31 : CNY

2K 228 9
                                    

"Yah, mereka semua udah gue drop kok, termasuk buktinya" ucap Boby "Bukti dari elu juga udah dipake sebagai bukti disidang nanti, ada baiknya emang manajemen Lu kudu tau" tambahnya.

"Sebenernya kita baru omongin ini ke Kak Melody, itu aja dia minta dirahasiaan dulu dari yang lain" jawab Oniel sembari mendesah lelah "Katanya, takut member-member pada panik"

"Manajer Lu ada benernya itu, gue juga mungkin ambil keputusan gitu" komentar Boby "tapi, harusnya bodyguardnya yang selevel kalian ditambahin, ga dua orang doang".

Adel yang daritadi sibuk dengan martabaknya, lantas berhenti mengunyah saat kedua kakanya memandangi dirinya.

"Khnawapa?" tanyanya heran dengan mulut penuh.

Oniel dan Boby berdecak malas, mereka berdua sedang berdiskusi soal masalah pelik, si bungsu malah asyik sendiri dengan martabaknya.

"Ghuwe Pherhatiin kok, lanjhut ajha" ucap Adel lagi.

"Telen dulu, et dah bocah!" ucap Boby kesal.

Sore itu mereka bertiga sedang berbincang di halaman padepokan yang memang tersedia kursi-kursi dan meja-meja untuk menerima tamu outdoor. Adel dan Oniel sedang libur karena besok Imlek, Mess pun kosong selama 2 hari. Diskusi sore itu berakhir dengan usulan beberapa nama pendekar wanita dari padepokan mereka dan padepokan rekanan yang mungkin cocok untuk membantu penjagaan. Saat Adel dan Oniel sedang menekan Boby masalah kapan dia akan segera confess dan melamar Gaby, tiba-tiba ada mobil berhenti di depan gapura padepokan, lantas turunlah 2 orang gadis dengan wajah tak asing.

"Loh, Kak Freya sama Kak Zi?" ucap Adel heran.

"Eh, gue belom cerita ya Del, mereka pada mau nginep. Freya kesini mau dicekin soal energy tenaga dalemnya yang suka keluar tiba-tiba sama bang Boby, kalau Zee kesini karena mau riset soal pendekar buat film barunya" jelas Oniel.

"Sore Pak Boby" ucap Freya dan Zee canggung, mereka pernah bertemu sekali saat lelaki itu sedang menengok Adel.

"Sore, ga usah kaku-kaku, temennya adek-adek abang, adek abang juga, panggil abang ya, bukan pak, inget abang" ucap Boby yang merasa tersentil jiwa mudanya karena di panggil 'Pak'.

"Iya deh pak Boby" ucap Adel dengan nada mengejek, lantas mendekat dan mengulurkan tangan. Uluran tangan Adel dibalas salaman oleh Zee. Adel pun terbahak.

"Maksud gue, tas kalian sini, gue bawain ke kamar haha"

"Ohh, bilang dong Dul" ucap Zee menahan malu, lantas ia memberikan tas punggungnya, begitu juga dengan Freya.

"Ini bentar lagi anak-anak bakal pemanasan, kalau Zee mau ngeliat bisa tunggu bentar disini" jelas Oniel. Zee pun mengangguk sebagai jawaban lantas duduk di tempat yang Oniel persilahkan.

"Kak Freya, sini ikut gue kalau gitu, kita ke kamar" ajak Adel. Freya pun menurut, lantas mengikuti Adel masuk ke rumah dengan nuansa betawi yang cukup khas.

"Wuih, ruang tamu kamu luas banget Del" decak Freya kagum.

"Iya, sengaja soalnya banyak dipake ngumpul-ngumpul" komentar Adel.

"Kak Fre tidur sama aku yak!" pinta Adel. Freya hanya mengangguk saja tidak keberatan.

Mereka pun berjalan menuju kamar dengan pintu cokelat dengan gantungan 'Adel's Room' di depan kamarnya. Freya terkekeh melihat itu, ternyata kamar gadis pendekar di depannya cukup normal. Kamar Oniel di seberang kamar Adel, ditandai dengan 'Oniel's Room' di depannya.

"Itu bang boby yang maksa masang gantungan gitu, pas kita baru banget dia adopsi, padahal kitanya ga mau, alay" komentar Adel melihat Freya terkekeh dengan gantungan itu.

Our Beloved Bodyguards (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang