XXXV

23 1 0
                                    

Arsyad sudah pulang seminggu yang lalu, selama masa pemulihan, Arsyad tinggal bersama orang tua nya. Sedangkan Zia masih dirumah orang tua nya untuk menenangkan diri dari masalah kemarin, bagaimana pun itu berat buat Zia.

"Umi, aa' pulang ke rumah orang tua Zia, bagaimana pun Zia istri aa'. Setelah kejadian kemarin, aa' rasa Zia belum mengeikhas kan" kata Arsyad minta izin

"Aa' agak mendingan?" Tanya eila

"Alhamdulillah, seperti nya aa' agak lumayan dari sebelumnya" bals Arsyad

"Yaudah, kalau kamu baik baik aja, kamu boleh pergi. Tapi ingat! Kondisi kamu, umi juga titip Zia yaa, jangan paksa kalau dia gak mau"

"Iya umi, makasih" peluk Arsyad sebelum diri nya pergi

"Iya" bals eila terharu

Melihat momen itu, Tira yang ada disekitarnya tersenyum senang. Berlahan langkahnya mendekati, Arsyad yang menyadari kehadiran Tira langsung melepaskan pelukannya kepada eila dengan kembali memeluk Tira erat.

"Kamu harus jaga kandungan kamu dengan baik ya, jaga kesehatan. ingat pesan umi sama Abi. Dan taat sama Fajri suami kamu" pesan Arsyad

Tira tersenyum "iya, aa' juga harus bahagia, seperti aa' membahagiakan orang disekitar aa'"

"Pasti! Aa' pergi dulu yaa. Assalamualaikum" pamit Arsyad dengan langsung mencium dahi eila dan Tira secara bergantian.

"Waalaikumsalam..."

"Hati hati!" Pesan Tira saat Arsyad sudah beranjak pergi

"Iya" bals Arsyad

/\/\

Sejak pagi tadi, Zia tak kunjung memakan makanan yang Nafisah siapkan di atas meja. Tatapan nya masih kosong, bahkan gairahnya untuk hidup tidak terlihat lagi. Nafisah yang melihat itu, menatap iba. Nafisah sudah melakukan semampu nya tapi Zia tetap sama.

"Zia, Makan yuk. Kamu belum makan" tutur Nafisah lembut

"Zia gak lapar" bals Zia dengan tatapan kosong

"Nanti kamu sakit!"

"Zia udah ceroboh, kalau mas Arsyad tau, pasti mas marah sama Zia. Hiks...."

"Engga! Zia gak salah. Mungkin ini belum takdir" tenang Nafisah saat Zia kembali menangis

"Tapi Zia gak SANGGUP! Hiks..."

"istighfar, astagfirullah lazim.... Ngucap sayang" Nafisah langsung memeluk Zia dengan erat

"Astagfirullah..."

Saat Zia sudah agak lumayan tenang, perlahan Nafisah menyuap Zia makan, setelah beberapa menit Zia sudah menghabiskan makanan dengan susah payah. Akhirnya Nafisah meletakkan mangkok bubur di atas meja sambil mengambil secangkir air putih.

"Minum dulu" saat Zia menurut Nafisah untuk minum, Nafisah kembali meletakkan gelas air di atas meja.

Tanpa sengaja, Nafisah menyenggol foto yang ada di atas meja samping kasur.

"Astagfirullah... Untung gak pecah" kata Nafisah sambil mengambil bingkai foto itu

Tapi, Nafisah sontak terkejut saat melihat foto bayi di belakang foto pernikahan Arsyad dan Zia.

my brother is my husband || end ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang