"Anjing, lu bakal jadiin kematian Yori buat kayak gini?" Febi menarik kerah orang itu.
Orang yang ditarik kerahnya hanya tersenyum "Semua perjuangan butuh pengorbanan Feb"
"Bodo amat bangsat, gue ga ikutan lagi kalau kayak gini!" Febi bersiap memukul orang itu.
"Lu yakin mau ngelawan gue?" Gadis itu melepas cengkraman tangan Febi pada kerah lehernya "Musuh kita itu mereka, ga usah berantem satu sama lain" ucap orang itu dengan nada tenang.
Febi menarik nafas "Awalnya gue mau ngikutin elu terus, tapi kalau gini caranya, elu ga beda jauh sama bajingan diluar sana!" setelah berkata seperti itu Febi pun pergi menjauh "Jaga punggung lu, gue bakal dateng-dateng lagi besok!"
-0-
Pagi hari di Aula Mess yang cukup ramai oleh para member yang sedang latihan persiapan Graduation Concert Shani. Adel dan Oniel mengawasi klien-kliennya dengan terkagum-kagum, kesungguhan dan kerja keras mereka memang patut diacungi jempol. Oniel sendiri terfokus pada sang kapten yang jadi bintang utama di pagi ini, posturnya yang tegap dan tegas namun tetap terlihat lembut begitu menawan di mata Oniel. Adel sendiri tak luput memandangi gadis mungilnya yang terlihat begitu enerjik menarik sembari bernyanyi. Adel tersenyum, Flora pagi ini nampak Indah, mungkin efek sedang berfotosintesis.
"Yuhuuu, semangat banget sih sahabat-sahabatku" tiba-tiba dari ruang depan muncul Tana dengan rambut merahnya yang khas. Member-member pun menyapa Tana sekilas, namun kembali fokus pada latihan mereka. Tana pun memberi tahu bahwa dia membawa banyak makanan dan sudah ia letakaan di meja depan, para member pun berterimakasih kepada Tana.
"Member Virtual, ga ikut konser ya?" tanya Adel, mendekat ke arah Tana.
"Engga, tapi nanti ada Livestream bareng setelah konser kok" jawab Tana "Kak Adel, Kak Oniel, itu di depan makan, oiya sama tadi aku bareng tamu, mana yaaa" ucap Tana sembari menengok kebelakang.
"Hai guyss!" tiba-tiba dari arah depan muncul gadis tinggil dengan memakai kaos putih dilapis jaket denim hitam dan bercelana jeans.
"Kak Febiii!" Muthe yang menyadari siapa gadis yang baru hadir langsung berlari hendak memeluk, disusul Zee, Olla, Freya dan Christy, teman sesama generasi 7 yang lain. Eli hanya tersenyum dari jauh melambai ke arah Febi.
Berbeda dengan reaksi para member, Adel dan Oniel rahangnya mengeras dan langsung menghalangi Muthe dan member generasi 7 lain yang ingin memeluk Febi. Adel juga langsung menarik Tana untuk berdiri di belakangnya. Member yang lain langsung panik dengan sikap Adel dan Oniel.
"Kak Febi ga mungkin penjahat kan? Kemarin kan kakak ke pemakaman Yori" suara Olla sedikit bergetar.
"Pendekar Jerapah Kematian, Girrafebi, kenapa kesini?" jawab Oniel dingin.
Febi terkekeh "Sigap juga kalian jadi Bodyguard" Febi pun lantas menarik lengan jaket denimnya, dan memasang kuda-kuda khasnya yang seperti orang bertinju, kedua tangan di depan kepala. "Kalau mau tau gue kesini mau ngapain, majulah!"
"Ci, tolong anak-anak suruh ngumpul di pojok!" perintah Adel cepat kepada Shani. Shani pun mengangguk dan langsung mengomando para member-member untuk berkumpul di pojok Aula, mereka semua menengang.
Tiba-tiba, Febi sudah melesat dengan tinjunya, ke arah Adel. Adel dengan sigap menangkis namun sia-sia karena ternyata tinju itu tipuan, Febi menghindar dan langsung berlari ke pojok, ke tempat-tempat para member berkumpul. Oniel melihat itu segera berlari menyusul, dengan kecepatan penuh. Oniel lompat dan berusaha merai Febi, namun sayang, gadis itu dengan lincah menghindar. Jarak Febi dan Para member pun makin terkikis, Shani yang merasa bertanggung jawab untuk anggotanya, langsung maju paing depan dengan posisi tangan terlentang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Beloved Bodyguards (TAMAT)
FanfictionDi suatu semesta lain, Adel dan Oniel adalah Kakak Beradik yang dibesarkan di panti asuhan, sampai suatu kejadian memaksa mereka untuk menjadi pelindung bagi-bagi member-member grup Idola ibukota. Bagaimanakah keseruan perjalanan mereka? - Sebenarn...