Bagian 25

79 23 33
                                    

Aruna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aruna

Aku, Rea, Shella, dan Evan saat ini sedang dalam perjalanan menuju SMA Bakti Cendekia, sekolah kami dulu. Kami akan menghadiri acara reuni sekolah. Kali ini Evan yang mengemudikan mobil, dan kami bertiga menjadi penumpangnya.

Belum sampai di sekolah itu, rasanya aku sudah merasakan suasana saat masa-masa kami SMA. Satu mobil berempat seperti saat ini. Selalu berangkat dan pulang bersama. Bedanya, saat ini kami sudah tidak memakai seragam sekolah, karena dresscode reuni malam ini ala-ala pesta.

Aku mengenakan dress selutut berwarna ocean blue dengan tatanan rambut ribbon hair. Sederhana saja. Shella juga mengenakan dress sepertiku, tetapi dengan warna bold dan rambutnya dibiarkan terurai yang ditambahkan beberapa aksesoris. Dan Rea mengenakan gaun berwarna silver. Sedangkan Evan mengenakan setelan jas berwarna navy, yang terlihat begitu moderen tapi juga tidak terlalu formal.

Setelah 20 menit perjalanan, kami sudah tiba di SMA Bakti Cendekia, yang menjadi lokasi acara reuni kali ini. Sudah banyak para alumni Angkatan kami yang sudah datang di sana. Ramai sekali.

Aku, Rea, Shella, dan Evan berjalan menuju lapangan tengah yang merupakan lapangan basket, yang kini sudah diubah sedemikian rupa menjadi tempat untuk menyelenggarakan acara reuni malam ini. Banyak lampu-lampu yang dipasang dan juga tersedia stage di sana.

“Evan!” Langkah kami terhenti saat ada seseorang yang sedikit berteriak memanggil Evan.

“Hai, Widi! Arya!” Evan kembali menyapa mereka, Widi dan Arya. Kemudian mereka saling bersalaman dan saling merangkul seperti teman lama pada umumnya yang lama tidak bertemu.

Mereka, Widi dan Arya adalah teman dekat Dehan, tentu aku juga mengenalnya. Dan jangan heran, meskipun Evan dan mereka berdua dulu tidak satu kelas, mereka kenal cukup dekat karena mengikuti ekstra yang sama, futsal.

“Aruna?” Kali ini Arya menyapaku, tapi entah kenapa kelihatannya sedikit ragu. Apakah mereka sudah tidak mengenaliku?

“Hai, Ar! Wid! Gimana kabar kalian?” sapaku ramah.

“Wah! Baik, Run. Aku hampir nggak ngenalin kamu, loh. Makin cantik, hahaha.” Itu Widi yang berbicara, yang kemudian mendapat toyoran dari Evan.

“Nggak usah modus sama sahabat gue lo!” Evan saat ini berlagak seperti seorang kakak laki-laki untukku, lucu. Dia memang seperti itu, bukan hanya kepadaku, kepada Rea dan Shella pun sama.

Aku hanya tertawa melihat mereka. Jangan tanya di mana Rea dan Shella saat ini, mereka juga sedang menemui salah satu teman kami, tapi entah di mana. Tiba-tiba tidak ada di sampingku sejak Widi dan Arya memanggilku dan Evan tadi.

Dan aku baru ingat sesuatu, artinya malam ini aku akan bertemu dengan Dehan di acara reuni ini. Tapi pertanyaannya, di mana dia? karena biasanya, dia selalu bersama Widi dan Arya. Tapi kenapa aku mencari? Ya, sudahlah.

Setelah Hari ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang