III

76 5 1
                                    

Pukul 09:23 Mala kembali dari ndalem menuju rumah nya. di pesantren itu, Banyak bangunan yang dibangun didalam lingkungan pesantren, mulai dari musholla, ruang kelas, ndelam, kantor, UKS, dapur, kamar mandi, dua bangunan rumah yang terlihat sederhana tapi megah. Yaitu rumah habib Munzir dan ustadz fajar, mereka berdua sepakat untuk membuat rumah di kalangan pesantren agar bisa kontrol pesantren juga.

"Kata teh Tira, ada santriwati baru yang mau datang kesini, saha ya namanya?" Gumam mala sambil mengingat obrolan nya tadi bersama Tira

"Naon?" Tanya fajri yang samar samar mendengar gumaman Mala saat masuk kedalam rumah

"Tadi kata teh Tira, ada santriwati baru yang mau datang ke pesantren, tapi aing lupa namanya, saha ya aa'?" Tanya mala disela sela penjelasan nya

"Mbung, Abi sama umi juga gak ada ngomong sama aa', biasanya juga kalau ada santri baru, yang baru masuk. Abi ngomong sama aa'" bals Fajri menjelaskan

"Apa karena yang mau masuk, santriwati ya? Maka Abi gak ngomong sama aa'" ujar mala lagi

"Mungkin" singkat Fajri mengerut kening binggung "udah ya, aa' mau masuk dulu. Mau mandi" pamit Fajri sambil berjalan berjalan menjauhi mala

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatu" ujar mala penuh penekanan saat Fajri berjalan meninggalkan nya

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu" ucap Fajri saat mendengar sindiran mala

"Waalaikumsalam" bals Mala tersenyum.

Berselang Fajri meninggalkan Mala di ruangan tamu sendirian, bilkis datang menghampiri saat mendengar suara dari ruangan tamu.

"Kok adek pulang?" Tanya bilkis sang bunda

Mendengar suara bilkis, Mala langsung menoleh ke sumber suara "oiya lupa, astagfirullah! Tadi adek pulang pengen ngambil buku, tadi keasikan ngobrol sama teh Tira, terus lanjut ke aa'. Jadi lupa mau ngambil buku" jelas mala panjang lebar sambil berlari menuju kamar

"Astagfirullah! Udah cepat ambil, terus balik ke pesantren" perintah bilkis sambil menatap sang anak sampai pintu kamarnya "hari ini kamu piket ndelam kan?" Tanya bilkis

"Iya Bun" bals Mala keluar setelah barang yang pengen ia ambil sudah tangan nya

"Ada umi eila gak di ndelam?" Tanya bilkis

"Tadi, Mala piket. Cuma ada teh Tira, sama aa' Arsyad aja" jawab Mala apa adanya yang ia lihat "kenapa emang nya Bun?" Tanya mala lagi

"Gak sih, bunda cuma mau kasih cake aja, tadi bunda buat"

"Yaudah, biar Mala kasih" tawar Mala dengan senang hati

"Gak usah lah, kamu mau kembali ke pesantren kan. Sebentar lagi jam istirahat berakhir, biar aa' aja yang ngantar" tolak bilkis lembut

"Yaudah kalau bunda gak mau, bukan Mala ya yang nolak"

"Iiiya anak bundaaaa..." Seru bilkis sambil mengelus pipi lembut anak bungsunya itu

"Yaudah, hati hati ya sayang, belajar yang benar"

"Oke bunda! Mala pergi dulu ya. Assalamualaikum" seru Mala sambil mencium punggung tangan sang bunda

"Waalaikumsalam" bals bilkis sambil mengelus kepala sang anak dengan tersenyum manis.

Setelah bilkis kembali kedapur, untuk memotong cake yang ia buat. Fajar langsung masuk kedalam ruangan sambil menuju dapur.

"Assalamualaikum" ucap fajar

"Waalaikumsalam" bals bilkis "udah pulang yah?" Tanya bilkis menoleh sebentar ke arah suara

my brother is my husband || end ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang