Mei 2023
Aruna
Setelah pertemuanku dengan Dehan dua minggu yang lalu, aku benar-benar sering menghabiskan waktu menyendiri di kamar. Aku sibuk bergelut dengan hati dan pikiranku.
Saat ini, aku berada di satu tempat, tempat yang sama seperti hari itu. Taman yang berada di dekat SMA Bakti Cendekia. Aku saat ini menunggu seseorang, tentu saja Dehan.
Tapi kali ini, bukan dia yang memintaku untuk bertemu. Tapi aku yang meminta untuk bertemu di tempat ini. Aku meminta dia menemuiku di tempat ini, karena aku sudah tahu keputusanku, jawabanku.
Sebenarnya, aku sudah memutuskan hal ini sejak beberapa hari setelah pertemuanku dengan dia hari itu. saat itu, pikiranku benar-benar kalut, hatiku bimbang. Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Sampai akhirnya, aku benar-benar bertanya kepada hatiku, dan aku menemukan jawabannya.
Saat pertemuan dengan Dehan dua minggu lalu, jujur saja ada banyak sekali hal yang ingin aku sampaikan kepadanya. Tapi rasanya aku tidak kuat, bahkan untuk menatap matanya saja hatiku tidak sanggup.
Dan hari ini, aku sudah bertekad untuk menyampaikan semua hal itu kepada Dehan. Apapun yang akan terjadi, aku akan mengatakan hari ini untuk membuat semuanya benar-benar jelas. Entah bagaimanapun akhirnya nanti.
Tapi sudah sekitar 30 menit aku di tempat ini, dia tidak kunjung datang. Tapi aku akan tetap menunggu sampai dia datang kali ini.
Drrtt…Drttt …
Aku mengeluarkan ponselku yang berdering dari dalam tas. Panggilan dari nomor tidak dikenal. Aku mengabaikannya.
Tapi berkali-kali panggilan itu masuk ke ponselku, aku memutuskan untuk menjawabnya.
“Aruna?”
Suara dari seberang sana, aku seperti mengenal suara itu. tapi tidak tahu siapa.“Iya, ini siapa?”
“Ini gue, Arya.”
“Kenapa, Ar?”
“Dehan…dia sekarang di rumah sakit. Dehan kecelakaan.”
Rasanya jantungku berhenti berdetak, pikiranku sudah kemana-mana.
“Rumah sakit mana?”
“Rumah sakit Advent.”
“Oke, gue ke sana sekarang.”
“Hati-hati, ya Run.”
“Hmm.”
Aku memutus sambungan teleponnya, dan bergegas pergi dari sini.
Aku mengendarai mobil dengan pikiran dan perasaan yang kacau. Air mataku sudah tidak bisa aku tahan sejak Arya mengatakan bahwa Dehan mengalami kecelakaan.
Rasanya aku ingin cepat-cepat sampai di rumah sakit dan memastikan bagaimana keadaannya.
Jangan tanya bagaimana perasaanku saat ini, aku takut, sedih, khawatir. Semua menjadi satu.
Kenapa di saat aku ingin mengatakan semuanya, hal ini terjadi. Aku hanya berharap Dehan baik-baik saja. aku benar-benar takut kali ini.
Sekitar 20 menit, aku sudah sampai di rumah sakit. Aku segera menuju kamar tempat Dehan dirawat, Arya sudah mengirim ruangannya saat aku dalam perjalanan tadi.
Di sana aku melihat ada Bunda dan ayah. Ya, bunda dan ayahnya Dehan yang aku maksud. Aku memang memanggil kedua orang tuanya sama dengan Dehan, bunda dan ayah sendiri yang menyuruhku, biar lebih akrab katanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Hari Itu
Ficção Adolescente[Follow sebelum membaca] Setelah hari itu, mereka berjalan di jalan masing-masing yang tak lagi sama. Aruna dengan segala mimpinya, dan Dehan dengan dunianya. Semuanya sudah berbeda. Apa artinya dunia jika tak dapat menikmati indahnya. Kepada siapa...