Diruangan yang sangat luas dan besar, ada tiga orang saling berpasang pasangan. Sebut saja ruangan itu kamar, kamar untuk anak yang mager untuk keluar rumah. Kamar itu tergambar sangat berantakan hingga bantal dan guling tidak pada tempatnya, di temani music DJ dengan mematikan Lampu.
"Huhh!!!"
"Sayang, minum lagi?" Tawar seorang lelaki yang berkulit putih
"He'eh" balas Zia dengan sempoyongan
Lelaki berkulit putih itu langsung menuangkan minuman alkohol di mulut Zia di tubuh sempoyongan
Kedua temannya itu sambil menikmati musik DJ sambil bergoyang badannya.
"Zi, aman kan ini?" Tanya diva memastikan bahwa rumah ini benar-benar hanya mereka berenam saja
"Aman, papa sama mama gue kan lagi pergi, dan gak akan ada yang gangguin kita" bals Zia
"Iya, sayang. Kayak biasa" bals pacar nya diva
"Oke deh" bals diva dengan perlahan menikmati suasana kamar itu
"Oke, cirs!!" Seru Mia menanjung tinggi gelasnya
"Cirs!!"
Tanpa mereka sadari, langkah demi langkah mendekati kamar Zia yang kini terdengar sangat berisik karena music DJ nya itu. Tanpa aba-aba seorang laki-laki dan perempuan membuka kamar pemilik putri nya dengan tatapan tajam.
"ZIA!!" Mahesa menatap enam orang itu dengan tatapan tajam
Sontak ke enam orang yang di ruangan itu menatap kaget.
"Papa" Zia menatap Mahesa dan Nafisah shock, repleks Zia langsung mematikan DJ nya dan menghidupi lampunya
"PULANG SEMUA!" usir Mahesa dengan tatapan marah
Zia yang tak berkutik, Hanya memerintahkan temannya itu untuk pulang dengan ekspresi wajahnya. Kelima teman nya yang mengerti maksud Zia langsung pergi dari kamar Zia dengan membawa tasnya masing-masing.
"SINI IKUT PAPA!!" perintah Mahesa dengan menarik paksa tangan Zia
Nafisah yang melihat hal itu, mengikuti Mahesa dan Zia dengan tatapan khawatir
"Sakit pahh.." keluh Zia
"MAU JADI APA KAMU, HAH! GAK BISA DI ATUR, KAMU PIKIR YANG KAMU LAKUKAN ITU BAGUS!" marah Mahesa
"EMANG SALAH YA? KALAU AKU AJAK TEMAN TEMAN AKU KERUMAH" bantah Zia
"Engga, tapi__"
"DIAM MAH!" sentak Mahesa memotong perkataan Nafisah
"TEMAN TEMEN KAMU, ITU AKAN MENJERUMUS KAN KAMU YANG GAK BAIK, KAMU PIKIR PAPA GAK TAU, KAMU MABUK!"
"SELAMA INI PAPA GAK PERNAH PERDULI SAMA AKU, PAPA CUMA PEDULI KERJAAN PAPA, PAPA EGOIS!" teriak Zia
"MULAI BESOK, PAPA AKAN MASUKIN KAMU KE PESANTREN!" tegas Mahesa
"ENGGA! AKU GAK MAU" tolak Zia dengan ingin berlari, tapi Mahesa gerak cepat untuk mencegah pergerakan anaknya.
Mahesa menarik paksa Zia untuk masuk kedalam kamar, dengan terpaksa Zia masuk kedalam kamar nya, dengan cepat Mahesa mengunci pintu kamar anaknya.
"PAH, BUKA PAH!! PAPA" pekik Zia histeris sambil menggedor-gedor pintu kamar nya
"Pah kasian" tutur Nafisah
"Mah, didik anak gadis itu gak pake halus, makin kita halusin, makin dia melunjak!" Kesel Mahesa
"Tapi pah__"
"Diam mah" sentak Mahesa memotong pembicaraan Nafisah "papa akan antar Zia ke pesantren temen papa, biar Zia terdidik dengan baik"
Nafisa menghembus nafas pasrah "yaudah minum dulu" tutur Nafisah langsung menyuguhkan air putih didekat meja tepi kasur
Mahesa menerima air pemberian dari sang istri dengan langsung meminum nya "sakit kepala papa, perkara ini. Heh!!" Dumel Mahesa
"Sabar...."
Mahesa menghembus nafas panjang. Setelah meminum nya Mahesa Langsung kembali memberikan gelas di tangan nya kepada sang istri.
