Kusandarkan kepadamu
Kepalaku pada pundak kananmu itu
Hanya dengan ku bersandar
Perasaan ini menjadi tenang
Aku bahagia
(Migikata)Di ruang kamar yang tidak terlalu luas, dua gadis sedang duduk saling pandang. Es teh yang sudah mengembun seakan menjadi saksi perbincangan cukup serius yang sedang mereka bahas.
"Jadi, tadi kamu dicium Adel dalam kondisi dia mabuk?" tanya Fionya, sekali lagi memastikan cerita Freya.
Freya menunduk lalu mengangguk, enggan menatap wajah Fiony, gadis itu pasti marah sekali saat ini.
"Yaudahlah, toh dia ga sengaja dan ga sadar juga, bahkan ngiranya kamu Flora" ucap Fiony santai, ia lantas menegok sisa Es Teh yang daritadi dianggurkan di lantai.
Freya mendongak seolah tidak percaya "Kamu gapapa?"
"Ya mau gimana lagi, kan ga mungkin di rewind juga hehe" kekeh Fiony.
Entah kenapa sifat Fiony yang begitu tulus dan pengertian seperti itu, malah membuat Freya merasa makin berasalah. Padahal dia kan korban Adel.
"Mmm, kalau kamu mau, kamu boleh kok gantiin bekas yang Adel kasih""Hmmm, maksudnya?" Fiony yang saat ini sedang melepas pakaian bekas latihannya dah hanya mengenakan tank top hitam, entah mengapa membuat debar jantung Freya makin keras.
"Ma-maksudnya, ini" Freya menunjuk bibirnya "Cepio berhak buat nyium juga, ka-kalau mau" suara Freya terbata.
Fiony yang mendengar terdiam beberapa saat, seperti harus memproses kata-kata gadis hitam manis yang ada di depannya. Tak lama muka putihnya memerah, matanya langsung terfokus pada benda merah muda yang ada di wajah Freya.
"Ga mau ya?" ucap Freya setelah melihat reaksi Fiony yang diam saja.
"Kata siapa? Mau banget!" ucap Fiony tiba-tiba "Tapi malu"
"Malu apa gengsi?" kekeh Freya.
Lantas Freya berdiri perlahan, mendekati Fiony yang masih terpaku di depan lemari, gadis yang lebih muda dari Fiony itu perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Fiony. Mata Fiony terpejam pasrah, siap menerima takdir cintanya. Secara perlahan perasaan hangat menyelimuti Fiony. Ciuman itu berlangsung singkat saja tapi berkesan dalam karena itu juga kali pertama bagi dirinya untuk merasakan hal tersebut. Saat matanya terbuka, pemandangan yang terlihat di depan matanya adalah pemandangan yang ingin ia lihat sampai akhirnya hidupnya.
"Aku jarang ngomong gini, tapi aku sayang banget sama kamu" ucap Fiony lirih.
"Me too, sayang banget sama kamu Fiony" Freya memeluk Freya erat.
-0-
Para member saat ini sedang berlatih di Theather untuk persiapan last show Shani, sudah tidak bisa diundur. Meredamnya segala issue soal Freya dan malah membalik menjadi simpati yang besar. Di depan Theather, berkumpul sekitar 15 penjaga yang menyamar sebagai pengunjung biasa agar tidak terlalu menimbulkan kecurigaan. Adel, Oniel, Jesslyn dan Tasya berada di dalam untuk memberikan penjanggan khusus. Hampir semua member hadir latihan, kecuali 3 orang karena kasus itu.
Jesslyn saat ini sedang memutar-mutar Mouse besinya, merasa keyboard terlalu besar dan tidak efesien, gadis itu mengubah senjatanya menjadi mouse besi, agar bisa ia lempar saat bertarung. Tasya sendiri sedang ikut menari bersama teman-temannya, mengenang masa-masa saat dirinya masih bagian dari mereka. Adel dan Oniel masih siaga berkeliling sekitaran stage dan back stage, memastikan semua aman. Saat itu sudah pukul 10 malam, kemungkinan latihan akan segera berakhir.
"Guys, untuk lagu terakhir kita coba yuk, abis itu pada langsung pulang ya, besok masih ada latihan terakhir" ucap Shani memberi komando "Pelan-pelan naik panggungnya, Jessi-Olla, jangan lari-lari!" perintah sang kapten, melihat adik-adik kecilnya terlalu semangat untuk naik ke stage.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Beloved Bodyguards (TAMAT)
FanfictionDi suatu semesta lain, Adel dan Oniel adalah Kakak Beradik yang dibesarkan di panti asuhan, sampai suatu kejadian memaksa mereka untuk menjadi pelindung bagi-bagi member-member grup Idola ibukota. Bagaimanakah keseruan perjalanan mereka? - Sebenarn...