XXIII

19 2 0
                                    

"TIRA!!!" suara teriak itu membuat satu ndelam sontak kaget. Fajri dan bilkis yang tengah berjalan menuju dapur sontak kaget mendengar teriakkan itu, begitu juga dengan Tira dan eila.

Mereka berempat sontak kaget melihat Zia, yang berdiri dengan tatapan marah, sambil berjalan mendekati, Zia juga menarik jilbab panjang Tira dengan kasar.

"LO MAU APA SIHH, GAK CUKUP LO NYIKSA GUE, SEKARANG LO MAU NGERUSAK HUBUNGAN GUE! MUNAFIK LO, JILBAB AJA PANJANG TAPI GAK ADA AKHLAK!!" murka Zia

Melihat hal itu, Fajri harus turun tangan, bagaimana pun perlakuan Zia tidak bisa di biarin.

"Ehh, lepas!" Dengan cepat Fajri melepas cengkeraman tangan Zia ke jilbab tira "hubungan Lo rusak, karena Lo sendiri! Bukan siapa-siapa!" Tegas Fajri

"Lo belain dia karena Lo suka kan"

"Kalau iya kenapa? Gak suka" bals Fajri

Tira yang mendengar kalimat itu, sontak kaget, matanya tak berhenti menatap Fajri. Hingga Zia menarik kembali jilbab nya.

"Auu!!!" Keluh Tira kesakitan

"Astagfirullahlazim.... Zia cukup!!" Tegur eila

"DIAM! INI URUSAN GUE SAMA ANAK INI" sentak Zia

Mendengar suara Zia yang membentak umi, Tira menatap Zia kesel hingga dirinya juga ikut menarik rambut Zia hingga kesakitan.

"Jangan Lo pikir gue takut sama Lo! Lo sudah bentak umi gue!!" Tegas Tira

"Aahhkkk... Sakit!!"

Fajri dan kedua orang tuanya Sibuk mengeriai perdebatan mereka, tapi karena Zia terbawa emosi, Zia mendorong bilkis hingga pingsan karena benturan kepala di salah satu meja didekatnya.

"Bunda!" Fajri langsung berlari mendekati bilkis

Mendengar teriakkan Fajri, pertengkaran mereka sontak, tapi Zia tak mau di Salahkan, akhirnya Zia mendorong tubuh Tira dengan kencang.

"Tira!" Suara teriakkan eila kembali terdengar saat Tira jatuh.

Karena mereka sibuk dengan masing-masing, Zia akhirnya memutuskan untuk kabur. Tapi sayang Irshad lebih dulu datang untuk mencegah pergerakan Zia.

"Mau ngapain Lo, mau kabur? Gak bisa! Lo harus tanggung jawab" tegas Irshad menggenggam tangan Zia dengan kasar.

Suara heboh di ndelam juga terdengar di kantor, dan Habib Munzir bersama ustadz fajar juga ikut berlari saat mendengar keributan itu.

"Astagfirullahlazim, bunda" kaget ustadz fajar saat melihat sang istri digendong Fajri

"Adek!" Arsyad juga kaget saat baru tiba ndelam karena mendengar suara ribut

"Astagfirullah, ini kenapa?" Tanya Habib Munzir

"Tanya sama dia nih" ketus Irshad menatap Zia tajam

"Mati gue! Kenapa gini sihh, gue kan cuma mau Negor Tira" batin Zia berseru

Saat Arsyad ingin mengendong tubuh sang adik, tapi di cegah oleh eila "kamu urusin istri kamu dulu, urusan adek biar umi sama Abi" tutur eila lembut

Arsyad melirik lirikkan eila yang terlihat sendu, dan Arsyad hanya mengangguk agar masalah tidak terlalu rumit. Saat Arsyad mendengar Zia dan Irshad. Dengan kasar nya Irshad melepaskan tangannya dengan kasar.

"Urusin istri lo nih! Dan ingat sempat terjadi apa apa sama adek gue, Lo habis sama gue" tegas Irshad dengan tatapan serius.

Habib Munzir juga langsung menopang tubuh putri nya menuju kamarnya, setelah beberapa menit menunggu kedatangan dokter yang mengecek keadaan keduanya, dan hasilnya baik baik aja, Arsyad langsung mengajak Zia ketempat dimana hanya mereka berdua saja.

my brother is my husband || end ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang