Bab 48 : Kalung Berbandul Permata

14 3 4
                                    

⚠️WARNING! INI HANYA CERITA FIKTIF BELAKA. KALAU ADA KESAMAAN DALAM NAMA DAN TEMPAT KEJADIAN, MOHON DIMAAFKAN. SAYA SAMPAIKAN SEKALI LAGI, CERITA INI HANYA FIKTIF!⚠️

Guys, votenya dong! Jgn jadi silent readers anjay.

Kalo ada yg blm vote, vote dulu yaa sayang💕 🔪
___

"Zale ...."

Pemuda itu tidak menggubris gumaman lirih Jemma, ketimbang itu, matanya melirik ke arah lain. Baru ia sadari, bahwa sosok Nerida menjadi seorang gadis cantik di masa manapun. Tangannya sampai terulur mengusap peluh di dahi si gadis. Dimitri merasa lucu kepada dirinya sendiri, akibat mudah teralihkan hanya karena wajah mempesona tersebut, dan pantas saja Zale jatuh cinta pada Nerida atau Jemma. Keduanya selalu terlahir menawan, bak memang dianugerahi kecantikan luar biasa oleh Sang Maha Kuasa.

Kala dirinya menikmati semuanya, seseorang masuk tanpa permisi. Pintu dibuka kasar dan tampaklah orang menyebalkan itu. Lirikan sinis ditujukan pada dirinya, namun Dimitri membalasnya dengan tatapan tajam seakan ingin membunuh Myra. Begitu melihat wanita paruh baya tersebut mendekati mereka berdua, Myra terdengar berdecak kesal.

"Sungguh aku tak habis pikir. Padahal obat tidurnya telah bekerja dengan baik, tapi kau tak memanfaatkan momen ini. Apa perlu aku yang memulainya agar kau hanya dapat sisanya saja, Tuan Peterson?"

"Aku urungkan niat untuk melukai fisiknya, sayang sekali jika kulit mulus dan cantik itu tergores sesuatu. Pergilah, aku sudah tidak membutuhkan dirimu," usir Dimitri pada akhirnya.

Myra berkacak pinggang sambil menunjuk-nunjuk wajah datar Dimitri lalu bergantian menunjukkan Jemma sambil berbicara penuh amarah menggebu. "Kalau bukan karena mu, mungkin aku sudah leluasa menghabisi nyawa gadis ini. Adanya kau di sini hanya membuang-buang waktu!"

Set!

"Bilang ke atasanmu itu. Jemma adalah milikku sekarang, dan silakan miliki Zale seutuhnya. Tetap di bawah perairan, cukup menyuruhnya mencegah pria itu supaya tidak kabur," desis Dimitri seraya mencekik leher Myra. Sehingga Myra yang hampir kehabisan napas pun dilepaskan olehnya. "Aku tahu kau tidak sendirian, maka carilah cara membuat wanita setengah ikan mempercayai ucapanmu."

Bom!

Sesuatu hal sepertinya baru saja meledak ketika mendengar perkataan Dimitri barusan. 'Wanita setengah ikan? Dia tahu semuanya?' pikir Myra sangat lemas.

Tangan Dimitri mengibas ke arah Myra, isyarat agar wanita itu pergi dari gubuk ini. Sedangkan dirinya akan menikmati kembali wajah damai Jemma sambil menunggu si gadis terbangun. Myra sendiri merinding. Satu sisi ada makhluk jadi-jadian seperti Mirdin, ditambah di sisi lain Dimitri sangat teliti dan mengetahui seluk-beluk kabar atau celah tersembunyi seseorang.

Mau tak mau Myra memilih pergi. Urusannya dengan Mirdin akan dia selesaikan sesegera mungkin. Berbanding balik saat pikiran Myra tengah kalut, Dimitri tertawa ringan saat Myra benar-benar keluar dari sana.

Jelas Dimitri mengetahui semua, sejak awal rencananya supaya tidak gagal, dirinya mencari tahu tentang Myra terlebih dahulu. Tiba di satu waktu. Dimitri menganggapnya sebagai keberuntungan kala mau memantau kegiatan Zale dan Jemma. Namun, di pertengahan jalan dirinya sempat melihat Myra tergesa-gesa menaiki sebuah taksi. Kebetulan Dimitri lewat jalan memutar dan menjumpai sosok Myra. Setelah di ikuti ternyata Myra ke daerah tempat tinggal Jemma di pesisiran pantai.

Dengan langkah hati-hati dirinya melangkah tenang mengikuti Myra. Tiba di pinggiran pantai barulah Dimitri melihat satu sosok serupa seperti Zale. Bahkan, wanita cantik berambut merah panjang tersebut mampu mengeluarkan kekuatannya di hadapan Myra yang bersimpuh. Agak lama memperhatikan, kemudian si wanita berambut merah alias Mirdin, kembali ke lautan dan menunjukkan sekilas ekor indahnya.

Voices In The Ocean : Cursed Man, Zale Merville [on going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang