Malam itu suasana mess cukup lengang, efek libur panjang kegiatan. Yah cuma 3 hari, tapi bagi para member yang kegiatannya padat sudah cukup panjang. Di Mess saat ini hanya ada 2 Bodyguard kesayangan kita semua, Freya, Shani, Eli dan Amanda. Amanda sebenernya hari itu ingin pulang ke bandung, namun di tahan Eli, dia minta untuk pulang bersama besok saja. Amanda pun menurut, daripada di travel sendirian seperti anak hilang.
"Ci Shani ga balik ke Jogja?" tanya Adel, sembari menyeruput kopi susu hangatnya.
"Engga, nanggung cuma 3 hari" jawab Shani.
Saat ini mereka bertujuh sedang berkumpul di ruang depan. Freya, Zee dan Amanda sedang asyik bermain kartu Uno. Oniel, Adel, Eli dan Shani yang sedang malas bermain, hanya bercengkrama santai saja. Lebih banyak menceritakan Last Photobook Shani. Jujur Oniel ketika pertama kali melihat Shani berada di paris, merasa bahwa gadis manis itu sangat jauh untuk di jangkau. Sekali pun Shani sudah jujur soal perasaanya, apakah dia layak bersanding dengan gadis sesempurna Shani. Oniel mendesah pelan, lantas menyesap kopinya. Kembali larut pada obrolan bersama teman-temannya.
Jam sudah menunjukan pukul 11 malam, perlahan-lahan semua member mulai masuk ke kamarnya masing-masing. Kecual Zee, dia masih berbincang hangat dengan Adel, sekadar melepas rindu, efek sibuk shooting. Oniel sendiri entah mengapa merasa malam ini terlalu tenang, perlahan dia pun keluar, menuju teras depan, dia memandangi pos security di samping gerbang mess, perlahan mendekat kesana, dia bisa melihat Pak Hussen, salah satu security mess sedang mengopi sembari menonton bola. Enggan menganggu, Oniel balik badan kembali ke dalam mess.
Zee dan Adel masih asyik berbincang. Oniel pun ke kamarnya, mengambil pisau karambit lalu menyimpannya di sabuk. Sepertinya malam ini dia harus begadang, perasaan tidak nyamannya tidak hilang-hilang. Oniel pun keluar kamarnya, ingin meminta Adel untuk bersiap juga. Saat ini dia baru sadar, bahwa tidak ada suara dari Adel dan Zee di ruang depan, Oniel panik, lantas berlari menuju ruang depan, kosong. Oniel makin panik, sampai akhirnya dia mendengar suara dari dapur, Oniel langsung berlari mengecek, ternyata Adel dan Zee, sedang ingin memasak Mie Instan.
"Kenapa kak, kayak ngeliat setan?" tanya Adel heran.
"Gapapa, mending lu jaga-jaga Del, siapin Brass Knucle-lu" perintah Oniel, meskipun heran, Adel menurut dan menyerahkan panci genggamannya pada Zee.
"Emang mau ada apa Kak?" tanya Zee.
"Ga tau, jaga-jaga aja, mending kak Zee nginep di ci Shani atau yang lain, jangan tidur sendiri ya!" titah Oniel.
"Apa aku kumpulin di satu kamar aja kak?" tawar Zee.
"Boleh, yuk aku bantuin!" balas Oniel, lantas ia ke atas bersama Zee, membangun Shani dan Eli, meminta mereka berkumpul dalam satu kamar.
Akhirnya di putuskan di kamar Shani yang paling luas, tak lama menyusul Amanda dan Freya yang sudah setengah mengantuk.
"Ini ada apa sebenarnya?" tanya Freya heran.
"Perasaanku ga enak aja sih hehe, sekali-sekali tidur bareng gapapa kan?" tawar Oniel. Amanda dan Freya mengangguk menurut. Adel masuk ke kamar Shani dengan membawa beberapa matras lipat, lalu meletakkannya di bawah.
"Biar ga langsung di lantai" kekeh Adel, setelah itu Amanda dan Freya melanjutkan tidur mereka di matras.
Shani, Eli dan Zee tidak bisa kembali tidur, mereka terbawa khawatir. Oniel meminta Adel untuk berjaga di tempat. Oniel pun turun, memeriksa seluruh bagian Mess, berharap tidak semua rasa tak nyaman ini hanya perasaanya saja. Matanya memicing saat melihat ruang security yang nampak terlalu sepi, Oniel lantas berlari mendekat-
Trranngkk! Tiba-tiba di depannya, sudah tersebar shuriken.
"Anjing! bener dugaan gue, keluar kalian!" seru Oniel, ia lantas memakai pisau karimbit di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Beloved Bodyguards (TAMAT)
FanficDi suatu semesta lain, Adel dan Oniel adalah Kakak Beradik yang dibesarkan di panti asuhan, sampai suatu kejadian memaksa mereka untuk menjadi pelindung bagi-bagi member-member grup Idola ibukota. Bagaimanakah keseruan perjalanan mereka? - Sebenarn...