Bagian 19

115 37 65
                                    

November 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

November 2021

Aruna

Malam ini aku bersiap untuk pergi ke acara pertunangan Evan dan Airin. Jujur saja, aku masih tidak menyangka Evan bisa gerak secepat itu. Mendahului kami berempat. Saat ini aku masih sibuk mencari anting yang akan aku kenakan, entah di mana aku menyimpannya.

“Kayaknya waktu itu belum pernah
kepake deh, tapi aku taruh di mana ya?” ucapku bermonolog sambil berkacak pinggang mengingatnya.

Aku membuka laci tempat aku menyimpan semua aksesoris, tapi tetap tidak ada. Dasar, aku memang pelupa. Selalu seperti ini. Cukup lama aku mencari.

“Astaga! Di sini ternyata.” Aku menemukannya. Ternyata ada di salah satu tas ku yang aku pakai saat aku membeli anting tersebut, aku lupa mengeluarkan dan menyimpannya.
Aku segera memakainya.

Sekitar 20 menit, aku sudah siap. Aku segera keluar kamar dan turun, menunggu Shella dan Rea yang katanya akan menjemputku. Kami sengaja berangkat bareng. Jika ditanya Havva bagaimana? Jangan tanya, dia sudah pasti berangkat dengan Zean.

Tidak lama aku menunggu, suara klakson mobil Rea dapat aku dengar dari dalam rumah. Aku segera keluar dan masuk ke dalam mobil.

“Nunggu lama, Run?” tanya Shella.

“Enggak, baru aja selesai.”

“Oh, syukur deh.”

Selama perjalanan, Evan menjadi topik pembicaraan kami. Ya, maafkan, tapi kami benar-benar masih tidak menyangka.

Sekitar 30 menit perjalanan, kami sudah sampai di lokasi. Bukan di rumah Evan, tapi di rumah Airin. Ternyata lumayan jauh, untung saja tidak macet di perjalanan.

Acara pertunangan Evan dan Airin yang diadakan di outdoor malam ini, terasa sangat mewah dan ramai meskipun diadakan di taman rumah Airin yang dihias sedemikian rupa hingga terlihat begitu indah, suasananya begitu intim dan sakral menurutku. Karena sepertinya yang hadir di sini adalah keluarga besar dari Evan dan Airin dan juga teman-teman terdekat mereka saja.

Aku, Shella, dan Rea langsung menghampiri Evan yang tengah berada di salah satu kursi tamu, sepertinya dia baru saja menemui seseorang.

“Kalian lama banget. Gue nungguin tau,” ujarnya ketika melihat kami ada di sana.

“Yee, kan siap-siap dulu, namanya juga cewek.” Rea yang berbicara.

“Belum mulai kan, Van?” tanya Shella.

“Wah, udah selesai. Ini pada mau pulang,” jawab Evan yang dibuat-buat seakan-akan benar.

Shella juga aneh, bertanya hal yang seharusnya tidak usah ditanyakan. Karena masih banyak teman-teman dan keluarga mereka yang masih baru datang sama seperti kami.

“Masaaa?”

“Belum lah, Shell astaga. Lo nggak liat tuh kerabat-kerabat dan temen-temen gue sama Airin juga baru dateng?”

Setelah Hari ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang