⚠️WARNING! INI HANYA CERITA FIKTIF BELAKA. KALAU ADA KESAMAAN DALAM NAMA DAN TEMPAT KEJADIAN, MOHON DIMAAFKAN. SAYA SAMPAIKAN SEKALI LAGI, CERITA INI HANYA FIKTIF!⚠️
Guys, votenya dong! Jgn jadi silent readers anjay.
Kalo ada yg blm vote, vote dulu yaa sayang💕 🔪
___"T—tolong ... siapa— pun, tolong aku."
Suaraku tidak terdengar keluar. Tenggorokan ini sungguh sakit bercampur panas, belum lagi tubuhku terasa remuk redam. Air mata ini jatuh berlinangan, lalu, mulai kutatap sekitar dengan seksama. Ini tampak seperti sebuah gubuk yang nampak terbuat dari ala kadarnya bahan anyaman kayu.
Sayup-sayup kudengar derap langkah seseorang mendekat, diperkirakan kalau jumlahnya lebih dari satu orang. Aku tebak orang-orang itu adalah orang suruhan Rylie. Ngomong-omonvg, ke mana pria brengs*k itu? Aku sama sekali tak melihat batang hidungnya ketika membuka mata sedari tadi.
Cklek!
Pintu terbuka di ruangan yang aku tempati. Di sini sangat gelap, sehingga cahaya menyorot dari luar masuk dan menyilaukan pandangan. Aku memicingkan mataku, kedua orang mendekat dan satunya menyalakan sebuah lilin. Barulah ketiga orang itu terlihat jelas.
"Nona, malang sekali nasibmu. Seharusnya kau mematuhi ucapan Tuan Rylie saja, dan lihat. Kau sekarang hanya seorang mahluk cantik yang layak hanya cukup di pajang!" tunjuknya padaku dengan lancang.
Aku belum menyadari sesuatu, namun salah satu dari mereka tampak menghela napas panjang dan menepuk pundak temannya tadi sambil menggeleng. Kemudian dia berjongkok di depanku, raut wajahku sangat datar dan sorotan mataku juga ikut tajam di kala dia memandang iba, mungkin?
"Tuan Rylie berniat menjual anda ke tempat pelelangan. Di sana banyak budak dan benda istimewa dijual. Nona, saya tidak bisa membantu anda, Tuan mengancam akan membunuh anak semata wayang saya, jika saya membebaskan Nona."
"Hahaha ... kau sama liciknya dengan orang itu, berharap aku percaya? Tentu tidak!" sentak ku.
"Nona, anda masih tidak sadar apa yang terjadi? Kami saja bingung mengapa anda jadi seperti ini?" sela yang lain turut menampilkan raut kebingungan.
Seperti ini? Maksudnya nasib ku sekarang, begitu?
Orang pertama menghinaku pun angkat bicara kembali. "Sadarlah Nona, anda sekarang bukan seorang manusia!" serunya menatapku kesal.
Perkataan mereka membuatku melirik ke arah tubuhku sekarang. Tiada ekspresi yang ku tunjukkan selain wajah pias pucat milikku. Jantungku seakan-akan berhenti berfungsi, lidahku amat kelu dengan mata bergetar penuh bendungan air mata. Entah ini air mata yang ke berapa, aku tak lelah mengeluarkannya.
Orang di depanku tadi mengambil mutiara berwarna putih yang tersebar di lantai berupa masih bentuk tanah, dan terlihat mutiara itu sangat indah berkualitas. Dia menyodorkan benda tersebut ke depan mataku. Aku kian tertegun, kilaunya cukup membuat siapa saja terpesona, sehingga ingin menjualnya.
"Ini air mata anda, Nona, kau sungguh bukan manusia lagi," katanya seraya tersenyum tipis.
Aku hanya bisa terdiam. Kemudian mereka akhirnya meninggalkan aku kembali sendirian di ruang pengap ini. Ini menyesakkan, perbuatan Rylie di luar dugaan dan sangat tidak manusiawi. Bagaimana pula diriku bisa berubah?
Mimpi! Aku menolak kenyataan ini.
Tangisanku meraung-raung menyebutkan nama Rylie dan memakinya tanpa jeda. Selama aku hidup, takdir begitu kejam padaku. Mengapa Tuhan menciptakan rasa sakit dan kesengsaraan? Apa aku harus mati dulu, baru tahu jawabannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Voices In The Ocean : Cursed Man, Zale Merville [on going]
Fantasy___ Gadis ini menjalani hari dengan rasa lapang dada. Tiada hari tanpa cobaan melanda dirinya. Walau dicap sebagai orang aneh dan buruk rupa serta perlakuannya yang tergolong kasar, ia akui dirinya hebat bertahan sampai sekarang. Langkahnya memang s...