XXVII

40 3 0
                                    

Tiba dirooftop, Tira langsung melepaskan cengkraman tangan Zia dengan kasar, dengan tatapan kesel Tira menatap Zia.

"Apa sihh, belum puas! Setelah Lo nyelakin bunda nya Fajri dan gue! Lo mau nyakitin aa' gue! Lo mau nya apa sihh!" Omel Tira menatap Zia kesel

Zia terdiam, perlahan Zia berbalik badan membelakangi Tira dengan Tatapan sendu. Melihat tanggapan Zia, membuat Tira terdiam bingung.

Belum sempat Tira mengucapkan kalimat nya, Zia berbalik badan sambil memeluk tubuh Tira dengan erat. Hal itu membuat Tira repleks terdiam.

"Maafin gue! Selama ini gue banyak salah sama Lo, gue sadar perlakuan gue membuat Lo sakit tapi Lo mau kan maafin gue" lirik zia sendu

Mendengar kalimat itu Tira hanya terdiam binggung, antara percaya dan tidak. Zia perlahan melepaskan pelukannya sambil menatap Tira seperti memohon. Saat Zia ingin berlutut, dengan cepat tira langsung mencegah nya.

"Ehh... Jangan!!"

Perlahan Tira membantu Zia bangkit, dengan tersenyum Tira mengelus bahu Zia lembut.

"Iya, aku maafin. Tapi dengan syarat__"

"Apa?" Bals Zia antusias

"Cintai aa' Arsyad, seperti layaknya suami dan istri. Dan berbakti sama aa' Arsyad, karena aa' Arsyad sudah tanggung jawab kamu sebagai istri. Gak harus sekarang kok? Perlahan _ tapi pasti!" Tutur Tira

Mendengar kalimat itu Zia tersenyum senang, dengan girang Zia memeluk kembali Tira dengan erat.

"Kamu emang adik ipar yang baik" puji Zia

"Ahhh.... Gak lah"

"Kamu tau, memposisikan diri kamu. Kapan tegas? Kapan bijak? Kapan manja? Kapan marah..." Seru Zia sambil merangkul pundak Tira

Tira hanya tersenyum" emang iya?"

"Iya! Waktu kamu ke kamar aku, bangunin sholat. Wahh.... Galak sumpah" mendengar seruan Zia Tira hanya terkekeh kecil

/\/\

Disela-sela pencarian nya, Fajri tak sengaja mendengar seru Zia dengan tawa kecil yang sangat pamiliar. Dengan cepat Fajri langsung mencari sumber suara itu, tepat di sorotan matanya Fajri langsung menghampiri mereka.

"Tira!"

Panggilan itu membuat keduanya sontak terdiam

"Akrab banget?" Cibir fenly yang sejak tadi bersama Fajri

Tanpa banyak bicara, Fajri langsung menarik lengan Tira menjauhi nya. Fenly yang ingin mengejar langsung dicegah Zia.

"Ehh, ngapain sihh. Lepas!!"

"Engga!!" Tegas Zia

"Kita__"

"Putus kan?" Sahut Zia santai

Mendengar tanggapan Zia santai, membuat fenly mengerut kening dengan menatap Zia serius.

"Kok Lo santai gitu?" Tanya fenly

"Terus lo mau gue ngapain? Ngejar Lo lagi? Dihh....! Jangan ngarep Lo" ketus Zia

Fenly hanya terdiam binggung.

"Gue kasih saran ya fen, lebih baik lu mundur. Dari pada Lo nantinya sakit"

my brother is my husband || end ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang