"Kak Zi, lu curang ya, ini gue kalah mulu!" ucap Adel kesal, dia melempar sembarang konsol game Nintendo Switchnya.
"Mana Ada, cupu mah bilang aja bosh!" ucap Zee sembari tersenyum mengejek.
"Ahhh, bodo amat, gue ga mau main lawan elu lagi" ucap Adel merajuk.
"Hahahaha, yaudah sini Kak Adel, gue gantian lawan Kak Zee" ucap gadis bondol yang daritadi menunggu giliran.
"Nih Manda, kalau elu menang, gue traktir es teh jumbo 3000" ucap Adel.
"Hahaha, ga mau, si Ella sampe radang gara-gara tiap hari minum itu" ucap Amanda si gadis bondol sembari menerima Konsol game yang Adel berikan.
Saat ini Adel sedang fokus memperhatikan Amanda dan Zee yang sedang sibuk memilih pembalap di game Mario Kart. Eli dan Indah yang lagi lewat sehabis masak Mie di dapur Mess pun berhenti sejenak, menyapa teman-temannya.
"Eh, seru banget mainnya, udah pada makan malem belum?" ucap Indah.
"Iya, pada makan gih" tambah Eli.
"Tadi kita udah makan kok Kak Indah, Ceu Eli, ditraktir Kak Zi Mukidi" jelas Adel.
"Mekdi Del" ralat Zee dengan malas.
"Hahaha, ada-ada aja, eh Kak Oniel kemana Del?" tanya Indah basa-basi busuk.
"Nganter Ci Shani ke Airport kalo ngga salah" ucap Adel.
"Oh, yaudah deh, ayok ce kita dahar sambil ngedrakor" ucap Indah dengan logat sunda yang dipaksakan.
"Dahar mah kasar atuh neng geulis, tuang mereun" ucap Eli mengoreksi dengan bahasa yang Indah tidak mengerti. Setelah itu mereka berdua naik tangga untuk ke kamar Eli, seperti rencana mereka menonton serial Drama Korea.
Saat ini Amanda dan Zee sedang susul-susulan di game Mario Kart. Zee menggunakan Mario dan Amanda menggunakan Toad. Adel tersenyum jahil, jika ia tidak bisa menang dari Zee, maka dia akan membuat Zee kalah dari Amanda. Adel mengendap-endap perlahan dari belakang, dan memeluk perut Zee dan meletakan dagunya di bahu Zee, wajah mereka bersebelah-sebelahan. Zee pun tersentak.
"Del, apaan deh, berattt" ucap Zee berusaha berontak. Walaupun hatinya sangat berharap agar pelukan mendadak ini tidak Adel lepaskan.
"Kamu ngga mau aku peluk Zi?" ucap Adel sembari menghembuskan nafasnya ke leher Zee, dia juga mengubah gue menjadi aku agar lebih menjiwai.
Zee merinding. "Adel, kalau sampe gue kalah, gue smekdown beneran" ucap Zee kesal campur senang.
Adel pun mengeratkan pelukannya dan menggoyangkan dagunya pada bahu Zee, membuat gadis itu refleks kegelian.
"Ahhh, Adel, kalah kann!" ucap Zee sebal, lalu mencubit-cubit kecil lengan yang sedang memeluk perutnya.
"Ahh, sakit-sakit, ampun Kak Zi" ucap Adel berusaha melepas pelukannya, namun ditahan oleh Zee. Zee terus mencubit-cubit kecil lengan Adel sembari tertawa jahat.
"Heh Zee, Adelnya gue, lu apain?" ucap Kathrina tiba-tiba sambil memasang kuda-kuda "cuma gue yang boleh nyiksa dia, hahaha" Kathrina pun ikut muncubit-cubit perut Adel.
"Ahhh, hahaha, sakit-sakit Ampun!" mohon Adel, sebenarnya daripada ke sakit, lebih ke geli sih.
---
"Kamu abis ini langsung pulang Niel, tadi juga abis jaga Lulu sama Marsha di acara IDN kan?" ucap Shani.
"Siap Ci" jawab Oniel singkat, jujur dia kadang masih canggung jika hanya berdua dengan Shani. Shani semacam ada aura yang berbeda dengan member lainnya.
"Kamu katanya lagi belajar nyetir sama Gita?" Shani berusaha membuka obrolan.
"Iya dikit-dikit, soalnya kan pada sibuk" jawab Oniel "kadang aku ada waktu, Kak Gita ga bisa, Kak Gita ada waktu, akunya nugas jaga" jelas Oniel.
"Ohhh, kalau pas lagi ada Aku, sama aku aja gapapa" tawar Shani.
"Mmm, takut ngerepotin Ci, aku sama Kak Gita aja" tolak Oniel halus.
"Hmm, kamu ngga nyaman ya sama aku?" tanya Shani telak.
