Sebenarnya Aaron tidak terlalu sibuk. Tugas yang diberikan oleh Oscar padanya beberapa hari yang lalu bukanlah hal berat. Semuanya gampang, tetapi bukan berarti tidak menguras waktu dan tenaga.
Aaron melakukan perjalanan ke Celestial City. Ada beberapa hal penting yang harus diurusnya berkenaan dengan liburan musim panas yang akan selesai sebentar lagi.
"Bagaimana? Apa semuanya sudah beres?"
Aaron mengangguk. Malam itu, tepatnya pukul sebelas malam, ia dipanggil oleh Oscar. Jadilah ia ke ruang kerja Oscar dan melaporkan semua hasil pekerjaannya terlepas dari fakta bahwa tubuhnya yang tak lagi muda mulai menjeritkan permohonan untuk segera diistirahatkan.
"Apartemen, mobil, kartu kredit, dan semua keperluan Era sudah siap, Alpha."
Oscar tinggalkan proposal pengembangan produk yang tengah dipelajarinya sejak sejam yang lalu. Sekarang ada yang lebih penting ketimbang inovasi terbaru di bidang pangan organik yang tengah digelutinya.
Aaron menyerahkan tablet padanya. Ditunjukkannya beragam foto yang memuat penampakan apartemen, mobil, dan semua kebutuhan Era di Celestial City, termasuk di dalamnya pakaian, sepatu, tas, dan semua hal yang menjadi mimpi setiap wanita di dunia.
Oscar memeriksa foto itu satu demi satu dengan teliti. Dipastikan bahwa semua yang disediakan oleh Aaron sesuai dengana arahannya—harus mewah, mahal, dan berkelas.
"Tak ada yang terlewatkan?"
Aaron menjawab dengan penuh keyakinan. "Tidak sama sekali, Alpha. Semua persis seperti yang kau perintahkan."
Oscar mengangguk sembari menaruh tablet di atas meja, lalu ia bangkit. "Baguslah kalau begitu. Sekarang sepertinya aku harus memberi tahu Era soal ini. Aku ingin melihat seperti apa reaksinya."
Aaron melihat Oscar melangkah cepat dengan mengulum senyum. Bila itu berkenaan dengan Era, bisa dipastikan bahwa Oscar tak akan bisa menunggu. Ia tak merasa heran sama sekali.
Oscar meraih daun pintu, tetapi tak langsung keluar. Di luar dugaan, ia berpaling dan kembali berkata pada Aaron. "Istirahatlah besok. Suruh Philo untuk mengurus semua keperluanku besok, tetapi tidak termasuk dengan menyedu teh kamomil."
Senyum geli Aaron semakin menjadi-jadi. Namun, ia tak abai untuk mengangguk. "Terima kasih, Alpha."
Setelah itu barulah Oscar benar-benar pergi. Ia berjalan cepat, nyaris seperti berlari. Dorongan hasrat dalam dirinya tak bisa dibendung dan jadilah ia abaikan semua hal.
Malam memang telah larut. Oscar pun yakin Era sudah bersiap-siap untuk tidur. Namun, dorongan untuk mengabarkan hal tersebut pada Era benar-benar tak bisa ditahan. Ia tak bisa menunggu sampai besok pagi. Lagi pula bukanlah lebih cepat maka akan lebih baik?
Jadilah Oscar menyadari bahwa ia bukannya bersemangat untuk mengabarkan hal itu pada Era, melainkan sebaliknya. Pada dasarnya ia memang akan selalu mencari celah dan alasan untuk bisa menemui Era.
Persis seperti seekor anak anjing yang tak bisa berlama-lama jauh dari tuannya.
Oscar mendeham. Lalu menghardik di dalam benak. Diam kau!
Semua persis seperti dugaan Oscar. Era sudah bersiap akan tidur ketika ia sampai. Dihampirinya Era dan ia berkacak pinggang dengan wajah semringah.
"Aaron sudah mengurus semuanya."
Era mengerjap bingung. "Kau tiba-tiba datang dan mengatakan Aaron sudah mengurus semuanya. Ehm. Apa yang Aaron urus?"
"Keperluanmu. Liburan musim panasmu akan segera selesai."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Alpha and Me 🔞
WerewolfBuat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! **************** Azera Cordelia Ross pikir hidupnya sudah mencapai batas maksimal kemalangan, tetapi ternyata takdir masih menyiapkan kejutan. Kemarin ia adalah mahasiswi miskin yang me...