Aku yang pada awalnya berjalan tertatih, kini aku bisa kembali berlari.
Perlahan tapi pasti, aku sudah terbiasa dengan kesendirian ini.Karena pada hakikatnya, hidup itu sendiri.
Ketika aku mulai melalui hari-hari baru yang tak biasa, air mataku luruh dan hatiku seakan telah mati.
Namun ternyata aku menyadari bahwa aku telah salah memaknai patah hati. Bukankah sesuatu yang patah akan tumbuh dengan lebih sempurna?
Sayangnya, aku sempat gagal memahami hal itu.
Aku bertanya-tanya di kepala, mengapa butuh waktu yang lama untuk bisa memaknai sesuatu yang sederhana.
Aku berbisik ke dalam hati, barangkali karena kenyataan yang berusaha kupaksa menjadi seperti inginku.
Ah, nyatanya tidak bisa! Tuhan lebih tahu mana yang paling baik dari semua yang kuanggap baik.
Menjalani dengan baik adalah kunci, karena tak ada yang pernah tahu, di bagian hidup mana bahagia akan membuat mata dan hati selalu terbuka.
Dan bahagia, sejatinya adalah tentang keikhlasan.
⏳⏳⏳
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Hari Itu
Novela Juvenil[Follow sebelum membaca] Setelah hari itu, mereka berjalan di jalan masing-masing yang tak lagi sama. Aruna dengan segala mimpinya, dan Dehan dengan dunianya. Semuanya sudah berbeda. Apa artinya dunia jika tak dapat menikmati indahnya. Kepada siapa...