Untuk sesaat, Era tak bereaksi. Ia tak menanggapi perkataan Oscar ketika benaknya justru dipenuhi oleh beragam tanda tanya ketidakpercayaan. Apakah aku tak salah mendengar? Apakah barusan Oscar mengizinkanku untuk pergi tanpa Seth?
Oh, sial, Era. Sepertinya Oscar mencintaimu.
Era mengerjap. Jadilah ia bertanya pada jiwa serigalanya. A-apa? Apa yang kau bilang barusan?
Oscar mencintaimu.
Wajah Era berubah pucat. Tanpa sadar, ia bergumam. "Tidak mungkin."
"Apanya yang tidak mungkin?" tanya Oscar sembari mengerutkan dahi. "Apa ka—" Ia menyipitkan mata dan bangkit. Tatapan menajam dan ia tersenyum sedetik kemudian. "Apa yang kalian bicara?"
Percaya padaku. Oscar mencintaimu. Jadi—
Era memelotot. Diam kau!
Sontak saja tawa Oscar menyembur. "Apakah itu pembicaraan antar gadis yang tak boleh kuketahui?"
"Ka-kami tak membicarakan apa-apa," ujar Era memaksa diri untuk berbohong. Hasilnya Oscar malah mengulum senyum dan ia merutuk habis-habisan di dalam hati. "Itu adalah omongannya, bukan omonganku."
"Apakah kau tak mempercayainya?"
Mata Era membesar. "Tentu saja ya."
"Apakah dia pernah membohongimu?"
Mata Era mengecil perlahan. Suaranya terdengar melemah. "Tentu saja tidak." Ia membuang napas panjang. "Dia selalu jujur dan dialah yang paling mengkhawatirkanku selama ini. Jadi, dia tak akan pernah membohongiku."
Era.
Era mengerjap dan jadi bingung sendiri. "Aku. Ehm."
"Sepertinya kau lelah karena terlalu memikirkan soal penelitianmu itu."
"Mungkin." Era menarik udara sebanyak-banyaknya, lalu dirinya mulai merasa lebih tenang. Ia pun memutuskan untuk memindahkan topik pembicaraan. "Walau begitu aku berterima kasih."
"Berterima kasih?"
"Karena kau membiarkanku pergi tanpa Seth," ujar Era mengangguk sekali dengan mata yang menghindari tatapan Oscar. Sungguh, ia tak ingin tertangkap basah lagi. "Aku terhindar dari situasi tak nyaman karena pertanyaan heran orang-orang."
Oscar mengangkat dagu Era. "Jangan hanya mengingat bagian itu saja, Era. Jangan lupa untuk selalu mengabariku."
"Ya. Aku akan mengingatnya. Aku akan selalu mengabarimu. Dasar posesif."
"Kau tentu tahu bukan?" tanya Oscar tanpa menunggu jawaban Era. "Terlepas dari apa pun yang terjadi, keberadaan Seth memang ada gunanya. Lagi pula sebenarnya aku bukannya posesif, melainkan peduli. Kuharap kau tahu perbedaannya. Kalau posesif, kupastikan kau tak akan bisa meninggalkan Istana selangkah pun."
Era mengatupkan mulut rapat-rapat. Ia tak berkutik. Perkataan Oscar memang benar.
"Selain itu, aku hanya mengharapkan kabarmu. Setidaknya aku harus tahu keadaanmu. Aku harus memastikan keselamatanmu dan kepedulianku sudah cukup terbukti menyelamatkanmu."
Era benar-benar tersudut. "Baiklah, Oscar. Aku berjanji, aku akan selalu mengabarimu. Kau tak perlu khawatir. Aku tidak akan melanggar janji."
"Bagus, aku senang mendengarnya." Oscar tersenyum dan tanpa peringatan sama sekali, ia menunduk. Diciumnya Era. "Apakah kau butuh bantuanku untuk berkemas?"
Era menggeleng kaku. "Tidak perlu. Ini akan selesai cepat. Lebih baik kau menunggu di luar saja."
"Baiklah. Padahal aku tak keberatan untuk mengemas pakaian dalammu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Alpha and Me 🔞
WerewolfBuat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! **************** Azera Cordelia Ross pikir hidupnya sudah mencapai batas maksimal kemalangan, tetapi ternyata takdir masih menyiapkan kejutan. Kemarin ia adalah mahasiswi miskin yang me...