Epilog

992 59 4
                                    

Tanggal 14. Kedamaian dan ketenangan yang selama ini menyelimuti Istana Kawanan Xylvaneth terasa berbeda. Sebabnya tak diketahui apa, tetapi alam memberikan tanda-tanda dengan amat jelas.

Angin malam itu berembus dengan gelombang menenangkan, hanya sepoi-sepoi, seolah memastikan bahwa belaiannya tidak akan menyakiti siapa pun, termasuk dedauanan tua yang berusaha untuk tetap bertahan di rantingnya. Diberikan olehnya kesejukan yang pastilah akan menghadirkan ketenteraman.

Bersamaan dengan itu, aroma wangi yang berasal dari bunga-bunga liar dan rerumputan segar ikut terbawa. Mereka tak ubah parfum alami yang tentunya akan membuat senang siapa pun yang menghirupnya.

Sungai kecil di belakang Istana tak ingin ketinggalan. Jadilah dia turut andil dalam memperiah suasana malam itu melalui gemericik airnya yang terus mengalir. Suaranya terdengar merdu, tak ubah lantunan musik yang syahdu.

Di atas segalanya, bulan purnama bersinar dengan amat terang malam itu. Cahayanya terpancar dengan begitu indah. Dibentuknya bayangan-bayangan cantik dari pepohonan, tak ubah sebuah lukisan hidup yang menggoda.

Satu dari seribu malam, tak akan sering malam terasa begitu agung seperti kala itu. Keistimewaannya terasa sekali berbeda dibandingkan dengan malam-malam lain, sekalipun akan selalu ada malam purnama di setiap bulannya. Ursa menyadarinya dan mungkin karena alasan itulah mengapa dia tak langsung kembali masuk ke Paviliun, lalu melanjutkan tidur seperti yang disarankan oleh Oscar tadi.

Ada sesuatu yang membuat kaki Ursa justru melangkah. Diinjaknya rerumputan segar dengan kaki telanjang. Setelahnya dia menengadahkan kepala, melihat pada bulan purnama.

Jantung Ursa berdetak dalam lantunan yang menenangkan. Perasaannya terasa amat damai. Bahkan tiap napas yang dihelanya memberikan ketenteraman yang amat menyejukkan.

Ursa memejamkan mata sesaat kemudian. Hatinya berdoa, diucapkannya berbagai macam pengharapan, untuk Oscar, Era, dan Kawanan Xylvaneth. Setelahnya, dia pun membuka mata sembari berucap lirih.

"Ini adalah malam yang sempurna, malam yang begitu indah."

*Tamat*

Makasih banyak untuk semua yang udah baca cerita ini sampai tamat, tapi tenang aja karena petualangan Era-Oscar belum benar-benar selesai sampai di sini. Nantikan babak selanjutnya dengan judul "The Alpha and Me: Psithurism" yang rencananya bakal aku update di tanggal 1 April besok. Maaf ya karena aku butuh waktu untuk menyusun segala macamnya. Harap dimaklumi yaaa dan aku jamin kok petualangan Era-Oscar akan semakin kompleks karena asal usul Era pun belum jelas. Jadi, harap sabar menanti (๑˃̵ ᴗ ˂̵)و

The Alpha and Me 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang