XV

47 4 0
                                    

Waktu berselang begitu cepat, kini Arsyad dan Zia resmi menjalin khibah. Dan sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan seadanya. Keadaan ndelam sangat ramai di penuhi tamu yang datang, sambil menyantap hidangan para tuan rumah menepatkan tanggal yang bagus buat pernikahan anak nya.

"Bib, maaf yaa. Karena ke mauan anak saya, anak habib harus nikah sama anak saya" lirih Mahesa tak enak hati

"Gak papa, mungkin ini jodoh nya. Dan anak saya juga menyetujui hal itu, maka saya mengiyakan rencana kamu" terang habib Munzir

"Makasih ya" ucap Nafisah tersenyum manis pada eila

"Iya, sama sama" bals eila tersenyum ramah

Karena khibah nya tak saling menatap, maka Zia mikir bahwa dirinya akan nikah bersama Irshad, dan waktu perkenalkan pun Arsyad bersejajar bersama saudara nya.

"Hahah.... Gue bakalan nikah dengan sama Irshad, pasti anak pesantren ini nangis karena gue nikah dengan ustadz favoritnya" batin Zia girang sambil menatap Irshad tanpa henti

Irshad yang menyadari hal itu, mengerut kening binggung. Pada dasarnya calon suami nya itu aa' nya kenapa Zia menatap kearah nya?

"Dek" panggil Irshad sambil mendekatkan mulutnya dengan kuping Tira "perasaan aa' aja apa emang bener? Kalau Zia lihat aa'?" Tanya Irshad sesekali melirik kearah Zia

Mendengar kalimat itu, Tira juga ikut menatap kearah Zia dengan seolah-olah tidak menatap nya.

"Ada yang pengen aku ngomongin, penting! Ajak aa' Arsyad" Tira kembali berbisik di kuping Irshad

Setelah mengucapkan kalimat itu, Tira langsung beranjak pergi, dan hal itu di lihat oleh eila. Dan di lanjutkan oleh Irshad yang mengajak Arsyad.

"Maaf, Arsyad kedalam dulu. Permisi" pamit Arsyad sopan

Walaupun Tira dan Irshad tidak berpamitan, tapi mereka tetap menjaga sopan santun saat melewati sekumpulan orang disekitar.

"Mau ke mana mereka?" Tanya Zia berdialog

/\/\

Tira sudah menunggu kedua abang nya di kamar nya, karena Tira sudah memberikan tahu akan berkumpul di kamar nya, jadi Irshad dan Arsyad langsung menuju ke dalam kamar adiknya itu.

"Ada apa?" Tanya Irshad saat sudah tiba di kamar

"Sebenarnya nya, Zia itu suka sama aa' Irshad bukan sama aa' Arsyad" lirih Tira menatap kedua Abang nya

"Tau dari mana kamu?" Tanya Arsyad yang mulai penasaran

"Sebelumnya aku pernah dengar pembicaraan Zia sama Naura, tapi aku pura pura gak denger. Terus waktu aku ngecek kamar Zia sebelum tidur, aku juga dengar perdebatan mereka bersama naura. Mulai dari situ aku kepoin, ada apa dengan Zia?" Jelasin Tira dengan detail

"Ternyata adek kepo juga yaa" cibir Irshad

"Ish...! Ini juga buat kepentingan aa' Arsyad, biar gak di kibuli" kesel Tira memukul lengan Irshad pelan

"Kalau udah begini, mau gimana lagi? Udah terlanjur" sahut Arsyad perlahan duduk di pinggir kasur milik Tira

"Kita harus batalin!" Bals Irshad beralih menatap Arsyad

"Aku setuju!" Sahut Tira penuh semangat

"Gak perlu, mungkin ini jodoh nya. Dan kamu percaya kan cinta akan timbul dengan berjalannya waktu" larang Arsyad menatap kedua Adek nya secara bergantian

my brother is my husband || end ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang