umi eila

"Yaudah, Arsyad cari dulu" Arsyad bergegas mencari keberadaan adeknya itu

"Eh!! Acaranya?" Tanya umi eila yang menatap tamu yang masih menikmati hidangan

"Acara ini kan hanya pelengkap umi, gak papa kalau di tinggal. Arsyad gak mau, kalau Tira kenapa kenapa" bals Asraf yang terlihat khawatir dengan keadaan Sang adek

"Yaudah, hati hati" bals umi eila menatap kepergian putranya itu

"Iya umi, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

/\/\

Gimana cuplikan nya, ada penasaran?
Penasaran bukan? Masukkan ke perpustakaan Kalian yaa, biar gak ketinggalan.

Apa yang kalian butuhkan, selalu ada. Jadi jangan lupa stey tune terus, updated tan author.

Jangan lupa vote komen dan shere, ke teman teman kalian yaa.

Babay...
Se you next time
Love you


my brother is my husband || end ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang