"Bagaimana, Daniel? Apakah semua sudah siap?"
Daniel Callahan mengangguk. "Semua sudah siap, Alpha. Kami siap menunggu perintah darimu."
"Bagus." Teagan menarik napas. Wajahnya mengeras, perpaduan antara ketegangan dan juga tekad. Lalu dia berpaling. "Kau akan terus mendampingiku bukan?"
"Sampai mati, Alpha. Aku tak akan pernah meninggalkanmu."
Teagan mengangguk. Lalu dia beranjak. Dihampirinya Daniel. Lalu dipegangnya kedua lengan atas Daniel. "Aku sangat bersyukur pada Dewi Bulan. Sebagai seorang alpha, tak ada yang lebih melegakan ketika memiliki beta yang bisa dipercaya dan diandalkan. Sementara kau, Daniel, bukan hanya beta untukku, tetapi kau lebih dari itu."
Daniel merasakan gelombang emosi yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ada sesuatu yang membuat perasaannya menghangat, tetapi di lain pihak, ada dingin menakutkan yang mulai menyusup, tak ubah pembawa pesan untuk firasat yang tak mengenakkan.
"Kita harus berpesta besar-besaran setelah perang ini."
Daniel mengangguk. "Tentu saja, Alpha."
Pada waktu bersamaan, pintu terbuka. Taegan dan Daniel sama-sama berpaling. Dilihat oleh mereka, ada Cecilia masuk.
"Cecilia."
Cecilia menghampiri Taegan. "Aku sudah memerintahkan Aaron untuk mengevakuasi Oscar. Sekarang, mereka sudah pergi bersama beberapa para guard. Selain itu, Brittany pun ikut mereka. Jadi, kita tak perlu mengkhawatirkan Oscar. Brittany akan menjaga Oscar sebaik mungkin."
"Kau benar," ujar Taegan mengangguk sekali ketika mendengar nama Brittany Gordon. "Kita tak perlu mengkhawatirkan Oscar. Sebagai pemimpin guard, tak ada yang bisa mengelabui Brittany." Sekarang dia kesampingkan perasaannya sebagai seorang ayah. Dia bertanya pada Daniel. "Apakah belum ada kabar dari Robert?"
Daniel menggeleng. "Belum, Alpha, tetapi aku—"
Pintu terbuka dengan terburu-buru. Ucapan Daniel terpotong oleh kedatangan Hector Ramirez—gamma.
"Alpha, alat komunikasi kita sudah disabotase dan sekarang para warrior Kawanan Ryloston sudah mulai memasuki wilayah kita."
Wajah Taegan berubah. Sekarang pikirannya hanya tertuju pada pemimpin warrior—Robert Miller. "Bagaimana dengan Robert?"
"Robert dan pasukannya sudah berada di posisi, Alpha. Mereka siap menerima perintahmu," jawab Hector dengan sikap siaga. "Kami siap menerima perintahmu."
Taegan mengangguk. "Kita tunjukkan pada Ryloston bahwa tak semudah itu menghancurkan Xylvaneth."
Tekad bulat bersatu dengan semangat membara. Kawanan Xylvaneth menuju ke medan pertempuran tanpa gentar sama sekali. Keberanian mereka terpancar dari setiap langkah yang diambil, tampak yakin sepenuhnya. Sementara itu mata mereka memancarkan kegigihan yang tak tergoyahkan.
Di depan, Taegan berdiri dengan gagah. Keberadaannya menerbitkan rasa tenang untuk para kawanan. Setiap pergerakan yang dibuat dan tatapan yang diberikannya memancarkan karisma dan rasa percaya diri.
Kawanan berbaris di belakang Taegan. Suara gemuruh langkah mereka mengguncang tanah, menciptakan irama yang serasi dengan detak jantung mereka yang berdebar kencang. Mereka saling menguatkan, bersiap untuk mengikuti setiap isyarat dan perintah yang akan diberikan Taegan. Sebabnya, mereka tahu bahwa peperangan ini bukan hanya untuk kemenangan, melainkan untuk mempertahankan kehormatan dan masa depan kawanan.
Semua langkah berhenti ketika mereka tiba di medan pertempuran. Dua kawanan bertemu dan saling menatap dengan intens, mata mereka tampak menyala.
Taegan mengangkat tangan, memberikan isyarat pada kawanan Xylvaneth untuk bersiap. Jadilah suasana berubah menjadi hening menakutkan, tak ubah ketenangan semu sebelum badai menyerang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Alpha and Me 🔞
WerewolfBuat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! **************** Azera Cordelia Ross pikir hidupnya sudah mencapai batas maksimal kemalangan, tetapi ternyata takdir masih menyiapkan kejutan. Kemarin ia adalah mahasiswi miskin yang me...