Dehan
Gue keluar dari aplikasi Instagram dan membuka pesan yang muncul di bar notifikasi ponsel gue. Pesan dari seseorang, yang dulu selalu gue nantikan. Bukan hanya dulu, sekarang pun sama. Tapi sayangnya keadaan yang membuat semua tidak seperti dulu.
“Tumben Aruna nge chat gue malem malem gini?” gumam gue sembari membuka pesan yang dia kirimkan melalui whatsapp.
Aruna
Halo, lagi sibuk nggak?Jujur saja gue bahagia sekali saat membacanya, meskipun hanya singkat. Tapi rasanya, gue cukup senang dibuatnya.
Dengan cekatan gue segera membalasnya. Tidak butuh waktu satu menit untuk gue membalas pesan dari Aruna.
Dehan
Enggak, kenapa?Gue masih menunggu jawaban dari dia.
Aruna
Gapapa, mau nanya.Maaf kalo tiba-tiba nanya gini, dan mungkin pertanyaan ini juga udah nggak berlaku buat lo. Tapi gue cuma pengen tau.
Entah kenapa balasan dari Aruna saat ini rasanya langsung melenyapkan rasa bahagia gue itu. yang ada gue justru merasa deg-deg an saat dia mengatakan itu melalui chat.
Dehan
Iya2 menit gue menunggu balasan dari dia dengan perasaan cemas. Karena sepertinya yang akan dia tanyakan lebih ke arah serius.
Aruna
Ada nggak sih, selama ini yang pengen lo sampein ke gue tapi belum sempet? Bukan apa-apa, karena dulu kita pernah deket tapi tiba-tiba jadi asing kek gini. Gue cuma ngerasa aneh aja.Cuma nanya kok, ngga harus dijawab kalo emang nggak mau jawab😆
Apa gue bilang?
Dia bilang, dia cuma nanya dan gue nggak harus menjawabnya. Itu sangat mustahil, karena gue tahu alasan dia bertanya adalah untuk mendapat jawaban dari gue.
Tapi saat membaca pertanyaan Aruna seperti itu, itu adalah pertanyaan yang gue takutkan. Pertanyaan yang selama ini gue juga tahu, kalau pertanyaan itu pasti akan selalu ada di benaknya.
Gue ingin menjawab, tapi gue rasa gue belum siap. Karena gue hanya ingin menjawab pertanyaan itu saat gue benar-benar siap.
Gue hanya ingin menjawab pertanyaan itu, saat gue bisa natap mata dia, dan itu bukan sekarang.
Tapi gue juga nggak mungkin untuk nggak membalas pesan yang dikirimkan Aruna saat ini. Jadi gue menjawabnya.
Dehan
Nggak ada sih, tapi ya aneh aja dulu pernah deket tapi sekarang kita asing banget. aku nggak pengen kita kayak nggak orang nggak kenal, padahal dulu kita teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Hari Itu
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] Setelah hari itu, mereka berjalan di jalan masing-masing yang tak lagi sama. Aruna dengan segala mimpinya, dan Dehan dengan dunianya. Semuanya sudah berbeda. Apa artinya dunia jika tak dapat menikmati indahnya. Kepada siapa...