47 : S2 - Memeluk Luka

1.6K 237 6
                                    

Shani dan Eli saling mengenggam tangan satu sama lain, seakan memberi kekuatan dari perih yang mereka rasakan saat mendengar cerita Oniel. Mereka berdua yang berencana memang ingin bergabung dengan Oniel dan Indah di ruang depan, malah mendengar kisah masalalu yang begitu memilukan.

"Ci, Ceu, kalau emang mau dengerin gabung sini aja" ucap Oniel lembut tiba-tiba.

"Eh, ah" Shani gelagapan merasa bersalah sudah mencuri dengar, begitu juga dengan Eli.

"Maaf ya Niel, ga sengaja kok aku sama Eli dengernya" ucap Shani setengah terisak.

Oniel tersenyum, ia pun menarik tangan kedua gadis di depannya itu untuk duduk di sofa.

"Udah gapapa, kalau kalian yang tau aku gapapa kok" ucap Oniel.

-0-

"Kenapa ayah ngga pernah pulang Oniel?" tanya Adel pada Oniel.

"Katanya Ibu selingkuh, dan laki-laki yang dia bawa itu selingkuhannya" jawab Oniel.

"Selingkuh?" Adel kecil tak mengerti.

"Yah, gitu deh, pokoknya ga baik" jelas Oniel bingung. Adel hanya mengangguk-angguk saja.

"Hei, kok masih disini?" tanya Kinal pada Adel dan Oniel yang masih terduduk di kasur susun mereka. "Ih cantik banget Oniel makai seragam" pujinya.
"Hehe, makasih kak Kinal" jawab Oniel.
"Aku mau kak, kayak Oniel" Adel berkata dengan nada merengek, dia perlahan mendekat lalu memeluk gadis itu.
"Nanti ya, sekarang Adel belajar dulu di Panti sama Mira" jelas Kinal. Rumah Asuh mereka, memang cukup kesulitan pendanaan untuk taman kanak-kanak, dikarenakan biaya masuk TK yang tidak masuk akal. Jadi, solusinya para Kakak Asuh disana, akan mengajarkan hal-hal dasar kepada mereka.

"Yuk Salapan!" Mira tiba-tiba masuk ke dalam kamar dengan senyumnya menyebalkannya.

Adel dan Oniel tersenyum lantas bergegas mengikuti jejak Mira. Wangi nasi goreng dari dapur Rumah Asuh tercium begitu menggoda, apapun yang ada di rumah ini selalu sederhana, tapi penuh dengan cinta.

---

Sudah beberapa tahun sejak kejadian itu, Adel sudah SMP kelas 7 dan Oniel saat ini sudah kelas 9, mereka masih tinggal di rumah Asuh. Sedikit kegundahan sedang mereka alami saat ini, Oniel dan Adel makin kesini merasa menjadi beban, ditambah tak sedikit gunjingan dan cemooh dari belakang atau terang-terangan yang mereka terima saat orang-orang di sekolah membuat mereka bertekad untuk bisa mandiri secepatnya. Mira sudah berkali-kali mengingatkan mereka untuk tidak mengambil hati kata-kata dari para perundung dan orang-orang tak berhati yang menganggap bahwa orang-orang panti yang tidak jelas asal atau nasabnya pasti buruk. Tapi Oniel dan Adel cenderung keras kepala pada pemikiran mereka untuk bisa mandiri secepatnya.

Mereka sudah mencoba berbagai pekerjaan, dari berjualan asongan di pinggir jalan, menjadi reseller jajanan di kantin, sampai mengamen, tidak banyak yang berhasil, kecuali mengamen. Berjualan asongan dipinggir jalan, membuat mereka bersaing dengan pedagang lainnya, apalagi rata-rata pedangang itu punya back-up Preman, Oniel dan Adel mau tak mau harus tersingkir. Menjadi reseller dagangan di kantin awalnya menjanjikan, sampai ada yang menfitnah, karena itu daganan anak-anak panti, tidak terjamin kebersihan dan kesehatannya, perlahan penjualan mereka menurun. Ketika mengamen dari Pujasera dekat panti, dengan wajah mereka yang cukup manis ditambah suara Adel dan Oniel yang merdu dan khas, penghisalan mereka lumayan. Sampai suatu hari ketika perjalanan pulang mereka di cegat preman sana dan dimintai jatah. Adel dan Oniel pasrah dan menyerahkan sebagian besar penghasilan mereka hari itu, setelah seminggu mengamen dan hampir sebagian besar hasilnya dipalak, mereka akhirnya berhenti.

"Nyari kerjaan susah ya kak?" ucap Adel sedikit retoris, saat ini mereka sedang membantu menyusun makan malam untuk adik-adik mereka. Saat ini memang yang tertua di panti adalah Oniel dan disusul Adel dan Mira.

Our Beloved Bodyguards (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang