Tira masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan menahan amarah, dengan membanting pintu kamar membuat nya sedikit lega, walaupun sedikit. Eila yang tadi baru saja masuk kedalam rumah kaget mendengar suara itu.
"Astagfirullah, pasti adek" duga eila yang sudah mengenal karakter anak bungsu nya
Eila langsung masuk kedalam rumah nya dengan menuju ke kamar Tira, sebelum itu eila juga mengetuk pintu kamar Tira.
"Umi boleh masuk?" Tanya eila di ambang pintu
"Masuk aja umi" bals Tira yang tengah duduk di tepi ranjang
Mendengar suara itu, eila perlahan membuka pintu kamar Tira, terlihat jelas dari raut wajah nya, sangat menahan amarah.
"Kenapa?? Hm, ngomong sama umi" tanya eila lembut
Kini Tira sudah memperlihatkan wajah keselnya kepada eila, dengan manja Tira menyenderkan kepalanya di pundak eila. Dengan lembut eila mengelus rambut Tira pelan.
"Umi.... Adek capek! Tu anak baru, makin di halusi makin melunjak. Adek baik baik ngomong nya, malah dia ketus sama adek. Apa gak kesel adek nya, ya adek ancam aja, biar dia tau rasa" Tira langsung menceritakan kepada eila
"Astagfirullah! Adek" tegur eila mendengar suara pedes anak bungsu nya itu "udah udah! Mandi, nanti kita makan malam di ndelam" perintah eila
"Tumben? Ada acara apa?" Respon Tira menatap eila serius
"Nanti kamu tau, udah mandi gih" bals eila langsung beranjak pergi
Mendengar tanggapan eila, Tira hanya terdiam memikirkan, biasanya ada yang pengen diomongin penting, kalau udah makan malam ndelam. Karena emang ndelam tempat mereka ngobrolin penting selain di kantor, dan biasanya ini hal private.
/\/\
Mereka sudah tiba di meja makan, di meja makan itu udah ada eila, bilkis, Arsyad, Irshad, Fajri dan Tira. Karena habib Munzir dan ustadz fajar sudah pernah keluar kota setelah Mahesa dan Nafisah berpamitan pulang, maka hanya ada mereka di meja itu.
"Tadi gimana, kuliah yaa?" Tanya eila di sela sela makannya
"Kayak biasa lah, umi" jawab Fajri
"Bunda gak lihat Tira tadi masjid, Tira terlambat ya datang nya?" Tanya bilkis kepada Tira
"Tira lagi gak sholat Bun, lagi dapet" jawab tira tersenyum malu
Bilkis hanya tersenyum mendengar jawaban Tira yang malu malu.
"Umi, tadi Irshad lihat, perempuan. Kayaknya itu deh satriwati yaa" ujar Irshad memulai obrolan
"Zia ya namanya?" Sahut Tira memastikan
"Gak tau, cuman tadi hampir ketabrak, jadi Irshad Acuh aja" bals Irshad
"Dia gak peke kerudung kan" sahut Arsyad ikut nimbrung
Irshad terdiam "gak tau, gak sempat lihat. Tu cewek marah marah, jadi Irshad tinggal aja"
"Fajri gak ada lihat, yang mana orang ya??" Timpal Fajri
"Nanti lihat kok, dia bakalan berkeliaran di kalangan pesantren" sahut Tira
Mendengar kalimat itu, satu meja itu menatap ke arah Tira.
"Adek! Udah lah kesel nya" tegur eila yang mengerti maksud dari kalimat Tira barusan
KAMU SEDANG MEMBACA
my brother is my husband || end ||
Random"terkadang, cara cinta mengajarkan kita kuat. kuat untuk semua hal. cinta emang terdengar romantis, tapi tak selamanya cinta itu terdengar romantis. hidup di penuhi cinta itu emang bagian dari hidup, tapi tak selamanya orang merasakan cinta." 512024...