Dehan
Hari sudah menjelang sore, dan gue masih di kampus. Masih banyak tugas kuliah gue yang harus selesaikan. Sebenarnya bisa saja gue pulang dan mengerjakan di apartemen. Tapi gue lebih memilih mengerjakan semua tugas itu di kampus karena gue tidak ingin membawa pulang tugas. karena pasti ujungnya akan tertunda karena kesibukan lain.
Tapi selesai atau tidak, sebentar lagi gue akan pulang. Karena malam nanti gue ada janji dengan Reyvan untuk makan malam. Dia yang akan mentraktir gue katanya, entah dalam rangka apa. Jadi gue mengiyakan saja, kapan lagi. Itung-itung menghemat pengeluaran juga.
“Huhh, akhirnya selesai,” gumam gue setelah sekitar 1 jam gue focus dengan berbagai kode rumit di depan gue. gue memasukkan laptop ke dalam tas dan segera pulang ke apartemen yang hanya butuh waktu sekitar 10 menit dari kampus.
1 jam.
Saat ini gue sudah berada di apartemen, selesai membersihkan diri dan Bersiap untuk pergi dengan Reyvan. Jujur saja, sebenarnya gue masih sedikit canggung dengan dia dan masih belum tahu apa yang gue bicarakan setiap kali gue bertemu dia. padahal sudah dua bulan kami di sini dan sering bertemu pada saat-saat tertentu.
Gue segera keluar dan menuju lokasi restoran yang dikirim oleh Reyvan 1 jam yang lalu.
Hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk sampai di sana. Gue langsung menghampiri Reyvan yang sudah berada di meja nomor 10 itu. Entah sudah sejak kapan dia sampai di sini, karena katanya dia langsung ke sini sepulang kerja.
“Udah lama lo?” sapa gue.
“Yaa, sekitar 10 menit lah.”
“Oh kurang lama ya gue?” Dia tertawa mendengar perkataan gue.
“Dasar!”
“Mau pesen apa?”
“Terserah, samain aja.”
“Oke.”
Selanjutnya dia memanggil waiter untuk memesan makanan, gue memperhatikan saja.
“Btw, lo di sini sampe kapan?” tanya gue.
“Nggak tau juga, kita liat aja nanti.” Dia menggidikkan bahunya.
“Lo sendiri sampe kapan di sini?” tanya dia balik.
“Next year, maybe.”
“Lo langsung balik ke Indo abis lulus nanti?”
“Hmm. Mau ngapain lagi di sini?”
“Ya mungkin lo ada niatan buat kerja di sini?”
“Ada sih, tapi gue masih ada urusan yang harus gue selesaiin. Ya, sama. Just wait and see.”
Dia hanya menganggukkan kepalanya paham.
Tidak lama setelah percakapan itu makan malam yang dipesan oleh Reyvan datang dan kami fokus untuk makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Hari Itu
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] Setelah hari itu, mereka berjalan di jalan masing-masing yang tak lagi sama. Aruna dengan segala mimpinya, dan Dehan dengan dunianya. Semuanya sudah berbeda. Apa artinya dunia jika tak dapat menikmati indahnya. Kepada siapa...