⚠️WARNING! INI HANYA CERITA FIKTIF BELAKA. KALAU ADA KESAMAAN DALAM NAMA DAN TEMPAT KEJADIAN, MOHON DIMAAFKAN. SAYA SAMPAIKAN SEKALI LAGI, CERITA INI HANYA FIKTIF!⚠️
Guys, votenya dong! Jgn jadi silent readers anjay.
Kalo ada yg blm vote, vote dulu yaa sayang💕 🔪
___"Ini adalah kamar Nyonya, jika anda butuh sesuatu bisa panggil pelayan lewat telepon khusus di dalam," tunjuk Asher menunduk sesaat.
"Terima kasih," balas Pamela singkat menampilkan senyum tipisnya.
Tangan kanan itu Zacharias pamit undur diri, meninggalkan Pamela sendirian yang memegang kunci pemberian Asher. Kehadirannya disambut hangat dan baik oleh para pelayan di mansion ini. Terutama untuk Tom, Tom juga diizinkan tinggal bersama, selagi tidak berada di kubu orang luar.
Pamela menyakini kalau Tom hanya akan setia kepadanya seorang, membuat Zacharias dan lainnya menerima. Belum lagi sosok Zale yang cukup misterius bagi Zacharias dan Asher. Segala orang di mansion ini selalu diperiksa latar belakangnya dan demi menjaga keamanan penghuni, Asher ditugaskan untuk menyelediki para pekerja baru atau orang asing yang masuk ke mansion.
Terlihat dari banyaknya penjaga berlalu lalang melewati seluruh sudut mansion. Ditambah di dekat beberapa meter Pamela berdiri, ada empat penjaga bertubuh gagah, dan kamera pengawas pun tak luput dari perhatian mata tajam Pamela.
Tampaknya Zacharias akan lebih waspada setelah dikhianati oleh Myra selaku mantan istrinya sendiri selama belasan tahun dan menarik beberapa pelayan juga pengawal menjadi berada di kubunya. Pamela sungguh mudah membaca cara Myra bergerak.
Wanita licik itu sengaja tidak pernah mengenalkannya pada Zacharias, pasti karena mulutnya akan berkata jujur demi menjatuhkan Myra. Pamela akui Myra bodoh. Dia terlalu tamak dan kejam, mengabaikan anak-anak, baik itu seperti Jemma ataupun Jay.
Karena terdiam cukup lama di depan pintu, salah satu penjaga di dekatnya pun menegur dirinya. "Perlu sesuatu Nyonya?"
Pamela hampir saja menjatuhkan kunci di tangannya, kalau tidak cepat langsung digenggam. Dia tersenyum canggung. "Tidak, terima kasih, saya akan masuk sekarang."
Buru-buru Pamela masuk dan mengunci pintu. Anehnya pintu di depan matanya ini sangat berat, disertai bunyi yang berbeda dari pintu biasanya. Tangannya meraba pintu itu. Wajahnya mengernyit heran, ini bukan kayu.
"Tuan Delmare mengapa membuat pintu berbeda?" tanyanya pada diri sendiri.
Pamela mengedikan bahu acuh dan membalikkan badan, berjalan ke arah pintu yang terbuka. Dia tersentak mendapati sosok Zacharias berdiri di balkon kamar. Jantungnya berdetak kencang, napasnya memburu di kala pria itu mulai mendekati Pamela.
Pamela beringsut mundur. Sialnya, dia telah mentok dan juga Zacharias kian mendekat mengikis jarak antara keduanya. Tampaklah oleh kedua pasang mata saling menatap tajam.
Zacharias mendekati telinga Pamela dan berbisik, "Aster?"
Jantungnya hampir berhenti dan badannya luruh ke lantai di susul Zacharias merendahkan dirinya, tatkala Pamela melemas mendengar kata bunga aster tersebut. Mata Zacharias sedikit menyipit bersama senyum tipis tercipta di wajah.
"Kau Aster?" tanya Zacharias pelan.
"Itu nama saya ketika saya sering kabur dari rumah, menggunakan nama samaran supaya tak ada yang bisa mencari keberadaan saya. Anda tahu dari mana?" Zacharias semakin yakin akan hal itu saat mendengar penjelasan singkat Pamela. "Saya tanya sekali lagi. Dari mana anda tahu!"
'Jadi— ini kau, Aster?' pikir Zacharias.
Zacharias bangun dan menghembuskan napas lega. Dia hendak pergi melalui balkon seperti kedatangannya. Tapi Pamela mencekal pergelangan tangannya sangat kuat, menyentak Zacharias agar memberitahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Voices In The Ocean : Cursed Man, Zale Merville [on going]
Fantasy___ Gadis ini menjalani hari dengan rasa lapang dada. Tiada hari tanpa cobaan melanda dirinya. Walau dicap sebagai orang aneh dan buruk rupa serta perlakuannya yang tergolong kasar, ia akui dirinya hebat bertahan sampai sekarang. Langkahnya memang s...