"Hal yang terjadi sama kak Gita bener-bener diluar perkiraan, kita terlalu fokus sama teror-teror dari oknum ex-member, sampai lupa kalau masalah yang kayak ginian juga ada" Adel berkata sembari menarik nafas berat, dia juga merasa menyesal belum bisa jadi bodyguard yang baik.
Flora, Freya dan Fiony yang saat itu sedang di kamar Adel pun hanya bisa memberi semangat pada Bodyguard kesayangan mereka itu. Musibah yang menimpa Gita memang jauh diluar nalar, efek Dheo yang sudah terlalu nekat. Saat sedang saling menguatkan tiba-tiba handphone Adel bergetar.
"Iya Teh?" tanya Adel, ternyata dari Melody.
"Seriusan, di daerah mana?" tanya Adel nada sedikit berubah lebih serius.
"Ah, ya aku langsung kesana" ucap Adel memutus panggilan telfon.
"Ada apa Del?" tanya Flora bingung dengan perubahan ekspresi Adel.
"Ada laporan, member ketauan ngelanggar Golden Rules, aku disuruh teh Imel, mastiin, kalau bener diminta bawa ke Mess" ucap Adel serius.
"Hah siapa?" tanya Freya penasaran.
"Belum bisa aku kasih tau, kalian tunggu dulu disini ya!" Pinta Adel, sebelum keluar kamar, ia mengenakan jaket Sukajan kebanggaannya dan sekilas mengecup ubun-ubun Flora.
"Ecie, dikokop" Goda Fiony pada Flora yang dibalas pelototan saja.
-0-
"Hhhh" Adel menggeleng kepalanya tanda kecewa "Ci Lyn, dapet laporan dari siapa?" tanya Adel. Ternyata gadis mungil itu, yang memberi laporan pada Melody, dan Melody meneruskannya ke Adel.
"Gue, abis nganter Lia ke rumahnya, terus pas mau balik kok serasa ga asing ngeliat orang-orang ngumpul di warung depan, eh ternyata adik-adik gue sendiri sama cowok-cowok ga jelas, apalagi ada yang sambil ngepod" raut dan nada bicara Lyn sangat menyiratkan kekecewaan.
Saat ini kedua gadis itu sedang duduk di parkiran sebuah warung makan Indomie 24 jam, mata mereka merujuk pada 2 gadis yang sangat mereka kenali.
"Aku konfrotasi aja kali Ci, Ci Lyn pulang gapapa, daripada hubungan Cici sama mereka jadi ga enak" saran Adel.
"hhhh" Lyn menunduk "Jujur gue udah kecewa banget sama mereka, ga gampang perjuangan kita disini loh Del" ucap Lyn "Bahkan yang satu sempet cedera sampai hampir setahun, comeback belum lama, masa udah kayak gini sih, fans pasti kecewa" mata Lyn berkaca-kaca "Gue begini karena gue sayang sama mereka, sayang sama perjuangan yang udah mereka bangun"
"Gue paham Ci, gini-gini gue juga temen cerita mereka, tapi yah, mungkin mereka lagi kebawa suasana aja kali, khilaf" ucap Adel "semoga aja ga ada yang publish mereka, kalau ada, yaudah, resiko harus siap mereka tanggung"
Lyn hanya mengangguk, menyeka sedikit airmatanya. "Yaudah, aku langsung pulang ya Del, jangan kasar-kasar sama temen-temen gue" ucap Lyn. Adel merentangkan tangannya dan memeluk Lyn erat, mentransfer kekuatan.
"Aman" Adel tersenyum, lantas turun dari Mobil mewah Lyn itu.
Adel perlahan berjalan, memperhatikan kedua gadis yang masih asyik dengan dunianya sendiri tidak menyadari keberadaan Adel. Gadis itu pun masuk, baru beberapa orang sadar akan sosok yang hadir, kedua gadis itu bahkan langsung menengok saat semua teman-temannya terlihat menengok ke arah yang sama. Mereka langsung berkeringat dingin.
"Kalian ... " Adel menyebut nama kedua gadis itu "Pulang!"
Tanpa protes, tanpa melawan, kedua gadis itu langsung beberes dan berjalan mengikuti Adel. Sesaat Adel berhenti "Mas kalau mau videoin diem-diem jangan terlalu kentara gitu" ucap Adel pada seorang Pria ynag langsung gugup dan menyimpan hapenya ke dalam kantong. Kedua gadis yang di belakangnya langsung panik, jadi selama tadi, ada yang merekam mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Beloved Bodyguards (TAMAT)
FanfictionDi suatu semesta lain, Adel dan Oniel adalah Kakak Beradik yang dibesarkan di panti asuhan, sampai suatu kejadian memaksa mereka untuk menjadi pelindung bagi-bagi member-member grup Idola ibukota. Bagaimanakah keseruan perjalanan mereka? - Sebenarn...