"Kau bukan yang melakukan ini padaku?!"
Datang ke kampus dan mendapati mantan pacar mengamuk padanya jelas bukanlah hal yang diinginkan oleh Era. Namun, itulah yang terjadi sekarang. Dia baru saja keluar dari mobil Seth, meninggalkan area parkir sebanyak lima langkah, dan berniat untuk langsung masuk ke gedung kuliah, lalu menemui Madeline, tetapi tiba-tiba saja Gerald datang bersama dengan Barbara dan mengadang jalannya dengan kemarahan yang meluap.
"Wow!" Seth segera maju dan menengahi Era dan Gerald. "Santai, Robinson. Apakah kau tidak memiliki hal lain untuk dilakukan sepagi ini selain membuat keributan?"
Gerald berpaling pada Seth dengan geram. Tangan kanannya naik dengan telunjuk yang segera menekan dada Seth. "Ini bukan urusanmu, Cooper. Jadi, lebih baik kau minggir sebelum kau menyesal."
Seth mendengkus geli. Agaknya kalimat bernada ancaman itu sering sekali menghampirinya belakangan ini. Jadilah dia geleng-geleng. "Sebaliknya, Robinson. Kukatakan padamu, berhenti selagi masih bisa. Aku jamin kau akan menyesal kalau kau tak mendengarkan peringatanku."
Gerald tak peduli. Dia abaikan peringatan itu dan lantas mendorong Seth. Jadilah orang-orang terkesiap heboh, itu jelas adalah sebuah bentuk konfrontasi yang nyata.
"Seth!" kaget Era sembari menghampiri Seth. Dia tampak khawatir, tetapi Seth malah cengar-cengir. "Kau tak apa bukan?"
"Tentu saja aku tak apa."
Era tentu saja ingat, Seth pernah dikeroyok oleh tujuh orang rogue dan masih hidup hingga sekarang. Tentunya Gerald tak akan pernah bisa mengintimidasi Seth.
Walau demikian Era tak akan tinggal diam. Jadilah dia berpaling pada Gerald dan di waktu bersamaan, didengarnya umpatan.
"Sudah kubilang, ini bukan urusanmu, Cooper," geram Gerald dengan memelototkan mata. Lalu tanpa diduga oleh siapa pun, diraihnya tangan Era dalam satu genggaman kuat. "Kau, Era. Ini urusanku dan kau."
Era memang tahu Gerald memiliki sifat dan sikap yang sama sekali tak patut untuk dibanggakan. Namun, dia tak mengira bila Gerald akan menyudutkannya di depan umum seolah tak memedulikan hal lain. Terang saja tindakan Gerald menimbulkan kehebohan para mahasiswa.
Gerald menatap Era tajam. "Jawab pertanyaanku sekarang, Era. Kau bukan yang melakukan ini padaku?"
"Aku sama sekali tak mengerti dengan yang sedang kau bicarakan sekarang," jawab Era sembari menimbang beberapa hal di benak. Genggaman Gerald tak memberikan sakit apa pun untuknya, bisa dikatakan tak ada rasa sama sekali. Namun, agaknya dia tak berpikir untuk membalas konfrontasi Gerald. Jadilah keputusannya kembali pada pilihan utamanya selama ini, yaitu mencoba untuk menghindar. "Jadi, lepaskan aku."
"Kau tak mengerti?"
Era berpaling dan mendapati Barbara menghampiri dengan ekspresi pongah. Kedua tangan Barbara bersedekap dan dilihatnya Era dengan tatapan mencemooh.
"Kau jangan berpura-pura bodoh, Era," ejek Barbara sembari berdecak dengan kesan merendahkan. Lalu dia menyugar rambutnya sekilas sebelum lanjut bicara. "Kami tahu, kau adalah dalang di baliknya dikeluarkannya Gerald dari kampus."
Era melongo sedetik. Dia butuh waktu sejenak untuk mencerna ucapan Barbara. Lalu refleks saja dia bertanya. "Apa kau bilang? Gerald dikeluarkan dari kampus?" Dia beralih pada Gerald. "Kau dikeluarkan dari kampus?"
Gerald menggeram. "Kau tak perlu berpura-pura, Era. Aku tahu, ini pastilah perbuatanmu."
Era yakin, itu adalah perbuatan Oscar. Namun, dia tak akan memungkiri bahwa itu memang adalah perbuatannya secara tak langsung.
Sumbernya adalah percakapan singkat semalam. Oscar sudah mengatakan pada Era untuk memberi sedikit pelajaran pada Gerald. Namun, dia tak mengira bahwa inilah sedikit pelajaran yang Oscar berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Alpha and Me 🔞
WerewolfBuat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! **************** Azera Cordelia Ross pikir hidupnya sudah mencapai batas maksimal kemalangan, tetapi ternyata takdir masih menyiapkan kejutan. Kemarin ia adalah mahasiswi miskin yang me...