80 : S3 - Sebahagian Besar Kenangan

1.2K 204 14
                                    

"Oniel, beli eskrim" ucap Adel sembari menujuk gerobak es krim berwarna merah di taman.

"Oniel ga punya uang Adel, maaf ya" Oniel kecil merasa bersalah, daritadi adik kecilnya melihat anak-anak lain merengek minta dibelikan es krim ke orang tua mereka dan di kabulkan. Sedangkan mereka berdua hanya bisa berandai-andai saja, bagaimana sih, rasa es krim yang berbentuk spongebob, apakah es krim cup lebih enak dari es krim dengan cone? semuanya hanya dalam khayalan mereka saja.

"Gapapa, nanti kalau Oniel sudah besar, traktir Adel eskrim yang banyak ya?" pinta Adel, menyadari raut wajah bersalah dari kakanya.

"Oke, Oniel janji" setelahnya, kakak beradik itu berjalan bergandengan tangan menuju rumah, karena langit mulai gelap.

-0-

"kak Oniel, ayo tidur, packing keripiknya lanjut besok aja" ucap Adel sembari mengusap-usap matanya dengan punggung tangan. Tanda mengantuk.

"Adel duluan aja ya, tanggung nih" ucap Oniel yang membungkusi keripik balado buatan dirinya, Adel dan Mira dengan plastik dan Lilin.

"Adel ngantuk kak" anak kelas 3 SD itu memposisikan badannya rebahan kesamping, sembari menatap Oniel yang masih cekatan membungkus keripik itu untuk di titip ke kantin besok. Mira sendiri sudah terlelap di samping baskom keripik, tak kuat.

"tidur di kamar gih, atau samping mira, nanti kakak bangunin ya" ucap Oniel lembut, sejak tinggal di rumah asuh, Adel diajari oleh pembina disana agar lebih sopan pada kakanya. Tidak langsung memanggil nama.

"Disini aja, nanti bangungin ya!" Adel setelah berkata seperti itu langsung terlelap, gadis itu memang mudah sekali tidur.

Oniel tersenyum, lalu mengecup dahi Adiknya, lantas lanjut membungkus. Sayangnya, Oniel tidak tahu, di masa depan, Dagangan mereka yang awalnya laku itu terpaksa gulung tikar dalam waktu cepat karena fitnah tak bertanggung jawab dari orang-orang yang membenci mereka.

-0-

"Kak, kayaknya aku besok aku mau jualan lagi deh, capek, kaga ada hasilnya, mana yang disana pada galak-galak" keluh Adel.

Oniel tersenyum kecut, dia sebenarnya sudah diperingati Mira agar tidak berjualan asoangan di lampu merah Jalan Besar dekat Panti, karena disana sudah ada preman yang memegang wilayah, sehingga yang tidak memberikan setoran tidak akan diberi perlindungan atau izin berjualan.

"Yaudahlah, kita coba yang lain aja Del" Oniel pasrah, tadi saja kalau bukan karena satpol PP tiba-tiba datang, bisa jadi barang dagangan mereka dirampas oleh pedagang lain disana.

"Terus ini, permen, tissue, segala macem mau dikemanain, belinya pake duit nabung loh, sayang" ucap Adel.

"Jual murah aja ke temen-temen sekolah kali" ucap Oniel "atau konsumsi sendiri aja, expirednya masih lama" nadanya terdengar pasrah.

"Sini Ibu bayarin aja, Ibu tau bisa dijual lagi ke siapa" tiba-tiba Pengasuh panti menghampiri mereka sembari menyerahkan beberapa lembar uang berwarna merah.

"Eh Bu, ga usah, nanti kita jual ke temen-temen aja, atau kalau Ibu mau ambil ajaa" tolak Oniel tidak enak.

"Iya bu, kita aman kokkk" Adel ikut menolak.

Namun sang pengasuh panti memaksa, akhirnya uang itu diterima Oniel dan Adel dengan berat hati, belakangan mereka baru tahu, bahwa ternyata dagangan mereka di bungkus kecil-kecil dan dibagikan kepada anak-anak yang lain. Dari situ Adel dan Oniel makin semangat dalam mengumpulkan uang agar bisa membalas kebaikan pengurus panti.

-0-

Seandainya kau tau ku tak ingin kau pergi
Meninggalkan ku sendiri bersama bayanganku
Seandainya kau tau aku kan selalu cinta
Jangan kau lupakan kenangan kita selama ini
(Vierra - Seandainya)

Our Beloved Bodyguards (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang