⚠️WARNING! INI HANYA CERITA FIKTIF BELAKA. KALAU ADA KESAMAAN DALAM NAMA DAN TEMPAT KEJADIAN, MOHON DIMAAFKAN. SAYA SAMPAIKAN SEKALI LAGI, CERITA INI HANYA FIKTIF!⚠️
Guys, votenya dong! Jgn jadi silent readers anjay.
Kalo ada yg blm vote, vote dulu yaa sayang💕 🔪
___DILARANG PLAGIAT, WALAU NIH CERITA SEPI PEMBACA! AWAS, KETAUAN GUA TEROR!
___Netranya bergulir ke sana dan kemari. Mengkoreksi, serta mengintimidasi setiap lingkungan di tempatnya tinggal, seperti sebelumnya. Rambutnya yang indah, tampak berkilauan bagai tokoh fiksi menjadi nyata.
Jemari lentiknya menyentuk bagian tubuh bawah yang tak kalah indah dan menakjubkan. Ironisnya, ia melemparkan tatapan sendu bergetar menahan gemuruh rasa di dada. Ada rasa takjub, sedih, dan kecewa bercampur aduk tidak merata. Dominan lebih merasakan sedih.
Perlahan tapi pasti, bulir air mata pun jatuh. Itu berubah menjadi benda bernilai. Kian hancur hatinya tatkala menghadapi segala kenyataan, ini sangat sakit. Bahkan kesendirian seperti hampir dilahap sunyi, kalau suara seorang pemuda tak mengejutkan dirinya di kala kepalanya menoleh ke belakang.
Lantas ia beringsut mundur, menarik dirinya susah payah. Tatapan sendu serta nanar itu berubah drastis, ia merasa dalam bahaya. Sontak ia melemparkan tatapan tajam. Rambut panjang indahnya berjatuhan di punggung dan di kedua bahu polosnya.
Pemuda itu tidak menggubris suara berdesis gadis di depannya. Tetap dia mendekat dengan cepat, melepas jasnya dan melampirkanya di bahu kecil itu. Jelas si gadis langsung tersentak, tapi tak urung memberikan jarak lagi, bisa saja orang di depannya sendiri adalah orang jahat dari ibu yang tengah mencarinya.
"Tenanglah, kau baik-baik saja. Kau pasti terkejut karena bangun-bangun berada di sini, ya? Aku membawamu kemari karena mendengar pembicaraan orang-orang yang mau membawamu ke sebuah pelelangan budak," ungkap si pemuda— tampan.
Dia menggaruk kepala belakangnya. "Hmm, kau ... bisa tinggal di sini, tidak? Soalnya aku tak mungkin membawamu ikut bersamaku, takut ada orang di kediamanku bersikap sama kepadamu. Apa kau tidak masalah?"
Gadis itu tertegun beberapa saat, ternyata semua hanya ketakutannya semata. Namun, dirinya masih enggan membuka suara, walau pemuda itu berbicara lembut penuh perhatian tulus kepada dirinya sendiri.
"Kau bisu?" tanya si pemuda, membuat si gadis mendelik tajam.
"Hahahaha ... aku kira kau bisu, maafkan aku. Bercanda," ucapnya kikuk sambil mengibaskan tangan.
Pria berambut pirang menduduki dirinya di dekat gadis itu. Dia menatap lekat sosoknya dari ujung kepala hingga kaki?
Gadis unik ini sangat Familiar, entah siapa itu, mungkin menurutnya kebetulan saja. Rupanya cantik dengan sorot sedikit tajam. Sayang sekali dirinya sulit mendeskripsikan visual gadis itu, jelasnya, sosoknya hampir nyaris sempurna.
Di tengah kediaman satu sama lain, gadis itu melirik ragu ke arah danau, sambil sesekali mencuri pandang ke pemuda di dekatnya. Sadar tak bisa terlalu lama di darat, ia pun akhirnya memutuskan menceburkan diri ke dalam air. Merasakan hal aneh itu untuk pertama kalinya bersama linangan air mata yang berubah menjadi butiran mutiara, setiap bulirnya ia lihat semakin tenggelam.
"Hey! Apa kau baik-baik saja?" teriak si pemuda.
Jujur, dia khawatir sekali ketika gadis itu tanpa aba-aba menceburkan diri ke dalam danau. Padahal tadi dirinya sedang asyik melamun, membayangkan tidur di atas ranjang empuknya. Malah sekarang rasa kantuk menyerang sudah menghilang, akibat gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Voices In The Ocean : Cursed Man, Zale Merville [on going]
Fantasy___ Gadis ini menjalani hari dengan rasa lapang dada. Tiada hari tanpa cobaan melanda dirinya. Walau dicap sebagai orang aneh dan buruk rupa serta perlakuannya yang tergolong kasar, ia akui dirinya hebat bertahan sampai sekarang. Langkahnya memang s...