"Tolong, kalau mau macem-macem ke saya aja, biarin adik-adik saya pergi" Mohon gadis itu dengan nada tercekat, wajah tegasnya tetap terlihat meskipun matanya nanar memandangi 5 tunawisma yang merubungi mereka dengan wajah mesum. Tiga gadis yang ada dibelakang dirinya terlihat sangat ketakutan. Memejamkan mata.
"Hahaha, buat apa kita ngebiarin 3 mangsa lezat kayak gini pergi" ucap salasatu tuna wisma yang sepertinya pemimpin mereka, karena badannya paling besar. Perlahan dia pun mendekat.
Wajah gadis yang di depan makin pasrah, dia memejamkan matanya. Dia merasakan ada tangan kasar menyetuh pipinya, airmatanya menetes. Dia menyesal, seandainya dia tidak memberi Ide untuk berjalan-jalan selepas kegiatan di venue yang jarang mereka datangi. Seandainya dia menerima ajakan pulang dari kapten mereka, semua ini pasti tidak terjadi, dan bodohnya dia membahayakan ketiga teman yang sudah dia anggap adik sendiri.
"ANJING, NGAPAIN KALIAN BANGSAT!"
Tiba-tiba terdengar suara wanita berteriak dari arah lain, lalu.
Bugh! Brak! Dhugh!
Suara pukulan dan tendangan terdengar, perlahan gadis itu membuka matanya. Dia terbelalak dengan pemandangan yang ada di depannya. Tuna wisma berbadan besar terkapar di tahan dengan darah mengalir dari mulut dan hidungnya. Ada dua wanita berdiri dengan menggunakan jaket Sukajan dengan logo macan putih, menghadang 4 tuna wisma lain yang sepertinya ingin membalas perbuatan mereka.
Kedua wanita itu memasang kuda-kuda, seperti silat tapi bukan silat. Ke-empat tuna wisma itu mengernyitkan dahinya, jaket sukajan itu seperti tidak asing.
"Anjing, mereka adek-adeknya Boby Kaisar" ucap salahsatu dari mereka panik, setelah mengetahui siapa kedua wanita itu. Menyadari berhadapan dengan orang yang salah, keempat tuna wisma itu lari tunggang langgang, meninggalkan pemimpin mereka yang masih pingsan.
Salahsatu dari gadis itu berbalik, menatap keempat gadis itu khawatir.
"Kalian ngga apa-apa kan?" ucapnya dengan nada sedikit berat untuk ukuran perempuan.
Gadis paling depan otomatis menggeleng, namun perlahan airmata yang daritadi ia tahan pun keluar dengan derasnya. Secara refleks dia memeluk gadis yang ada di depannya. Ketiga gadis lain yang ada dibelakangnya pun ikutan memeluk gadis itu, yang saat ini ekspresi khawatirnya berubah menjadi bingung.
"Ini gue musti ngapain kak?" kurang lebih itu tatapan yang gadis itu berikan kepada kawannya.
"Nikmatin aja" balas gadis itu dengan menggerakan mulutnya yang direspon kerlingan malas gadis yang sedang dirubung pelukan 4 orang.
"Ehm, kalian kenapa disini malem-malem, dan kenapa make baju lucu?" komentar gadis yang tidak ikut dipeluk.
"Eh, kita abis ada konser di lapangan sana kak, terus pulangnya lewat sini karena penasaran sama bangunan vintage-nya, kalau malam katanya bagus" ucap gadis yang daritadi sepertinya paling tua diantara mereka.
"Konser? Dangdut?" tanya gadis yang tidak dipeluk itu heran, pakaian 4 orang ini memang mirip biduan jepang.
"Bukan kak, kita J-Pop, JKT48, tau kan?" jawab salahsatu gadis yang kulitnya paling putih, looks-nya bahkan seperti orang jepang asli.
"Oh jeketipatlapan, Melodi, oi oi oi?" ucap gadis yang dipeluk.
"Hahaha, Kak Melody udah jadi Manajer Kak, sekarang penggantinya kita-kita ini" ucap gadis lain dengan nada sedikit tengil. "Oiya, aku Kathrina" ucap gadis itu sembari menjulurkan tangan ke orang yang baru saja dia peluk.
"Udah pelukan baru kenalan, aneh juga, Gue Adel" ucap gadis itu menyambut jabat tangan dari Kathrina.
"Kalau Aku Marsha Kak" ucap gadis dengan kulit paling putih dan berwajah jepang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Beloved Bodyguards (TAMAT)
FanficDi suatu semesta lain, Adel dan Oniel adalah Kakak Beradik yang dibesarkan di panti asuhan, sampai suatu kejadian memaksa mereka untuk menjadi pelindung bagi-bagi member-member grup Idola ibukota. Bagaimanakah keseruan perjalanan mereka? - Sebenarn...