"Jenal itu apaan?" tanya Adel pada Jeane dan Alya yang saat ini sedang bersiap untuk kegiatan pemotretan di salahsatu butik rekanan JKT48.
"Ih, kak Adel denger darimana itu, ga usah di waro kak" ucap Jeane dengan nada sedikit kaget.
"Tau kak, itu mah anak-anak ada aja gimiknya" tambah Alya.
"Oh, kirain karena kalian beneran pacaran" ucap Adel santai.
"Apaan engga, siapa juga yang mau sama Jeane" ucap Alya cepat.
"Oh gitu, iya sih aku mah emang ga ada yang mau" balas Jeane sembari tertunduk, tiba-tiba matanya berkaca-kaca, lantas ia langsung lari ke arah toilet. Alya memandangi semua adegan itu dengan perasaan bersalah.
Adel tersenyum lalu mendekat ke arah Alya "Denial boleh, tapi jangan segitunya, gih susulin minta maaf dan jujur!" nasehatnya. Alya sedikit ragu, namun akhirnya berlari ke arah toilet.
Adel kembali duduk di salahsatu kursi ruangan itu, sibuk bermain gawai, lantas ia menyadari pintu ruangan mereka terbuka, memperlihatkan seorang gadis tinggi semampai dengan warna kulit eksotis yang indah, khas perempuan Indonesia. Adel sedikit tertegun, lantas ia pun menghampiri gadis itu.
"Mohon maaf nyari siapa ya kak?" tanya Adel sopan, dari potongannya gadis ini sepertinya bukan stalker yang mengikuti Jeane dan Alya.
"Oh, kamu Adel ya?" gadis itu balik bertanya.
"Eh, iya kak" jawab Adel bingung "Kakaknya?" tanyanya.
Gadis tersenyum lantas mengulurkan tangannya "Jinan, aku udah denger banyak soal kamu dari Ci Shani dan anak-anak"
"Oh kak Jinan yang sering dipanggil BossJi sama anak-anak?" tanya Adel memastikan.
Jinan hanya tersenyum mengangguk, jujur baru kali ini Adel merasakan ada gadis yang auranya hampir mirip dengan Shani.
"Aku ada pemotretan juga disini, mungkin karena ex-member jadi diminta" ucapnya sembari duduk, lantas gadis itu mengenggam tangan Adel.
Adel menatap Jinan dengan tatapan bingung.
"Aku mau terimakasih ke kamu, ada sedikit rasa menyesal, setelah lulus malah jadi banyak teror gini, padahal aku harap teman-temanku bisa tetap nyaman dan bahagia disini" Jinan berkata sembari menghela nafas dalam "untungnya ada kamu dan kakak kamu ya?" ucap Jinan memastikan "At least aku tau teman-temanku dilindungi oleh tangan-tangan yang baik dan bertanggungjawab"
Adel tersenyum, lalu mengangguk "Ngga usah makasih kak, udah tanggung jawab aku dan Kak Oniel" balasnya.
Tak lama Jeane dan Alya sudah keluar dari toilet dengan tangan saling tergenggam, Adel dan Jinan yang melihat itu tersenyum. Sepertinya urusan rumah tangga mereka sudah lancar, Pikir Adel.
"Kak Jinannnnnn" Alya dan Jeane berteriak sembari menghambur memeluk gadis tinggi semampai itu. Jinan pun memeluk erat adik-adik generasinya.
"Jeane sama Alya udah gede-gede banget ih" komentar Jinan.
"Apaan sih kak, baru setahunan kok" ucap Alya sembari terkekeh.
Adel tersenyum saja melihat interaksi mereka bertiga. Tak lama sesi pemotretan di mulai, dia berjaga dengan seksma, mengawasi setiap sudut. Mengingat kejadian di Ruang Ganti Lulu, dimana ada yang memasang kamera tersembunyi. Untungnya, siang itu berjalan dengan aman dan lancar.
"Kalian abis ini ada kegiatan apa?" tanya Jinan, setelah selesai semuanya.
"Ga ada sih, baru ada lagi nanti jam 6an, latihan di Theater" jelas Adel. "Rencana pada mau pulang ke mess abis ini" tambahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Beloved Bodyguards (TAMAT)
Fiksi PenggemarDi suatu semesta lain, Adel dan Oniel adalah Kakak Beradik yang dibesarkan di panti asuhan, sampai suatu kejadian memaksa mereka untuk menjadi pelindung bagi-bagi member-member grup Idola ibukota. Bagaimanakah keseruan perjalanan mereka? - Sebenarn...