"Eh ga gitu" Oniel menganggaruk-garuk kepalanya yang gatal "Takut ngerepotin aja"
"Maaf deh kalau ngebuat ga nyaman" ucap Shani sambil bersedekap, mukanya dia buang ke arah jendela.
Oniel pun panik, dia pun refleks menyentuh bahu Shani "Ci Shani, aku tuh beneran deh, mau banget kalau diajarin sama bidadari kayak Cici, tapi selama aku disini aku selalu ngeliat Cici sering sibuk sampe nyempet-nyempetin istirahat. Bahkan tadi sebelum kita berangkat Cici juga istirahat bentar di sofabed depan karena sebelumnya ada photoshoot"
Shani mengubah pandangannya ke arah Oniel yang sedang berbicara. Mata Oniel terlihat tulus.
"Aku mau diajarin Cici, tapi aku lebih suka kalau Cici lebih banyak istirahat, jadi bukan karena aku ga nyaman sama Kamu Ci, jangan mikir aneh-aneh ya" tambah Oniel.
"Aku udah sering kerja sama banyak orang Ci, tapi cuma Cici dan temen-temen di Jeketi yang nganggep aku sebagai temen, sebagai keluarga" tangan Oniel pun berpindah mengenggam tangan Shani. "Jadi, aku juga bakal memperlakukan kalian sebagai teman dan keluarga aku"
Muka Shani sempurna memerah, dia pun refleks menguatkan genggamannya pada tangan Oniel.
"Kalau mau aku istirahat, aku pinjem bahunya dong" ucap Shani malu-malu.
"Boleh Ci, sini, tidur sampe ileran" ucap Oniel sembari terkekeh. Kecanggungan diantara mereka sempurna cair. Disaksikan driver yang hanya geleng-geleng kepala sembari membatin "dasar anak muda"
Shani memejamkan matanya, bahu Oniel terasa nyaman
"Oiya, kalau ada waktu aku pokoknya bakal ajarin kamu nyetir" ucap Shani sambil matanya masih tepejam."Iya, iya, udah sekarang bobo!" ucap Oniel sambil mengelus-elus kepala Shani.
---
"Kak Adel, ajarin aku silat dong" ucap Amanda.
Saat ini mereka berdua sedang menikmati kopi hangat di balkon. Adel berhasil terbebas dari Zee dan Kathrina karena Zee tiba-tiba ditelfon manajemen diminta untuk mengurus sesuatu sedangkan Kathrina memutuskan untuk pulang ke rumahnya mumpung sedang libur kegiatan.
"Hahaha, ini udah kesekiannya loh Mand, kamu minta diajarin, segitu pengennya kah?" tanya Adel.
"Pengen banget Kak, biar bisa jurus peremuk tulang, kayak Chinmi" ucap Amanada menggebu-gebu.
"Mana ada, aku ga belajar di Kuil Dairin" ucap Adel terkekeh. "Yaudah aku ajarin dasarnya dulu ya" akhirnya Adel mengiyakan.
Mereka pun berjalan ke bawah menuju ke lapangan di halaman belakang bersisian dengan kolam renang, baru sekitar jam 8an, belum terlalu malam.
"Pertama-tama, yang dilatih tuh bukan jurus-jurus Mand, tapi ketahanan fisik, push up, sit up, squat jump, lari" ucap Adel "kamu siap ga?"
"Siap sih, tapi aku kan lagi cedera kak Adel, kirain langsung latihan nonjok aja" kata Amanda sembari memperlihatkan Knee Support di kaki kanannya. "Kalau nonjok aku bisa" ucap Amanda sembari memasang kuda-kuda siap bertinju.
"Ayok sparing deh, sini!" ucap Adel sembari ikut memasang kuda-kuda.
Bukannya sparing mereka lebih seperti main tak jongkok, dengan Adel mengejar Amanda sedang Amanda berlari-lari menghindar sembari tertawa-tawa.
"Hah, kapan deh ada momen ketawa-ketawa gitu sama gue" Lagi-lagi suara batin Zee hanya memperhatikan dari jauh. Padahal kalau niat bergabung, ya tinggal gabung aja. Tuh, buktinya Indira melihat Amanda dan Adel kejar-kejaran, jadi ikutan bermain seperti Anak kecil. Disusul Callie dan Raisha. Fix, sekarang mereka memang lagi main tak jongkok.
Bersumbang
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Beloved Bodyguards (TAMAT)
FanfictionDi suatu semesta lain, Adel dan Oniel adalah Kakak Beradik yang dibesarkan di panti asuhan, sampai suatu kejadian memaksa mereka untuk menjadi pelindung bagi-bagi member-member grup Idola ibukota. Bagaimanakah keseruan perjalanan mereka? - Sebenarn...