Mahesa dan Nafisah terduduk di sisi tepi ranjang kasurnya, sambil menikmati keheningan mereka berdua juga tak membuka suara, untuk sekedar bertanya dan menjawab.
Setelah beberapa menit melahirkan, Nafisah dan Mahesa pulang kerumah dengan menggunakan kendaraan pribadi nya, sambil menyetir Mahesa sesekali melirik ke sang istri dan anak dengan tatapan bahagia. Mahesa sangat bahagia menyambut buah hati nya sama sang istri.
"Pah, senyum dia" seru Nafisah
"Aduh aduhh... Ganteng banget sih anak papa" bals Mahesa menatap nanar anaknya gemes
"Mas, foto ini mau kita letakkan di mana ya?" Tanya Nafisah menatap selembar foto ditangan nya
"Kita simpan aja di album, nanti kalau anak kita udah gede, baru kita foto bareng" jawab Mahesa sesekali melirik ke arah anak dan istrinya dan ke arah kemudi.
Sebelum pulang dari rumah sakit, Mahesa sempat mencuci foto sang anak, untuk sebagai kenangan.
Nafisah menatap nanar anaknya dengan tersenyum bahagia "mau kasih nama siapa mas?" Tanya Nafisah yang sorotan matanya tak terlepas menatap anaknya
"Bagus nya apa ya?" Tanya Mahesa agar sang istri ikut campur tangan untuk membuatan nama sang anak.
"Terserah kamu aja" malah Nafisah menyerahkan semuanya kepada sang suami soalnya nama anaknya
Sambil menyetir, Mahesa sambil berpikir nama yang tepat untuk anaknya itu
"Ziadam Alexander Graham, nanti kita panggil dengan sebutan Adam, gimana Bagus gak??" Tanya Mahesa yang terus menatap sang anak tanpa fokus ke jalanan
"Nama yang Bagus mas, nanti aku__" ucapan Nafisah terhenti saat melihat mobil track yang melaju dengan oleng kearahnya.
"Mas awas!!" Pekik Nafisah histeris
Tapi, Mahesa kalah cepat mencegah mobil track, hingga mobil nya dan track bertabrakan dengan tanpa arah. Yang ada di dalam mobil berhamburan keluar, pertama kali yang diingatan Nafisah adalah anaknya, tapi dari sorotan matanya tak tertangkap sosok anaknya bahwa tangisan anaknya pun tidak terdengar sama sekali, hanya suara segerombolan orang yang tengah sibuk membantu nya, bahkan Mahesa sudah tidak sadar kan diri. Dan mereka langsung disegerakan bawa kerumah sakit.
Mahesa menatap sang istri dengan tatapan binggung, entah kenapa tiba-tiba sang istri mengeluarkan air mata nya.
"Kenapa kamu nangis?" Tanya Mahesa
"Gak papa" jawab Nafisah sambil Menghapus air mata nya dengan langsung merebahkan tubuhnya di kasur.
Melihat tanggapan sang istri seperti, Mahesa hanya terdiam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Sedangkan Zia, semua barang barang yang ada didalam kamarnya sudah berserakan tanpa arah, bahkan kamar itu tergambar seperti gudang.
"Heh! Papa egois" kesel Zia
Bahkan rambut nya saja kusut berantakan tanpa aturan, Zia menyenderkan tubuhnya di samping kasur dengan raut wajah sedang tidak mood, bahkan mood nya hari ini benar benar hancur.
"Aaakhh!!" Teriak Zia berutal
Shazia aneira hayfa fadhela, anak tunggal dari pasangan Mahesa dharma putra Pratama Bhaskara dan Fadhela Izza Nafisah Adara. Bisa di panggil Zia, Zia sekarang menginjak usia 22 tahun dan kini masih berkuliah setengah semester, Zia sangat bebas dengan pergaulan anak sekarang bahkan Zia mempunyai pacar bersama fenly Cristiano Wiyata, dan fenly juga masih berkuliah di jurusan sastra. Mahesa juga memiliki perusahaan ternama di Jakarta, dan Mahesa juga membangun perusahaan itu bersama kedua Sabahat nya, dan kini berkembang pesat.
/\/\
Hay!
Gimana ceritanya?
Komen dong!
Jangan lupa vote ya
Stey tune terus updated author
Bye!!
KAMU SEDANG MEMBACA
my brother is my husband || end ||
Random"terkadang, cara cinta mengajarkan kita kuat. kuat untuk semua hal. cinta emang terdengar romantis, tapi tak selamanya cinta itu terdengar romantis. hidup di penuhi cinta itu emang bagian dari hidup, tapi tak selamanya orang merasakan cinta." 512024...