18. Selenophile: Delapan Belas

756 69 6
                                    

"Oscar."

Era tertegun. Tubuhnya membeku sebagai reaksi alamiah untuk kehadiran Oscar yang tak terduga. Ia hanya bisa mengerjap seolah butuh waktu untuk memastikan bahwa dirinya tak salah melihat.

Oh, astaga. Bagaimana mungkin Oscar bisa tiba-tiba ada di sini? A-apakah Seth menghubunginya?

Era tak yakin Seth menghubungi Oscar. Mereka terus bersama sejak dari gudang dan tak dilihatnya sekalipun Seth sempat memegang ponsel. Jadilah sekarang ia bertanya-tanya, apakah Oscar mengetahui hal yang terjadi padanya tadi?

Selain itu, Era menyadari keanehan lainnya. Jadilah matanya membesar dan pertanyaan itu meluncur dari lidahnya.

"Mengapa kau ada di sini, Oscar? Bukankah kau ada di Istana? Kau tidak bekerja?"

Era tentu mengetahui bahwa Oscar bukan hanya seorang alpha di dunia manusia serigala, melainkan juga pemimpin untuk sebuah perusahaan besar bernama Xylvaneth, persis seperti nama Kawanan. Kantornya berpusat di Sonnet Springs, distrik besar yang memegang peranan penting untuk kota Pondera E.V., sekaligus menjadi jantung industri dan bisnis terbesar di negara.

Jadilah tanda tanya di benak Era semakin bertambah. Bagaimana mungkin Oscar bisa datang di waktu yang tepat? Setelah kejadian di gudang? Sungguh membingungkan.

"Aku yakin seharusnya kau menjawab pertanyaanku terlebih dahulu, Era."

Era menahan napas di dada. Ditatapnya Oscar dan lantas jantungnya seolah tak berdetak lagi.

Ada yang berbeda pada Oscar. Ada aura asing yang tak pernah dilihat oleh Era sebelumnya menguar dari tubuh Oscar. Jadilah ia bergeming, ia terperangkap antara takut dan terpana.

"Apa yang terjadi padamu?"

Era mencoba untuk tetap sadar, tetapi tubuhnya seperti mati rasa. Lidahnya kelu sehingga tak bisa menjawab pertanyaan Oscar.

"Seth," lirih Oscar dengan suara teramat dalam dan berat. Pada akhirnya, ia putuskan untuk bertanya pada penjaga muda itu. "Apa yang terjadi pada Era?"

Seth tampak gelagapan. Dilihatnya Era dan Oscar bergantian, lalu ia beralih pada Philo yang sedari tadi memilih jalan aman, yaitu diam.

Philo memberikan isyarat pada Seth untuk menjawab pertanyaan Oscar dan sebenarnya itu memang adalah niatan Seth. Namun, gelagat Oscar membuat Seth jadi waspada. Seandainya saja bisa, tentu Seth tak akan menjawab pertanyaan itu. Seth yakin, amarah Oscar akan meledak bila mengetahui apa yang terjadi.

Dugaan Seth terbukti benar. Oscar menggeram besar ketika ia tuntas menjelaskan kejadian yang hampir menimpa Era.

Tubuh Oscar menegang penuh. Wajahnya berubah keras dan matanya menyorotkan kobaran api yang membara.

Philo mendekat dan mencoba menenangkan Oscar. "Alpha—"

"Manusia rendahan."

Dengan bijak, Philo menghentikan niatannya. Sekarang disadarinya bahwa tak ada yang bisa ia lakukan. Oscar tak bisa ditenangkan dan ia tak ingin menjadi sasaran kemarahan itu.

Gelegak emosi sudah mendidihkan darah di sepanjang pembuluh darah Oscar. Amarahnya sudah menjilat-jilat kewarasan. Ia tak lagi bisa berpikir dengan jernih dan tak ada yang bisa menyalahkannya.

Philo dan Seth hanya bisa berdoa di dalam hati, semoga saja Oscar tidak sampai berubah dan menerjang Gerald di jalanan. Disadari oleh mereka, bahkan oleh semua manusia serigala di muka bumi, masalah pasangan adalah hal paling sensitif, terlebih lagi bila itu menyangkut soal calon luna. Bukan hanya harga diri sebagai pasangan yang tertampar di sini, melainkan harga diri sebagai alpha. Tak sepatutnya ada orang yang berani mencari gara-gara pada calon luna, tidak bila orang itu masih ingin hidup.

The Alpha and Me 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang