Bab 8 : Tidak Ada Kebaikan

81 11 0
                                    

⚠️WARNING! INI HANYA CERITA FIKTIF BELAKA. KALAU ADA KESAMAAN DALAM NAMA DAN TEMPAT KEJADIAN, MOHON DIMAAFKAN. SAYA SAMPAIKAN SEKALI LAGI, CERITA INI HANYA FIKTIF!⚠️

Guys, votenya dong! Jgn jadi silent readers anjay.

Kalo ada yg blm vote, vote dulu yaa sayang💕 🔪
___

Pagi yang cerah ini bak menyambut keluarga Delmare di meja makan. Sayangnya tidak bagi Jay yang menahan gatal di kulit bagian kaki palsunya, di sana terasa menggerayanginya amat kuat sampai dirinya berkeringat dingin. Sang kepala keluarga Delmare, Zacharias memperhatikan anak bungsunya ini begitu lekat. Roti di tangannya terjatuh menghantam piring dan menimbulkan bunyi dentingan ringan. Lantas, bersamaan itu pula Jay tak sadarkan diri dalam kondisi duduk.

"Astaga, Jay!" pekik Zacharias panik.

Reflek dirinya bangkit tergesa, menjatuhkan kursi ke lantai karena efek hentakan tubuhnya. Ia menangkap Jay tepat waktu sebelum bobot sang anak tak mampu menahan tubuhnya kala kehilangan kesadaran. Dirinya berteriak lantang kepada pelayan untuk memanggil dokter keluarga Delmare. Secepat mungkin tubuh putra bungsunya ia angkat ala bridal style.

Zacharias membawa Jay ke kamar, di ikuti oleh sang istri-Myra tepat di belakangnya. Dalam hatinya, Myra merutuki kesehatan Jay yang sangat lemah dibandingkan dengan Jemma, si anak sulung. Jemma memiliki ketahan tubuh jauh lebih baik, mau dari segi fisik ataupun seluruhnya. Berbanding balik oleh Jay, karena metabolisme anak itu amat rendah, dan sungguh merepotkan.

Myra pun menemani sang suami di kamar Jay sembari menunggu dokter datang. Tidak lama Myra sadar akan sesuatu, sebelum suaminya ingat dan melakukannya, dia lebih dulu menyuruh Zacharias keluar kamar, dengan alasan untuk mengganti pakaian Jay.

Tangan Myra langsung dicekal pelan, wajah Zacharias mengernyit heran akan kalimat terlontar dari mulut sang istri. Padahal dirinya seorang pria dan Myra bisa saja menyuruhnya. Bodohnya, Zacharias baru menyadari kalau Jay masih berpakaian dan memakai sepatu.

"Aku saja, kau tunggu di luar sambil menunggu dokter," cetus Zacharias mengusap lembut pundak Myra.

"Tidak sayang ... aku bisa mengatasinya," tolak Myra sangat tenang tanpa kecurigaan.

Kepala Zacharias menoleh ke arah Jay yang terbaring berwajah pucat pasi tidak berdaya di atas ranjang. Enggan rasanya mendengar penolakan Myra, namun istrinya bersih kekeuh ingin mengurusi Jay sendirian. Pada akhirnya Zacharias mengangguk menyetujui. "Aku di luar kamar menunggu dokter, jangan terlalu lama mengganti bajunya."

Myra tersenyum amat hangat hingga hal tersebut menenangkan kecemasan seorang Zacharias sejak tadi. Tangan mungilnya mengusap lembut lengan kekar Zacharias. "Kau bisa mempercayakannya kepada ku, Zac."

🐬

Jay terkulai tak berdaya di ranjangnya. Sang ibu duduk anggun di sofa kamar Jay sendirian, sebab dokter mengajak Zacharias minum teh bersama di taman dalam mansion. Di sana ada tempat untuk sekedar menikmati keindahan taman dan bersantai saja. Untungnya fasilitas mansion memadai, kendati berbincang ke arah pribadi, justru Myra tengah berpikir entah ke mana.

Alasan si dokter ialah perihal tentang masalah pribadi katanya. Karena selama ini Zacharias tidak pernah berbohong, membuat Myra mempercayai itu dan membiarkan mereka berdua mengobrol dengan sesama pria. Myra akhirnya mengedikkan bahu berusaha acuh, toh Zacharias tidak mungkin menjadikan dirinya sebagai topik pembicaraan, mungkin.

Gerakkan tangan membalikkan lembaran-lembaran halaman buku di pangkuannya menciptakan suara kertas yang terdengar renyah di telinga. Myra memasang ekspresi datar di kala ada pergerakan dari Jay.

Voices In The Ocean : Cursed Man, Zale Merville [on going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang