XII

28 2 0
                                    

Mumpung hari ini adalah hari Senin, Tira memutuskan untuk pergi ke rumah teman umi, untuk menjadi guru les setelah jam kuliah nya. Hari ini adalah hari menyebalkan untuk mahasiswa dan mahasiswi semua mata kuliah, karena apa? Karena hari ini full.

Mumpung hari ini, juga tidak ada jam ngajar nya di pesantren, jadi Tira memutuskan untuk jadi guru, dan kesepakatan waktu itu juga di sepakati oleh orang tua murid les nya.

"Lihat!" Tunjuk fenly pada seorang wanita yang terduduk sendiri di kantin

"Kenapa?" Tanya pacar diva

"Lo aneh gak?" Tanya fenly kembali

"Sama cewek yang duduk sendiri itu kan? Yang pake baju gamis dan jilbab pashmina?" Terang pacar Mia

Fenly mengangguk dengan tatapan pokus kearah perempuan itu

"Aneh kenapa fen?" Tanya pacar Mia

"Dari awal gue ketemu tu cewek, dia selalu sendiri. Bahkan gue sering lihat dia ke perpus, baca buku" terang fenly mengamati perempuan itu

"Terus, Kenapa? Suka?" Duga pacar diva

"Dihh, ya kali gue suka sama cewek kayak dia" desik fenly tak suka

"Lah kenapa? Kita kan gak tau cinta tubuh kapan?" Sahut pacar Mia

"Lo gak lihat! Penampilan nya? Lihat gue. Bisa?" Kesel fenly dengan membandingkan si perempuan berjilbab panjang dengan dirinya berkalung lotion salib

"Susah sih, kalau sudah berhubungan dengan agama" lirih pacar diva

"Yaudah, kenapa pada bahas tu perempuan!" Ketus fenly

"Lu yang mulai fenly" sahut pacar Mia

"Cabut!" Ketus fenly langsung beranjak pergi di ikuti kedua temannya.

/\/\

Setelah jam pulang kuliah tiba, Tira langsung pergi dari kampus nya menuju rumah teman umi nya. Di sela sela perjalanan menuju halte sambil menunggu kedatangan taksi, adzando menghentikan mobilnya di hadapan Tira untuk menawarkan tumpangan.

"Bareng yuk!" Ajak adzando

"Makasih, tapi aku ada urusan lain. Jadi gak bisa" tolak Tira halus

"Aku anterin deh, kamu mau kemana?" Kata adzando yang tak putus asa

"Gak usah adzando" bals Tira terus tersenyum

"Manis banget, Masya Allah..." adzando memuji saat melihat senyuman Tira terlingkar di bibirnya "cuman kamu yang panggil aku dengan sebutan adzando selain bunda, lebih nya zando"

Mendengar kalimat itu, Tira hanya terdiam acuh, tanpa menanggapi tanpa respon tapi adzando tetap terus cerocos.

"Makin di biarin makin menjadi tu anak, yang ada dia makin dekat sama Tira" gumam Fajri

Melihat hal itu, Fajri melajukan mobilnya menuju halte.

"Ikut saya aja!" Ajak Fajri sambil membuka kaca mobil nya

Tira yang melihat itu hanya terdiam, adzando yang melihat itu, terus menerus mengajak Tira agar tidak di dahulu Fajri.

"Sama aku aja!" Paksa adzando

"Sama saya aja ustadzah, kita kan searah" ajak Fajri pantang mundur

"Maaf ya, tapi taksi saya udah datang. Assalamualaikum" bals Tira saat melihat taksi yang ia pesan terhenti.

my brother is my husband || end ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang