⚠️WARNING! INI HANYA CERITA FIKTIF BELAKA. KALAU ADA KESAMAAN DALAM NAMA DAN TEMPAT KEJADIAN, MOHON DIMAAFKAN. SAYA SAMPAIKAN SEKALI LAGI, CERITA INI HANYA FIKTIF!⚠️
Guys, votenya dong! Jgn jadi silent readers anjay.
Kalo ada yg blm vote, vote dulu yaa sayang💕 🔪
___Dirinya sudah satu setengah jam lamanya berkutat di ruang kamera pengawas berada. Komputer di hadapannya selalu menghasilkan hasil nihil di setiap pencariannya tak menemukan titik terang. Zacharias mengumpat dalam diam sembari menggebrak meja penuh emosi, sebab sama saja ia tidak menaruh kepercayaan kepada Myra-selaku istrinya sendiri. Tetapi perasaannya memiliki firasat buruk perihal ini semua. Nampak ada campur tangan, entah siapa itu.
Kaburnya Jemma pasti ada sebab dan suatu masalah yang dirinya sendiri tidak tahu. Lantas sakunya ia rogoh, mengetik pesan singkat namun jelas. Berisikan tentang seseorang harus mengawasi pergerakan atau kegiatan Myra sehari-hari, termasuk ibu mertua dan para orang yang ada di mansion-nya sendiri.
Di kondisi begini, banyak orang yang pasti sulit dipercaya. Mereka layaknya musuh dalam selimut.
Sesaat dirinya terdiam dan baru menyadari harus memeriksa keadaan Jay. Dengan buru-buru ia berjalan cepat menuju kamar Jay, sebab mengingat beberapa teks kalimat kiriman si dokter dan kamera tersembunyi di ruangannya menambah kemungkinan ada penyusup di mansion ini. Untuk sekarang Zacharias menahan tidak menaruh kecurigaannya terhadap Myra, namun tetap sang istri dalam pengawasannya langsung. Bertepatan di depan kamar Jay, Zacharias bertemu oleh sang istri yang baru keluar dari sana.
"Jay sedang tidur, temui dia nanti saja Zac," cetus Myra bernada tenang nan lembut tampak biasa mengeluarkan keanggunannya.
Zacharias tersenyum tipis membalas, "Aku hanya mau melihat anakku. Lalu kenapa kau keluar dari sana? Bukankah kau seharusnya berada di samping Jay?"
Raut wajah Myra berubah drastis. Kepalanya perlahan menunduk dan berucap begitu lirih. "Zac, aku tahu kau mencurigai ku. Aku melihatmu begitu terburu-buru di saat aku mau menghampiri mu, sayangnya langkahmu terlalu cepat dan membuat aku mengikuti mu."
"Ternyata kau berjalan ke arah ruangan kamera pengawas, apa kini kau mengetahui semuanya?" tanya Myra bersuara parau sembari mengangkat pandangannya ke arah Zacharias.
Tatapan sendu itu susah diartikan. Zacharias bingung apa maksud Myra, apa Myra memang seperti spekulasinya tadi?
"Jadi-kau mengakui kesalahannya? Bagaimana bisa Myra! Aku telah mempercayai mu selama hampir setengah hidupku!" Myra tersentak karena nada Zacharias mulai meninggi.
Menimbulkan rasa penasaran bagi beberapa pelayan yang lewat sempat menoleh sejenak dan kembali melanjutkan kegiatan masing-masing. Sedangkan Myra sudah menangis sesenggukan seorang diri. "Zac ... aku melakukan itu karena sangat menyayangi dan mencintai mu amat besar. Maaf jika pemberian ku membuat mu marah serta terganggu, aku sungguh bertindak tak sesuai layaknya Nyonya Delmare dan terkesan udik pastinya di matamu."
Kini wajah Zacharias mengernyit heran. Alisnya bahkan hampir menyatu akibat penjelasan Myra yang tampaknya bukan pada topik pembicaraan di benaknya, karena Myra tampak berucap lain tak sesuai dugaannya dan malah membuatnya kebingungan.
"Apa maksudmu, Myra?" Myra kembali mengangkat pandangannya sebentar dan meredam suara tangisnya.
"Sebenarnya beberapa hari lalu aku telah membuat acara makan romantis di taman dalam mansion ini, namun tidak sesuai harapan, kita malah makan bersama di meja makan seperti biasanya, itu tak membuat ku marah, akan tetapi ada perasaan kecewa tatkala sulit mengatakan hal sebenarnya kepada suamiku sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Voices In The Ocean : Cursed Man, Zale Merville [on going]
Fantasy___ Gadis ini menjalani hari dengan rasa lapang dada. Tiada hari tanpa cobaan melanda dirinya. Walau dicap sebagai orang aneh dan buruk rupa serta perlakuannya yang tergolong kasar, ia akui dirinya hebat bertahan sampai sekarang. Langkahnya memang s...