XXII

31 3 0
                                    

Setelah kejadian fenly di tinggal di taman, fenly memutuskan untuk membuntuti Tira bersama kedua temannya. Tanpa sepengatahuan Tira, fenly mengikuti nya hingga ke pesantren.

Tapi kondisi pesantren lagi ramai, jadi fenly mengurungin niat nya untuk tidak menghampiri Tira hingga ke lingkungan pesantren. Saat fenly memutuskan untuk meninggalkan pesantren itu, fenly tak sengaja mendengar percakapan salah satu santriwan yang membahas tentang pernikahan.

Pikir fenly, mungkin ini pernikahan Tira. Karena, kenapa harus di taman sendiri? Di waktu yang sama lingkungan sibuk menyiapkan pernikahan. Tapi fenly penasaran siapa yang di sebut anak baru nikah sama anak habib? Apa anak Habib itu Tira? Secara paling alim, ya Tira. Itu menurut pandangan fenly.

"Enak ya jadi anak baru itu"

"Iya, bisa nikah sama anak Habib, kamu mau?"

"Mau atuhh, siapa yang gak mau nikah"

"Iya sihh, tapi kamu masih muda, gak cocok sama anak Habib"

"Ya kan gak harus sama anak Habib, yang terpenting teh Solehah"

"Bener.... Itu harus!"

"Maaf, mau tanya siapa yang lagi nikah?" Tanya fenly menghentikan obrolan mereka.

Kedua pemuda itu langsung menoleh ke arah fenly.

"Anak habib Munzir" jawab salah satu santriwan berbaju gamis hitam

"Anak habib?" Ulang fenly kalimat nya dengan binggung

Kedua pemuda itu hanya terdiam, menatap wajah fenly binggung.

"Anak habib nya, perempuan apa laki laki?" Tanya pacar diva

"Laki laki" jawab santriwan berbaju kokoh

"Ada apa ya kak?" Tanya santriwan bergamis hitam

"Gak, mau tau aja" bals pacar diva

"Namanya siapa?" Tanya fenly lagi

"Nama siapa kak?" Tanya pemuda itu binggung

"Calon pengantin nya" bals fenly antusias

"Siapa? Aku teh gak tau nama calon istri ustadz Arsyad" bisik bergamis hitam pada berbaju kokoh

"Ustadz Arsyad sama..... Kalau gak salah Zia, yang sering di panggil di kalangan pesantren" jawab berbaju kokoh sambil berpikir.

"Zia!!" Kaget pacar diva dan Mia bersamaan

Mendengar kalimat itu, fenly langsung membuka handphone, untuk menunjukkan foto pacarnya.

"Ini bukan?"

"Iya ini!" Bals kedua pemuda itu antusias

Mendengar itu, fenly langsung pergi tanpa mengucap sepatah kata pun kepada pemuda itu.

Kedua temannya juga ikut berlari mengejar fenly, dengan teriak untuk mengucap terima kasih kepada kedua anak itu.

Karena hanya tinggal mereka saja di tempat itu, fenly langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun, tapi Zia tidak pantang mundur untuk mengejar nya.

"Fen! Fenly!!" Pekik Zia sambil berlari mengejar fenly "fenly! SEHARUSNYA AKU  YANG MARAH SAMA KAMU, KAMU BISA BISANYA DEKATIN DIA, DI SAAT AKU DI HUKUM SAMA PAPA AKU! KAMU CINTA GAK SIH SAMA AKU!" Marah Zia

Fenly tersenger tak suka "cinta?"

Mendengar tanggapan fenly, Zia mengerut kening binggung.

Kedua temannya langsung menarik pacar nya masing-masing untuk memberi waktu buat fenly dan Zia berdua.

my brother is my husband || end ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang