49 : S2 - Tantroom

1.5K 209 11
                                    

"Baru sembuh aja bisa sekeras ini latihan kamu Del" ucap Freya sedikit terengah.

Adel mendengar itu hanya terkekeh saja, bekas-bekas luka di lengannya, entah mengapa malah membuat pesona gadis itu makin terpancar. Seperti biasa seperti saran Boby tempo hari dulu, Freya makin rajin mengikuti latihan rutin Adel dan Oniel. Yang membuat kedua gadis itu takjub, Freya perlahan-lahan bisa mengikuti pola latihan mereka, bisa jadi gadis itu memang memiliki potensi untuk menjadi pendekar.

"Kak Oniel tumben ga ikut latihan?" tanya Freya heran.

"Dia lagi ada urusan, ga tau dah, musti ke pasar katanya" jawab Adel. Adel pagi itu hanya menggunakan sport tank top dan celana training panjang. Perlahan Freya mendekat dan mengusap otot-otot di lengan Adel.

"Keras banget, aku juga pengen deh" komentar Freya sembari menekuk lengannya, memperlihatkan ototnya yang kecil dan menyedihkan.

"Mana ada Idol berotot, aneh banget sih, haha" balas Adel.

"Heiii, minum dulu nih" ucap Fiony tiba-tiba sembari membawa nampan berisikan teh hangat.

"Yeay, makasih Cepio" ucap Adel antusias.

"Buat Nurdana aslinya ga ada ya! Tapi, aku kayaknya bikin kelebihan jadi yang lebih buat kamu aja deh" ucap Fiony dengan nada menyebalkan.

"Cih, Tsundere" ejek Freya dengan wajah sinis.

-0-

Oniel mengusap keringat dingin di dahinya, suasananya canggung sekali. Dia yang pagi tadi selesai dari pasar untuk bertemu informan Boby perihal pendekar kecil, malah bertemu wanita paruh baya yang kepayahan dalam membawa belanjaaannya. Oniel membantu dengan senang hati, sampai mobil wanita itu, yang dia tidak tahu, sosok sopir di Mobil itu ternyata adalah gadis yang pernah mengisi masalalunya, ya dia, adalah anak sang wanita paruh baya yang baru ia tolong. Setengah memaksa setelah mengetahui fakta bahwa gadis manis yang menolongnya adalah mantan kekasih anaknya, sang wanita paruh baya meminta Oniel mampir ke rumah mereka untuk sarapan.

"Niel, maafin mamah ya, suka maksa" ucap Ariel merasa tidak enak "Lagian kamu juga, disuruh kesini ga main-main, jadi akhirnya beliau gitu deh" tambah Ariel, nadanya lebih santai.
"Hahaha, gapapa Riel, cuma rada canggung aja" jawab Oniel. "Eve mana?" tanyanya.
"Lagi ke rumah Budenya" jawab Ariel.

Tak lama, Ibu Ariel keluar dengan membawa nampan berisi makanan ringan, lalu asisten rumah tangga mereka mengikuti dari belakang dengan membawa teko dan gelas-gelas kecil.

"Ayo ngeteh dulu nak Oniel" ucap Ibu Ariel menawarkan "sambil dimakan nih, seadanya"

"Makasih tante" jawab Oniel canggung, lantas menyeruput teh dari cangkir yang ada di depannya.

"Mmm, Oniel, sebelumnya tante mau minta maaf ya, dulu nyuruh kalian putus" ucapan Ibu Ariel, cukup mengejutkan bagi Oniel.

"Dulu, Saya dan Ayah-nya Ariel terlalu terbutakan oleh status nak Oniel yang anak Panti Asuhan, kami yang kemakan gengsi kami sendiri" ucap Ibu Ariel penuh penyesalan "Sampai akhirnya kami ada momen dimana tersadar, bahwa status dan gengsi ga akan di bawa mati, ngeliat Ariel yang lebih pendiam sejak putusnya kalian bikin kami paham, bahwa keegoisan kita udah ngerebut salah satu cahaya yang Ariel miliki" jelas Ibu Ariel sedikit terisak. Tanpa menyadari muka Ariel sudah merah padam menahan malu, kenapa ibunya bercerita seolah-olah dia ngarep banget balikan sama Oniel sih.

Oniel menelan ludah, lantas membuka suara "Jujur, saya sudah maafin Ariel dari lama kok, termasuk tante dan Om juga, saya ga tahu rasanya punya orangtua yang peduli sama saya, jadi saya anggap tindakan Tante dan Om adalah bentuk peduli pada Ariel, saya sudah ikhlas, jadi mari kita sama-sama mulai lembaran baru ya".

"Balikan berarti?" tanya Ibu Ariel dengan antusias. Pertanyaan itu membuat Oniel dan Ariel tersedak makanan yang sedang mereka kunyah.

"Apaan sih Mah, Oniel udah ada cewek baru, iya kan Niel, si Indah-Indah itu" ucap Ariel dengan nada menyelidik.

"Eh, aku belum ada yang baru kok, cuma ya, sekarang temenan dulu aja Tante hehe, termasuk sama Ariel" jawab Oniel canggung.

"Oh gitu, ya gapapa, saya sama Ayahnya Ariel dulu juga temenan, hahaha" kekeh Ibu Ariel. Baiklah, sekarang Oniel tau darimana sifat supel dan penuh cerita Ariel dapatkan.

"Makasih ya Niel udah mau mampir, salam buat Adel" ucap Ariel saat mengantarkan Oniel pulang, sudah sejam lebih tadi dia berkunjung dan bercengkrama hangat dengan Ariel dan Ibunya.

"Iya, sama-sama" jawab Oniel, perlahan balik badan, namun tiba-tiba tangannya di tahan oleh Ariel.

"Mmm, maaf kalau kata-kata Ibu tadi ada yang kelewatan ya, soal balikan juga ga usah dipikirin, kamu fokus sama kebahagiaan kamu aja" ucap Ariel tulus.

Oniel tertegun, entah mengapa ketika ia mendengar kata kebahgiaan, ada dua wajah yang muncul di benaknya, dan sialnya, Ariel tidak ada disitu. Apakah dia sudah tumbuh menjadi gadis brengsek yang mencintai 2 orang dalam waktu yang bersamaan. Entahlah, tapi Oniel tahu, pagi itu, rasanya pada Ariel sudah berganti, tak lagi harus jadi kekasih, teman atau sahabat rasanya sudah cukup.

"I Know, kamu juga harus bahagia ya!" ucap Oniel tulus, lantas mengelus halus surai rambut Ariel, perlahan berpamitan.

-0-

"Kak Fre, mau coba latihan jurus-jurus dasar ga?" tawar Adel.

"Mmm, boleh sih, jurus apa dulu?" tanya Freya.

"Dasar itu cuma ada 4 gerakan kak" jelas Adel "Kuda-Kuda, pukulan, tendangan dan tangkisan" setelah berkata seperti itu Adel memperagakan gerakannya satu persatu.

"Mmm, lumayan simpel ya" setelah itu Freya pun mengikuti perlahan gerakan-gerakan yang Adel tunjukan.

"Wuih udah bagus itu Kak, coba sekarang diulang 100 kali" ucap Adel dengan nada serius.

"Hah 100 kali?" Freya seolah tak percaya.

"Hahaha, iya, sanggup ga?" tantang Adel.

"sanggup, tapi gak sekarang ah, jadwal aku padet hari ini" ucap Freya lantas menghempaskan badannya ke kursi yang terletak di sebelah kolam renang.

"Btw, kamu tau kan kalau Fiony-" belum selesai Adel berkata.

"Iya, aku tau, tsundere emang dia, ga pernah mau ngakuin" ucap Freya, ya, dia sudah paham bahwa sahabatnya memiliki rasa yang lebih kepadanya.

"Nah, kamunya gimana?" tanya Adel.

"Ga tau sih, aku masih ngarepin kak Oniel" jawab Freya.

"Tapi ya Kak, kalau aku perhatiin, kamu ke kak Oniel tuh lebih kayak adik ke kakak gitu loh rasa cintanya, mungkin karena kamu sulung?" Adel berkomentar.

Freya mendesah pelan, jujur hatinya juga gundah karena itu. Wajah menyebalkan Fiony akhir-akhir ini sering muncul dalam benaknya, apakah itu artinya dia jatuh hati juga pada gadis itu, entahlah.

"Jujur ya Del" Freya berkata sedikit tertahan "kadang aku juga mikirnya gitu, apa aku udah mulai tertarik sama Fiony ya?"

PRANG!!! Suara piring terjatuh bersamaan dengan kue kering berserakan.

Adel dan Freya refleks menoleh belakang, asal suara itu. Mereka terkejut, terlihat Fiony sedang menutup mulutnya seolah tak percaya dengan apa yang baru ia dengar, lantas tanpa berkata apa-apa Fiony berlari menjauh.

"Lah, kedenger sama anaknya" komentar Adel sembari terkekeh.

Bersumbang.

Our Beloved Bodyguards (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang