VII

44 4 0
                                    

Seluruh santriwan dan satriwati sedang menyantap hidangan makan siangnya, dengan tertib mereka makan dengan tenang. Tapi Zia masih sibuk mengutak-atik nasi nya dengan sambil ngelamun dengan tersenyum bahagia. Naura yang melihat hal itu, menatap Zia binggung.

"Zi! Zia..." Panggil Naura sambil menyenggol lengan Zia

"Apa sih" bals Zia kesel

"Kamu kenapa? Kok senyum senyum?" Tanya naura

Zia kembali menatap Naura yang sejak tadi tak merespon perkataan Naura. "Gue mau pacaran deh"

"Astagfirullah!" Kaget Naura saat Zia belum menyelesaikan ucapannya

"Gak baik zi... Pacaran itu di haram kan" nasehat Naura

"Belum juga gue selesai ngomong!" Kesel Zia menatap Naura

"Jadi kamu__?"

"Jadi kalau gak boleh pacaran, terus gimana? Mau menjalani hubungan sama cowok!" Gereget Zia

"Ta'aruf" singkat Naura

"Apa tu?" Tanya Zia binggung

"Perkenalkan dalam Islam, sebelum menikah. dan itu bukan pacaran, dan di perbolehkan dalam Islam untuk mengetahui satu sama lainnya" jelas Naura, sedang Zia hanya mengangguk mengerti.

"Udah, habisin makanan nya. Jangan sampai tersisa, mubazir" peringat Naura, langsung melanjutkan makannya.

/\/\

Setelah beberapa menit melakukan belajar mengajar di kelas, seluruh santriwan dan santriwati keluar dari kelas untuk mengistirahatkan tubuh sejenak. Dan lingkungan pesantren sudah dipenuhi dengan santriwan dan santriwati, dengan berbagai kegiatan nya masing-masing.

"

Nau" panggil Zia

"Apa sih" desik Naura

"Lihat?"

"Apaan!" Naura menatap mals

"Lihat!!" Kesel Zia, kenapa Naura yang tak kunjung menatap arah tunjukkan nya

"Yang mana? Bagian yang Lo tunjuk, itu banyak. Mana satu!" Bals Naura yang mencari sumber Arah tunjukkan Zia

"Masa gak lihat sih, Segede itu! Itu lohh, byakta brakhtian Irshad rafasyadenkha" kesel Zia

"Terus?"

"Kok nanya sihh" kesel Zia

"Ya gue gak ngerti! Gue tau kok, disana ada Gus Irshad. Maksudnya gue kenapa?!" Bals Naura ikut kesel

"Ya ganteng aja" singkat Zia

"Kalau itu, gue juga tau kali! Gus Arsyad, Gus Irshad dan ustadzah Tira juga cantik kali. Secara kan mereka keturunan nabi, dan keturunan habib Munzir Al qoyyuum rafasyadenkha, Emang sempurna. Secara dia habib dan biasanya keturunan nabi Muhammad Saw pasti ganteng dan cantik, lihat aja istri habib, cantik kan"

"Gue tau!! Emang kita yang biasa biasa aja, jelek! Secara kita gak ada hubungannya darah sama nabi Muhammad" ketus Zia

"Iihh, gue keturunan nya ya? Tapi, emang jauh sihh" bals Naura memanyunkan bibirnya

"Gak usah kepedean lu!" Ketus Zia

"Ekhem...!" dehaman ustadzah Tira yang tadi Mendengar perdebatan mereka

Mereka Mendengar deheman seseorang di belakang nya, Zia dan Naura sontak saling menatap, dengan perlahan mereka memberanikan dirinya menatap kearah belakang.

my brother is my husband || end ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang