Bagian 10

103 46 63
                                    

Rafka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rafka

“Cantik.” Tanpa sadar kata itu keluar begitu saja dari mulut gue. Tanpa sadar juga ternyata sedari tadi gue senyum-senyum sendiri saat melihat foto-foto gue dengan Aruna dengan gaya konyol saat jam istirahat di kantor.

Rasanya baru libur dua hari karena memang weekend, tapi terasa lama. Lama tidak melihat Aruna. Apa mungkin gue kangen? Karena biasanya hari-hari gue menghabiskan waktu bersama Aruna, tapi masalahnya ini hanya libur weekend. Hanya 2 hari tidak bertemu.

“Apa mungkin gue mulai tertarik sama dia? Tapi apa mungkin, kan gue kenal dia juga belum terlalu lama.”

“Tapi emang sih, rasanya kaya ada yang beda. Gue selalu seneng saat bisa deket sama Aruna.”

Gue terus bermonolog sambil terus menatap foto yang ada di galeri itu. Rasanya masih bertanya-tanya perasaan apa yang sedang gue rasakan saat ini. Tapi gue mengakui, gue memang sudah memiliki perasaan terhadap Aruna. Menurut gue, Aruna sosok perempuan yang baik, dia cerdas, cantik, dan sedikit unik. Dia juga pekerja keras dan asik.

Mungkin selanjutnya, gue akan memperjuangkan perasaan gue ke Aruna, ya meskipun gue tahu, sepertinya hal itu tidak mudah. Karena gue tahu Aruna bukan tipe perempuan yang mudah didekati atau mudah terbawa perasaan. Tapi bukankah cinta butuh perjuangan? Jadi gue tidak akan menyerah begitu saja.

Ternyata cukup lama gue diam dan melamun seperti ini, gue segera meletakkan ponsel gue di atas nakas dan hendak keluar kamar untuk mengambil minum. Tapi entah kenapa langkah gue tiba-tiba tertahan dan kembali meraih ponsel yang baru saja gue letakkan, gue ingin mengirimkan pesan kepada Aruna.

Rafka
Run, besok aku jemput ya?

Gue tahu mobil Aruna masih dalam perbaikan, itulah kenapa gue menawarkan untuk menjemputnya besok saat berangkat ke kantor. Dan itu juga bisa menjadi kesempatan buat gue untuk mendekati Aruna.

10 menit.

Aruna
Nggak ngerepotin kamu? Aku bisa naik taksi kok, Raf.

Rafka
Nggak ngerepotin samsek, lagian aku juga yang nawarin😆 Gimana?

Aruna
Yaudah boleh. Makasih, Raf.

Rafka
Iya, Run, sama-sama.
Yaudah kamu istirahat, ya.

Aruna
Oke, kamu juga.

Rafka
Siap.

Setelah chat dengan Aruna berakhir gue memutuskan untuk mandi dan bersih-bersih sebelum gue makan malam dan lanjut untuk tidur. Ya, se monoton itu kehidupan gue setelah memasuki dunia kerja.

Jika dulu gue masih bisa main dengan teman-teman gue atau sekedar jalan-jalan sekarang hal itu cukup sulit bagi gue. Selain kesibukan masing-masing juga sudah terlanjur lelah untuk sekedar melakukan hal-hal dan kebiasaan seperti dulu. Kalaupun hari libur pun hanya ingin beristirahat di rumah.

Setelah Hari ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang