Bagian 24

73 24 34
                                    

September 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

September 2022

Dehan

Gue kembali memasukkan ponsel ke dalam tas setelah selesai mengunggah foto di story akun Instagram milik gue. gue memang jarang sekali membuat story, malas saja. Tapi kali ini gue sengaja, berharap untuk dilihat oleh seseorang.

Foto yang barusan gue unggah di story itu merupakan foto saat di hyde park, London saat musim semi.

Indah sekali.

Dan gue tahu, seseorang yang sangat gue harapkan untuk melihat story gue, dia sangat ingin pergi ke sana.

Gue nggak berharap lebih seseorang itu akan reply story gue, cukup dia melihat saja gue senang. Setidaknya dia tahu, gue sudah pernah ke sana. Gue sengaja baru mengunggah foto itu saat ini karena…tidak apa-apa, semau gue sebenarnya.

Hari ini, gue baru menginjakkan kaki di Bandara. Gue sudah tiba di Bandung.

Studi S2 gue di London selesai sesuai target, tepat satu tahun. Sebenarnya Agustus kemarin sudah selesai semuanya, tapia da beberapa hal yang harus gue urus sehingga baru September ini gue pulang ke Bandung.

Dan gue melihat dari jarak beberapa meter, sudah ada orang-orang yang gue sayangi menunggu kedatangan gue. Kedua orang tua gue dan kedua sahabat gue. Langkah gue semakin dekat ke arah mereka, dan mereka semakin jelas melihat sosok gue.

“Dehaann!!” Tentu saja itu bunda, yang langsung memeluk gue, gue membalas hangat pelukan itu.

Gue rindu sama mereka, dan gue juga bisa merasakan kerinduan mereka.

“Bunda, bunda apa kabar?” tanya gue.

“Baik, bunda baik. Kamu sehat kan?”

“Sehat dong, nih buktinya aku udah sampe di sini.”

“Ayah!” kini gue yang memeluk ayah, yang tentu disambut hangat pelukan itu.

“Ayah apa kabar?”

“Ayah baik, seperti kamu.”

Gue melepas pelukan gue dengan ayah, dan diam menatap pada dua orang lagi yang saat ini juga berada di depan gue.

Sesaat kemudian, gue merangkul mereka berdua, Widi dan Arya. Sahabat gue yang sudah gue anggap seperti saudara gue.

“Gila, kangen banget kita sama lo,” ungkap Widi.

“Gue kira nggak bakal balik nih.” Arya menambahkan.

“Hahaha, bisa aja lo pada. Yakali gue nggak balik.”

Kami semua tertawa, cukup lama drama kangen-kangenan itu sebelum akhirnya kami beranjak dari tempat itu untuk pulang.

Setelah satu jam perjalanan, gue sudah sampai di rumah. Masuk ke dalam kamar gue, yang satu tahun ini gue tinggalkan.

Setelah Hari ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang