XXVIII

39 3 0
                                    

Selama di perjalanan, Tira dan fajri tidak ada mengeluarkan sepatah kata pun, bahwa Tira selalu menatap luar jendela mobil Fajri sedang Fajri pokus menyetir.

Karena Tira penasaran dengan kalimat Fajri yang sempat terpotong oleh adzando, Tira memutuskan memulai obralan dengan di awali basa basi terdahulu.

"Tadi gimana kekuliah nya?" Tanya Tira

Mendengar pertanyaan Tira, Fajri sontak terkejut, karena hal itu jarang terucap di mulut nya.

"Kuliah?" Ulang Fajri dengan masih terkejut

"Iya" bals Tira Biasa aja

"Seperti biasa sihh, banyak tugas numpuk" seru Fajri bercerita

Mendengar jawaban Fajri, Tira hanya mengangguk paham.

"Kamu, tadi gimana kuliahnya?" Tanya Fajri balik

"Sama sihh, seperti biasa" jawab Tira

Fajri mengangguk pelan, setelah keheningan terjadi berselang beberapa menit, akhirnya Tira memutuskan untuk memberanikan diri untuk bertanya tentang hal intensif ini.

"Tadi, obralan kita belum selesai, karena adzando datang, kamu mau bilang apa??" Tanya Tira dengan hati hati

Mendengar pertanyaan Tira, Fajri sontak mengingat pembicaraan nya tadi.

"Mungkin ini saatnya aku ngomong, aku gak mau tunda tunda lagi, aku gak mau kalau zando dapatin hati Tira" batin Fajri

Melihat Fajri terdiam, membuat Tira menjadi canggung atas pertanyaan nya tadi, sebisa mungkin Tira menghindari kontak mata dengan Fajri.

"Aku sayang sama kamu, aku akan khibah kamu secepatnya, aku gak mau kamu di ambil adzando. Aku cinta sama kamu" kata Fajri dengan cepat

Mendengar kalimat Fajri, Tira kaget. Tatapan mereka saling bertemu. Hingga tidak menyadari bahwa ada yang menyebrang jalan.

"Fajri awas!!" Pekik Tira saat melihat orang yang menyebrang.

Fajri yang panik, memutuskan untuk membanting setir ke pohon di sekitar nya, karena Fajri tau akibatnya seperti apa, memutuskan untuk melindungi kepala Tira menggunakan tangan kirinya, Sedangkan kepalanya sendiri berdarah akibat setir mobil nya.

Menyadari kepalanya ada yang melindungi, Tira membuka matanya menatap Fajri. Tira kaget melihat darah di kepala Fajri yang cukup banyak.

"Ji, aji, aji bangun... Aji..." Panik Tira sambil membangun

Dengan tatapan sendu, Fajri membuka matanya sambil menatap Tira senyum.

"Kita kerumah sakit yaa? darah kamu banyak banget" dari raut wajah nya, Tira sangat khawatir dengan keadaan Fajri

Fajri menggeleng kepalanya sambil tersenyum "aku gak papa"

"Gak papa gimana? Darah kamu banget!"

"Apa kamu juga sayang sama aku?" Pertanyaan Fajri sangat tidak kondusif, di keadaan panik seperti ini malah menanyakan hal itu.

"Kita kerumah sakit, aku telpon ambulan dulu" kata Tira yang tidak memperdulikan pertanyaan Fajri barusan

Fajri dengan cepat mencegah pergerakan Tira yang ingin menelpon ambulan, dengan tatapan penuh harapan Fajri terus menatap Tira.

"Jawab!" Perintah Fajri dengan tatapan sendu

"Biasa gak sihh, bahas itu gak sekarang. Kondisi kamu dulu!" Kesel Tira atas pertanyaan Fajri yang tidak tau tempat

"Jawab please!"

"Iya, aku sayang. kita__" kalimat Tira terhenti saat melihat Fajri yang tak sadarkan diri

my brother is my husband || end ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang