Sepertinya jarang sekali Kawanan Xylvaneth mengadakan dua perayaan dalam waktu berdekatan. Seringnya perayaan dilakukan dengan jarak waktu tertentu, bahkan bila ada perayaan tak terduga maka itu pun mustahil terjadi dalam waktu sedekat ini, nyaris tak sampai dua bulan.
Agaknya baru saja sebulan yang lalu Kawanan Xylvaneth merayakan pemberkatan luna dan sekarang mereka kembali melakukan perayaan lainnya, yaitu penobatan gamma. Jadilah tak mengherankan bila kawanan benar-benar bersuka cita. Pasalnya, pihak Istana tak pernah gagal dalam menyelenggarakan perayaan yang pastinya menyenangkan semua pihak.
Upacara Suci yang dipimpin langsung oleh Ursa baru saja selesai. Dom telah resmi menjadi gamma Kawanan Xylvaneth. Orang-orang mengucapkan selamat padanya, tak terkecuali Oscar dan Era. Setelahnya, mereka pun meninggalkan Hutan Lunaria dan berbondong-bondong menuju ke Istana.
Aaron menyambut kedatangan mereka dengan kemeriahan yang telah dipersiapkan dengan sebaik mungkin. Makanan tersaji dalam beragam menu, semuanya nyaris berbahan dasar daging, terkecuali menu khusus untuk Era yang merupakan seorang vegetarian. Minuman dan musik pun turut ambil bagian sehingga perayaan pun menjadi lebih bewarna. Jadilah semua bersenang-senang dengan penuh gembira.
Satu di antara yang paling bergembira adalah Oscar. Penobatan Dom telah menuntaskan keresahannya selama beberapa hari belakangan ini. Posisi gamma telah terisi kembali. Dengan demikian maka Bogy dan Thad bisa kembali fokus pada tugas masing-masing tanpa perlu memecah prioritas.
Selain itu, kehadiran Dom memberikan keuntungan tersendiri untuk Oscar, sesuatu yang cenderung lebih sentisitf dan pribadi. Jadilah sekelumit resah yang sempat mengisi benaknya selama masa seleksi gamma pun hilang sudah ketika adalah Dom yang terpilih.
"Ehm."
Oscar berpaling seketika tatkala mendengar dehaman samar Era. "Ada apa?" tanyanya sembari menebak dengan mata yang menatap lekat. "Apakah kau sudah lelah? Kau sudah mengantuk?"
"Tidak," jawab Era dengan lirikan sekilas yang tertuju pada Oscar sebelum fokus matanya kembali tertuju pada Dom. "Aku hanya tidak mengira kalau Dom yang menjadi gamma."
Ternyata Era belum mengantuk seperti dugaan Oscar. Walau begitu tak urung jawaban Era membuat dahi Oscar mengerut. "Memangnya mengapa kalau dia yang menjadi gamma?" Dia pun ikut-ikutan melihat Dom yang tengah berbincang-bincang dengan Philo dan Aaron. "Kulihat, dia memenuhi kriteria untuk menjadi seorang gamma. Dia pintar, sehat, dan pastinya, dia terkuat di antara yang lain."
"Aku tahu itu. Lagi pula aku juga melihat seleksi itu selama dua minggu ini," ujar Era sambil menarik napas dalam-dalam. Lalu dia justru mendeham lagi dengan ekspresi tak yakin. "Namun, setahuku posisi gamma lebih berfokus pada urusan domestik Istana. Juga, hubungan antar Istana dan kawanan. Kupikir, itu lebih mirip dengan tugas ibu rumah tangga dan Dom sama sekali tak terlihat seperti orang yang cocok dengan posisi itu."
Spontan saja Oscar tertawa mendengar ucapan Era. Dia terbahak hingga pundaknya bergetar, menunjukkan lucu yang tak tertahankan. "Mungkin kau ada benarnya. Lihat saja dia." Tangan terangkat dan ditunjuknya Dom dengan geli. "Kepala botak, tubuh kekar, dan bertato. Dia memang terlalu menakutkan untuk posisi ibu rumah tangga."
Era cengar-cengir. "Aku tidak bermaksud mengatakan kalau dia menakutkan. Lagi pula sepertinya dia tidak semenakutkan itu."
Dugaan Era berdasarkan fakta bahwa selama ini dilihatnya Dom cenderung mudah bergaul pada siapa saja. Bukan hanya sesama peserta seleksi gamma saja yang disapanya, melainkan nyaris semua penghuni Istana yang ditemuinya pun disapa olehnya tanpa terkecuali.
Dom juga tampaknya memiliki selera humor yang bagus. Sebabnya, tak jarang Era melihat teman bicara Dom yang tertawa. Jadilah menurutnya kata menakutkan tak benar-benar tepat untuk disematkan pada Dom.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Alpha and Me 🔞
WerewolfBuat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! **************** Azera Cordelia Ross pikir hidupnya sudah mencapai batas maksimal kemalangan, tetapi ternyata takdir masih menyiapkan kejutan. Kemarin ia adalah mahasiswi miskin yang me...